Ilmu Penunjang untuk Mom Blogger

mom blogger

Di pekan keempat kelas Bunda Cekatan batch 3, Institut Ibu Profesional, kami para ulat penjelajah mendapat tugas baru untuk melahap makanan yang disediakan oleh keluarga lain di Hutan Kupu Cekatan.

Minggu lalu, makanan yang saya lahap adalah dari keluarga saya sendiri yaitu keluarga Literasi Non-Fiksi mengenai Serba-serbi Editing Artikel Online. Kali ini, selain belajar dari anggota keluarga, saya juga bebas menjelajah untuk belajar dari keluarga lainnya.

Ada 4 materi pembelajaran yang saya pilih dari keluarga lain. Semuanya tentu ilmu-ilmu yang saya butuhkan sesuai dengan peta belajar saya.


Makananku Pekan Ini

ilmu seo untuk mom blogger
Makananku pekan ini, belajar SEO dasar

Ilmu utama yang saya dapatkan di pekan ini adalah dari GoLive yang dibawakan oleh Talitha Rahma, IP Jakarta, Keluarga Literasi Non-Fiksi.

Saya belajar mengenai SEO dasar yang mana sangat saya butuhkan dalam rutinitas blogging yang saya jalankan. Sebagai orang yang menekuni dunia blog, sehari-hari menulis di blog dan mencoba untuk mencari-cari peluang penghasilan melalui blog, SEO merupakan ilmu yang harus saya kuatkan agar blog saya teroptimasi dengan baik.

Meskipun sudah dua tahun belakangan menulis di blog, saya merasa ilmu SEO saya masih jauh ketinggalan. Sementara, kaidah-kaidah dalam SEO sendiri terus berubah seiring perkembangan waktu dan algoritma mesin pencari.

Apa yang disampaikan oleh Talitha Rahma serta apa yang saya dapatkan dari webinar SEO 101 : Pahami Strategi SEO untuk Pemula, yang dibawakan oleh Ruben Setiawan, Managing Editor theAsianparent, telah saya rangkum dalam satu tulisan berjudul Belajar SEO, Tips PDKT dengan Mesin Pencari.

Makanan Besarku

Seperti yang saya ceritakan di awal, ada 4 makanan lain yang saya dapatkan dari luar keluarga Literasi Non-Fiksi, yang mana masuk ke dalam peta belajar saya dan akan sangat menunjang untuk saya mencapai tujuan di peta belajar saya.

ilmu penunjang untuk blogger
Keranjang makanan ke-1 dan ke-2

1. Self-Image to Build Self Confidence

GoLive oleh :
Puput Maulani Mariam, IP Bandung - Keluarga Komunikasi "Public Speaking"

Public speaking merupakan sebuah skill yang dapat dikuasi karena latihan serta belajar yang kontinyu, bukan hanya tergantung dari bakat seseorang.
 
Ada 4 teknik dalam public speaking yakni percaya diri, teknik vocal, gesture dan komunikatif. Teknik yang dihighlight dalam pembahasan ini adalah mengenai kepercayaan diri.

Hubungan Self-Image dan Self-Confidence

Untuk menimbulkan rasa percaya diri, perlu latihan serta pembelajaran baik dari pengalaman, kesalahan atau kegagalan. Kepercayaan diri ini erat hubungannya dengan self-image yang ada dalam diri.

Self-image sendiri merupakan gambaran atau pandangan yang kita miliki terhadap diri kita sendiri. Saat orang lain bertanya tentang bagaimana diri kita, deskripsi yang kita sampaikan tentang diri kita tersebut merupakan self-image.

Self-confidence yang kokoh tentunya akan terbangun jika kita memiliki self-image yang positif. You are what you said about yourself.

Ketika kita mendeskripsikan diri kita sebagai pribadi yang pemalu, takut untuk belajar hal baru dan tidak nyaman bekerja dengan banyak orang, ya itulah citra diri serta kepercayaan diri yang akan muncul dari dalam diri kita. Begitu pula sebaliknya ya.

Membentuk Self-Image Positif

Setidaknya ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk membentuk self-image yang positif, yaitu :

Tentukan Tujuan

Tujuan adalah kunci agar kita punya pegangan untuk terus berusaha dan berlatih serta berkomitmen terhadap apa yang harus kita pelajari atau kuasai.

Jangan Membesar-besarkan Masalah

Ada hal-hal yang dapat kita kendalikan, ada pula hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Jangan merasa terlalu bersalah terhadap hal-hal yang terjadi di luar kendali.

Belajar Mencintai Diri Sendiri

Hujamkan dalam hati bahwa kita sudah diciptakan sebaik-baiknya. Dalam peradaban ini, setiap orang punya peran uniknya masing-masing sehingga yang perlu kita lakukan adalah fokus untuk menonjolkan sisi positif diri sendiri.

Forgive and Forget

Menghilangkan pikiran negatif, dapatkan ketenangan diri dengan memaafkan.

Membangun Self Confident

Setelah berhasil sedikit demi sedikit membentuk self-image yang positif, selanjutnya adalah melakukan 6 langkah untuk membangun kepercayaan diri :

Mempunyai Komitmen untuk Sukses

Definisi sukses untuk tiap orang pasti berbeda. Teruslah berjalan di lintasan yang membawa kita hingga ke tujuan.

Posisikan Diri di Lingkungan Positif

Membangun kepercayaan diri di lingkungan yang toxic akan jauh lebih sulit. Kita harus mencari lingkungan positif yang bisa mengapresiasi setiap perkembangan diri untuk dapat lebih percaya diri.

Self Acceptance

Menerima bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan ketidaksempurnaan itu adalah di luar wilayah ikhtiar. Sehingga kelebihan yang kita miliki dapat kita optimalkan dan tidak berlarut-larut memikirkan hal-hal yang menjadi kekurangan kita.

Jangan Takut Mencoba

Naik dan turun adalah suatu fase yang pasti dilewati. Jangan terlalu jumawa dan jangan terlalu insecure ketika mencoba suatu hal yang baru.

Bersyukur

Dapat dicoba dengan membuat jurnal syukur. Tulislah hal-hal yang membuat kita mensyukuri apa-apa yang terjadi dalam satu hari. Bersyukur adalah perisai insecure.

Positive Body Language

Emotion dipengaruhi oleh motion. Salah satu hal yang dapat membuat kita menjadi lebih rileks dan meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan tersenyum.

Kepercayaan diri di dalam public speaking tidak dapat berdiri sendiri dan harus dipadu-padankan dengan teknik lain agar public speaking tampak ciamik. Jangan lupakan 3 hal sebelum melakukan public speaking yaitu prepare, practice dan rehearse.

2. Etika Digital Bekal Personal Branding Media Sosial

GoLive oleh :
Karinta Utami, IP Tasikmalaya - Pemasaran Digital dan Media Sosial

Literasi digital memiliki 4 pilar yaitu digital skill, digital culture, digital privacy dan digital ethics. Hal yang akan di-highlight dalam pembahasan ini adalah mengenai digital ethics atau etika digital.

Etika digital adalah tata krama yang digunakan saat berinteraksi di ruang digital. Etika digital dibuat dengan tujuan utama adalah untuk menjaga keharmonisan yang terjadi di dalam ruang digital.

Urgensi Etika Digital

Etika digital ini sangat penting dan mendesak untuk disosialisasikan dan diaplikasikan oleh masyarakat pengguna media sosial (gadget). Jumlah pengguna internet yang semakin banyak di Indonesia menyebabkan etika digital ini memiliki urgensi sebagai berikut :

Membuat Aturan

Dengan adanya etika digital, masyarakat akan mengetahui hal-hal yang boleh dilakukan saat berinteraksi di ruang digital. Masyarakat juga paham bahwa penggunaan internet saat ini sudah memiliki payung hukumnya sendiri. Harapannya, semua pengguna internet dapat berinteraksi di ruang digital tanpa saling berkonflik (meminimalisir konflik).

Membangun Tanggung Jawab

Banyak masyarakat yang salah paham, kalau dalam dunia digital atau dunia maya, mereka merasa diri mereka sebagai anonim. Oknum-oknum tertentu akan bersembunyi di balik identitas anonimnya untuk menyebarkan hoax, ujaran kebencian dan lainnya.

Padahal, jejak digital itu pasti akan tetap terbaca. Mereka yang bersembunyi di balik nama anonim pun dapat ditemukan dan dikenakan sanksi pelanggaran hukum apabila terbukti melakukan hal-hal negatif di ruang digital.

Etika digital membuat masyarakat lebih aware dan sadar sehingga mereka akan membangun tanggung jawab masing-masing saat menggunakan internet.

Bekal Mendidik Anak

Anak-anak terlahir sebagai digital native, tidak bisa terpisahkan dari dunia digital. Orang tua harus membekali diri dengan ilmu literasi digital. Bukan hanya mengajarkan digital skill tapi juga etika digital.

Ruang Lingkup Etika Digital

Ruang lingkup etika digital ada untuk mengatur segala bentuk interaksi di ruang digital. Setidaknya ada dua jenis interaksi di ruang digital yang diatur oleh etika digital yaitu "One to One Communication", interaksi yang dilakukan secara personal semisal menggunakan direct message atau email.

Jenis interaksi di ruang digital yang kedua adalah "One to Many Communication" contohnya adalah ketika kita memposting tulisan atau gambar ke media sosial.

Adapun ruang lingkup etika digital terdiri dari :

Kesadaran

Dibutuhkan kesadaran penuh sebelum kita memposting, meninggalkan jejak di kolom komentar maupun menyebarkan berita. Kita harus sadar akan apa yang kita unggah tersebut memang bermanfaat atau akan menimbulkan konflik atau malah menjadi sumber hoax.

Integritas

Meliputi perilaku jujur, tidak manipulatif, tidak melakukan plagiasi. Selalu cantumkan sumber apabila mengutip dari sumber lain.

Kebajikan

Isi ruang digital dengan konten yang baik, minimal tidak membantu menyebarkan konten yang tidak baik. Tidak memprovokasi, tidak hate speech, saling support konten baik.

Tanggung Jawab

Sebelum melakukan sesuatu di ruang digital harus dipikirkan dulu baik buruknya, dan paham serta bersedia menanggung semua konsekuensi dari apa yang akan kita lakukan di ruang digital.

Hubungan Etika Digital dengan Personal Branding

Tentang apa itu personal branding dan bagaimana membangun personal branding pernah saya bahas dalam tulisan "Mengenal dan Membangun Personal Branding".

Personal branding bisa menjadi salah satu jalan untuk kita mendapatkan peluang, salah satunya adalah karir. Percaya tidak percaya, media sosial dapat dijadikan sebagai portfolio dan pertimbangan suatu perusahaan atau brand untuk bekerja sama dengan kita.

Baik buruknya etika yang kita tunjukkan di dalam jejak digital kita, tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dari perusahaan atau brand untuk mempekerjakan kita.


regulasi emosi untuk blogger
Keranjang makanan ke-3 dan ke-4

3. Serba-serbi Regulasi Emosi

GoLive oleh :
Nurindah FA, IP Jakarta - Keluarga Regulasi Emosi Jiwa 2

Regulasi emosi memiliki arti lebih dari sekedar mengelola emosi. Meregulasi emosi tidak hanya mencakup menahan marah atau tidak sedih berlebihan, tapi ada dua poin penting dalam regulasi emosi yaitu memahami bagaimana emosi diri sendiri dan mengelola emosi.

Memahami Emosi Diri Sendiri

Emosi sifatnya alamiah yang terjadi dalam diri yang terjadi sebagai respon dari kejadian yang terjadi. Emosi idak bisa diabaikan dan tidak bisa dihindari. Dengan memahami ini, kita bisa menyadari bahwa ada yang namanya emosi dalam diri kita.

Emosi sendiri memiliki 3 komponen yakni reaksi fisik seperti jantung berdetak lebih cepat, air mata yang mengalir atau timbulnya keringat dingin. Kedua adalah adanya pemaknaan kognitif yang ditandai dengan pikiran yang terlintas ketika kita menghadapi suatu kejadian. Otak kita akan memberikan sinyal emosi apa yang akan muncul dari kejadian tersebut.

Ketiga adalah ekspresi perilaku, yang sering disalahartikan sebagai emosi itu sendiri. Komponen ini penting karena ia tampak oleh orang luar. Apakah marahnya seseorang meledak-ledak atau hanya menunjukkan ekspresi tidak senang, bagaimana ia menunjukkan ekspresi ketika bahagia atau bersedih.

Kenali bahwa emosi yang kita miliki adalah benar. Selanjutnya mengenali bahwa emosi bersifat adaptif. Maksudnya adalah emosi akan mendorong kita berperilaku sesuai dengan peristiwa yang kita alami. 

Akan tetapi, ada juga hal-hal yang menyebabkan emosi jadi bersifat mal-adaptif yaitu momen di mana kita gagal berperilaku sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Misalnya, ketika kita diberi sentuhan kasih sayang, maka yang biasa kita rasakan adalah senang dan nyaman.

Berbeda dengan seseorang yang pernah mengalami kekerasan seksual, bisa jadi adanya sentuhan itu ia anggap sebagai ancaman sehingga yang ia rasakan adalah takut dan was-was.

Emosi dan Reaksi yang Muncul

Emosi dasar itu terdiri dari 6 yaitu marah, sedih, senang, jijik, takut dan terkejut. Selain emosi dasar, ada juga yang namanya emosi campuran seperti gembira yang merupakan gabungan dari senang dan terkejut. Atau kesal yang merupakan gabungan dari emosi marah dan sedih. 

Seperti yang disebutkan di awal bahwa emosi adaptif akan membuat kita melakukan perilaku yang sesuai dengan peristiwa apa yang terjadi. Akan tetapi, seseorang dapat juga melakukan reaksi terhadap emosi yang dirasakan di mana sifatnya sekunder.

Contohnya adalah saat anak menumpahkan air, mungkin yang pertama kita rasakan adalah terkejut. Akan tetapi, reaksi sekunder yang kita lakukan adalah menunjukkan perilaku marah.

Ada juga emosi yang dimunculkan dengan reaksi bersifat manipulatif. Misalnya, saat anak yang tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi dengan segera.

Meregulasi Emosi

Setelah memahami dan mengenali apa itu emosi, apa saja komponen emosi, bagaimana reaksi yang timbul dari emosi, maka selanjutnya kita akan belajar meregulasi emosi.

Kuncinya adalah dengan tetap menyadari apa emosi yang sedang dirasakan dan atur bagaimana perilaku yang kita tunjukkan terhadap emosi tersebut. Tentunya tergantung dari situasi dan kondisi, apakah perlu kita bereaksi secara berlebihan atau tidak.

4. How to Become Script Writer

GoLive oleh :
Nuri Hasnani, IP Jakarta - Keluarga Literasi Fiksi

Dua pembahasan penting sebelum membuat naskah suatu film adalah merumuskan premis dan membuat sinopsis.

Premis adalah sebuah kalimat utuh yang menggambarkan inti cerita. Terdapat 3 unsur di dalam premis yakni :
  • Karakter
  • Tujuan
  • Halangan

Sementara itu sinopsis adalah ringkasan dari keseluruhan cerita dari awal sampai akhir. Untuk membuat sinopsis sendiri, ada 8 tahapannya yaitu :
  • Perkenalan Karakter
  • Perjalanan Karakter
  • Petualangan Meningkat
  • Kemenangan Palsu
  • Masalah Utama
  • Kekalahan / Keterpurukan Karakter
  • Menuju Kebangkitan
  • Penutup / Pesan Moral

Posting Komentar

0 Komentar