Pentingnya Memupuk "Writing Energy"

jurnal ulat pekan 6 bunda cekatan iip

Tak terasa, kelas Bunda Cekatan batch 3 Institut Ibu Profesional sudah memasuki tahap jurnal ulat pekan ke-6. Di pekan ini, kami kembali diminta untuk melakukan sesuatu yang baru.

Jika di awal kami banyak memberikan makanan favorit kami untuk dibagikan pada teman-teman, di pekan ini kami diminta untuk memberi hadiah berupa makanan yang disukai oleh teman-teman yang kami temui di camping ground pekan lalu.

Saya senang sekali karena saya pun mendapat hadiah dari teman di camping ground. Saya menjadikan hadiahnya sebagai makanan yang saya lahap di pekan ini.

Makananku Pekan Ini

Fatimah Azzahra, seorang teman dari IP Bandung dari keluarga Manajemen Waktu Publik dan Domestik 1 memberikan saya hadiah berupa rangkuman dari kelas menulis yang pernah beliau ikuti.


Hadiah yang diberikan Teh Lala sesuai dengan peta belajar saya sehingga saya senang sekali menerimanya. Hadiahnya berupa materi "Writing Energy dan Swasunting".

Pentingnya Memupuk Kekuatan dalam Menulis

Yang dimaksud dengan kekuatan dalam menulis atau writing energy bukan hanya sekadar mampu menulis dan menuangkan ide dalam pikiran menjadi tulisan. Setidaknya ada 5 kekuatan dalam menulis yang perlu dimiliki oleh seorang penulis :


1. Mulai dari Ide

Sebuah tulisan pastinya lahir dari adanya ide atau pemikiran. Banyak penulis yang sering mandek karena merasa buntu atau tidak ada ide ingin menulis apa? Oleh sebabnya, kita perlu tau bagaimana seni menangkap ide.

Caranya adalah dengan banyak membaca, mencari informasi dari berbagai sumber dan peka terhadap isu-isu yang terjadi di sekitar lingkungan

2. Mengalahkan Mood

Kalau menulis hanya mengandalkan mood, yang sering terjadi adalah draft menumpuk dan tidak menjadi sebuah tulisan yang selesai. Padahal, menurut seorang teman, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.

Saya sendiri sering mengalami nih, menulis sebuah topik yang menurut saya menarik pada waktu itu. Akan tetapi, tulisannya belum selesai karena harus menyelesaikan pekerjaan lain terlebih dahulu. Di lain waktu, kadang saya merasa nggak mood lagi untuk menyelesaikan tulisan saya yang sudah mengendap di draft tersebut.

Kebiasaan ini kalau dibiarkan dan tidak dilawan tentu akan menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi kalau kita harus menulis karena tuntutan pekerjaan, mau nggak mau mood jelek harus dilawan dan semangat serta gairah menulis itu harus tetap terjaga untuk menghasilkan sebuah tulisan yang enak dibaca.

3. Merangkai Kalimat

Menjadi seorang penulis yang baik selain membutuhkan jam terbang juga tidak boleh berhenti belajar. Salah satunya adalah belajar untuk memperbaiki struktur kalimat agar dapat merangkai kalimat dengan baik dan nyaman dinikmati oleh pembaca.

4. Manajemen Waktu

Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan seorang toddler yang kekeuh ingin menekuni hobi menulisnya, manajemen waktu yang baik adalah kunci keseimbangan peran saya sebagai istri, ibu dan juga freelancer.

The Eisenhower Matrix dapat menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan waktu sehingga hari-hari kita menjadi produktif tanpa mengorbankan waktu beristirahat yang cukup. 

5. Mental Block

Mental block bisa terjadi karena adanya rasa malas, takut, kurang melakukan riset sehingga merasa tidak mengerti dan tidak tau apa-apa, serta terlalu banyak distraksi seperti chit-chat.

Beberapa tips untuk menghempaskan mental block antara lain adalah dengan terus menulis, rajin membaca, masuk ke circle penulis, dan menulislah karena memang panggilan jiwa.

Pentingnya Swasunting

Swasunting dikenal juga dengan self-editing. Alasan seorang penulis harus bisa melakukan self-editing adalah :

  • Mengoreksi tulisan sebelum dipublikasikan
  • Mengecek standar EBI
  • Melihat kesesuaian tulisan dengan genrenya
  • Membuat tulisan lebih rapi
  • Membuat tulisan enak dibaca
  • Memperbesar kemungkinan diterbitkan oleh media
  • Menarik pembaca
  • Menciptakan icon tulisan diri

Masalah klasik yang kerap dihadapi oleh seorang penulis adalah kalimat yang terlalu panjang, boros kata, diksi yang itu-itu aja, pengulangan kosakata serta EBI yang keliru.


Padahal sudah ditempa dengan belajar bahasa Indonesia sejak SD tapi merasa ilmu bahasanya segitu-gitu aja. Hiks!

Permasalahan di atas dapat diatasi dengan beberapa cara berikut :
  1. Memperbanyak titik, kurangi koma
  2. Mengganti kata dan huruf dengan tanda baca
  3. Membuang kata-kata yang mubadzir
  4. Memilih kosakata yang tidak pasaran, caranya adalah dengan banyak membaca untuk memperkaya kosakata
  5. Menyesuaikan tulisan dengan EBI

Makanan untuk Temanku

Selain mendapat hadiah dari Teh Lala, saya juga memberikan hadiah istimewa pada 3 orang teman saya yang minggu lalu berkenalan dengan saya di camping ground.

Saya mencoba untuk ikut tertarik dengan apa yang mereka pelajari dan mencari makanan melalui sudut pandang mereka, kira-kira apa yang dibutuhkan dan membuat mereka senang.

3 orang teman yang mendapat hadiah dari saya di pekan ini adalah Nadya Amalia, Fatimah Azzahra dan Widia Devi K.S. Masing-masing berasal dari keluarga yang berbeda.

Makanan untuk Nadya Amalia

Saya memberikan tulisan yang pernah saya tulis dengan judul "Food Review : Pempekscooter dari Warungscoot serta Perjalanan Bisnis Pemiliknya". Tulisan tersebut berisi perjalanan seorang teman saya yang merintis bisnis dari nol hingga berkembang dan tetap bertahan di masa pandemi seperti saat ini.

Menurut saya, mungkin Nadya akan menyukai hadiah yang saya berikan karena terkait dengan ilmu enterpreneurship yang saat ini sedang ia dalami.

Makanan untuk Fatimah Azzahra

Dengan Fatimah Azzahra (Lala), kami bertukar hadiah. Setelah mendapatkan hadiah dari Teh Lala yang saya jadikan makanan di pekan ini, saya juga memberikan hadiah pada beliau.

Hadiah yang saya berikan berupa tips untuk mengatur waktu ala ibu rumah tangga dengan toddler yang saya dapatkan dari Youtube channel "Beauty & the Beastons" berjudul 15 Real Life Time Saving Mom Hacks to Make Life Easier.

Saya sendiri tertarik dengan cara yang dilakukan oleh Youtuber tersebut dan semoga Teh Lala juga bisa menikmati hidangannya.

Makanan untuk Widia Devi K.S

Berikutnya, saya memberikan hadiah untuk Widia Devi K.S yang sedang mendalami kurikulum PAUD bersama keluarganya. Hadiah yang saya berikan merupakan tulisan saya sendiri yang pernah dipublikasikan oleh website The Asian Parent.

Tulisannya berjudul 5 Jurus Jitu Melibatkan Anak dalam Pekerjaan Rumah Sejak Dini. Sebagai seorang ibu yang memiliki anak usia dini, saya juga suka membuat jadwal kegiatan harian yang akan dilakukan bersama anak. Salah satu aktivitas wajib yang kami lakukan bersama adalah exercise of practical life skill.

Melibatkan anak pada berbagai aktivitas rumah tangga membuat anak lebih percaya diri, merasa dihargai dan menjadi media pembelajaran yang sangat banyak mulai dari pra-menulis, pra-membaca hingga pra-matematika.

Harapan saya semoga Mbak Widia bisa mengambil faedah dari tulisan saya tersebut.

Sekian dulu jurnal tahap ulat pekan ke-6 kali ini. See you on the next journal!

Posting Komentar

0 Komentar