Tips Simpel Cegah Burnout Saat WFH, Kerja Jalan Mental Aman!

Cegah Burnout Saat WFH

Halo, Mae frens! Hari ini mau curhat sedikit tentang pengalaman saya interview di salah satu perusahaan skincare beberapa waktu lalu.

Jadi ceritanya, saya apply di salah satu lowongan pekerjaan yang daya dapat dari Threads untuk posisi Social Media Copywriter. Di sana tidak tertera apakah posisi tersebut mengharuskan on-site atau boleh remote atau work from home (WFH).

Di cover letter, saya jelas-jelas menuliskan bahwasanya saya prefer untuk bekerja secara remote untuk saat ini dan tentunya mengharapkan bisa diterima di posisi tersebut jika memang diperbolehkan bekerja dari rumah.

Tak disangka, saya diundang untuk interview tahap pertama. Setelah selesai, saya memastikan kembali apakah pekerjaan ini bisa dilakukan dari rumah? Ternyataa.. Full time WFO. Wkwk! Dari sana, saya mengatakan bahwa harus berdiskusi kembali dengan suami saya jika harus bekerja di kantor.


Sebenarnya, nggak usah diskusi dengan paksu pun sudah jelas jawabannya 99% tentu nggak diperbolehkan untuk ngantor lagi saat ini. Dari pada debat kusir dan ujung-ujungnya tetap nggak di-acc, yasudahlah kita cari saja peluang yang lebih diridhoi suami di lain kesempatan.

Kenapa, sih, suami saya ini kekeuh banget saya diizinkan bekerja namun hanya jika dilakukan dari rumah? Setelah ngobrol-ngobrol, beliau melihat WFH itu kelihatannya enak banget. Bisa memilih pekerjaan yang waktunya fleksibel, mengatur ritme kerja sendiri, dan yang pasti anak-anak tetap di-handle langsung oleh orang tuanya.

Kenapa Burnout Saat WFH Mudah Terjadi?

Apa yang dikatakan suami saya memang nggak salah. Bekerja dari rumah itu nggak perlu macet-macetan atau naik kendaraan umum, sehingga saya nggak pernah relate dengan teman-teman pejuang KRL, nggak harus ninggalin anak bersama pengasuh atau dititipkan day care, dan mostly memang bisa memilih pekerjaan dengan flexibility working hour.

Terus yang terpenting dan sepengalaman saya, selama menjadi freelancer yang bekerja dari rumah saya nggak pernah mengalami yang namanya terlibat dalam intrik politik dan sikut-sikutan di kantor. Nggak juga bersinggungan dengan orang-orang toksik yang bikin kita teh pengen ghibah wae gitu ya. MasyaAllah, alhamdulillah. Hehe..

Tapi frens, 5 tahun saya menjalani WFH ini, nggak jarang juga saya burnout sendiri. Sebagai orang yang lebih senang bersosialisasi di kehidupan nyata, saya tetap tidak merasa punya teman meskipun ada banyak sekali teman online yang sangat suportif.

Di samping itu, lingkungan rumah juga nggak selalu mendukung untuk fokus bekerja. Saya pernah menuliskan tentang tantangan-tantangan itu dalam artikel berjudul Tantangan Menjadi Ibu Rumah Tangga dan Freelance Remote Worker.

Nggak enaknya, kalau sudah burnout begini akan sulit sekali untuk tidak melampiaskannya pada orang rumah. Mau ngedumel sama siapa lagi gue? Kan kasihan ya anak-anak atau suami, jadi sasaran ibunya saat burnout karena pekerjaan rumah dan pekerjaan di dunia digital yang sering tercampur baur.

Apa Ciri-ciri Burnout Saat WFH?

Burnout itu sebenarnya bukan penyakit, frens. Ini lebih kayak alarm tubuh yang bilang, “Hey, kamu tuh udah capek banget, lho.”

Burnout sering kali muncul tanpa kita sadari sampai akhirnya energi kita benar-benar habis. Pastinya, kalau sudah begini, akan ngaruh ke kesehatan mental kita ya kan? Nah, supaya Mae frens bisa ngeh lebih cepat, ini ada beberapa tanda burnout saat WFH yang paling sering muncul:

1. Susah Menjaga Fokus

Kalau biasanya ngerjain tugas lancar-lancar aja tapi tau-tau buka laptop aja udah terasa berat, itu tanda pertama.

Kita jadi gampang terdistraksi, butuh waktu lebih lama buat mulai kerja, dan otak rasanya kayak penuh aja tapi nggak bisa dipake buat mikir.

2. Mood Naik Turun Tanpa Sebab

Karena sudah terbiasa, kerja dari rumah memang nyaman, tapi karena beban mentalnya sering nggak keliatan, emosi bisa jadi naik-turun. Tiba-tiba jadi gampang kesel, mudah tersinggung, atau ngerasa sedih overwhelmed gitu deh.

3. Capek Fisik Padahal "Nggak Ngapa-ngapain"

Ciri lainnya adalah burnout bisa bikin kita ngerasa pegal, sakit kepala, sakit badan, berat buat ngapa-ngapain, padahal kalau kerja ya di depan laptop aja. Ini bisa muncul karena stress mental yang udah numpuk dan tubuh kita ikut ngasih sinyal lewat rasa capek yang sulit hilang.

4. Produktivitas Nggak Maksimal

Meskipun kita udah mencoba ngikutin tips produktif WFH dari berbagai artikel atau konten di media sosial yang kita konsumsi, kok nggak ada yang ngaruh ya rasanya?

Biasanya bisa nyelesain 3 tugas, tapi sekarang 1 tugas aja rasanya udah berat banget. Deadline-nya sama, tapi energinya berkurang jauh. Kita ngerasa “ngegas” sebentar aja udah bikin lelah sepanjang hari.


5. Nggak Semangat Melakukan Hal yang Disuka

Salah satu cara mengetahui saya lagi burnout itu gampang banget. Saya jadi nggak mood buat ngurusin blog dan nggak selera untuk menonton drama atau film favorit saya. Biasanya pun kalau sudah burnout diajak jalan-jalan aja nggak semangat banget.

Ini merupakan indikator yang cukup kuat. Kalau kalian udah mulai kehilangan minat sama hobi, nggak punya energi buat bersosialisasi, dan merasa pengin ngilang sejenak, itu tanda jelas kalian perlu istirahat.

Ciri-ciri burnout yang saya tuliskan di atas, merujuk pada gejala umum burnout yang banyak disebutkan oleh WHO dan APA (American Psychological Association).

5 Tips Simpel Cegah Burnout Saat WFH

Sekarang Mae frens udah tau yaa kalau orang WFH itu bisa burnout juga dan gimana ciri-cirinya. Nah, lanjut kita masuk ke bagian yang paling dicari orang yakni cara mengatasi burnout yang muncul karena kerja dari rumah.

WFH itu kelihatannya nyaman dan ideal, tapi kalau work-life balance berantakan, ya tetep aja stres bisa numpuk tanpa disadari. Kabar baiknya, ada banyak tips WFH biar nggak stres yang simpel dan aplikatif!

Produktif Saat WFH

1. Buat Batasan Kerja dan Patuhi

Semakin ke sini saya makin sadar bahwa adanya jam kerja yang rutin dan teratur itu sangat penting untuk memberi batasan antara waktu bekerja bersama laptop dengan waktu harus fokus dengan pekerjaan rumah.

Salah satu penyebab utama burnout WFH ya jam kerja yang nggak jelas. Kadang niat mau mulai buka laptop dari pagi, ternyata sampai malam masih asyik mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa dikerjakan esok harinya.

Kalau mau kerja di rumah dan tetap sehat, coba set jam kerja sendiri. Contohnya mulai jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Setelahnya istirahat sejenak dan mulai lagi jam 2 siang sampai 5 sore. Kalau sudah, tutup laptop dan anggap diri kita sudah “pulang kantor”.

Cara di atas merupakan salah satu cara mencegah burnout yang paling efektif dan sering direkomendasikan psikolog kerja.

2. Bekerja di Ruang Kerja Pribadi

Beberapa bulan terakhir, saya lagi nggak punya ruang kerja sendiri karena ruangannya sedang dipakai ibu saya yang menginap di sini. Ini membuat saya sementara waktu bekerja di kamar tidur dan seringnya sih di atas kasur. Wkwk.

Nah, hal ini nggak direkomendasikan ya, frens. Pasalnya, bekerja di ruangan sendiri ternyata bisa membuat otak membedakan "oh, ini tempat kerja" dan "oh, kalau ini tempat istirahat". Hal ini bisa membantu menurunkan stress dan meningkatkan fokus.

Ruangan kerja yang dimaksud nggak perlu yang aesthetic atau fancy gimana gitu. Kecil dan di sudut ruangan juga udah cukup, kok, yang penting kan produktivitas dan kesehatan mental kita terjaga, frens!

3. Jadwalkan Waktu Istirahat

Kadang kalau lagi fokus banget atau kerjaan lagi nanggung, waktu istirahat tuh sering dimundur-mundurin nggak sih? Padahal, kebiasaan ini nih yang bisa bikin otak gampang panas dan stress jadi menumpuk secara nggak sadar.

Salah satu cara yang efektif untuk mencegah burnout adalah dengan menjadwalkan waktu istirahat. Misalnya setelah satu atau dua jam fokus di depan laptop, istirahat sejenak untuk streching, minum atau jalan-jalan keluar ruang kerja. Cara ini terbilang efektif untuk menjaga mood dan energi tetap stabil selama WFH.

4. Kurang-kurangi Multitasking

Dari beberapa sumber yang saya baca, multitasking itu ternyata salah satu jalan tercepat menuju mental fatigue loh! Jadi, multitasking yang selalu berarti tanda kalau kita itu produktif.

Dibandingkan menargetkan untuk menyelesaikan banyak task dalam satu hari tapi membuat kita burnout dalam waktu singkat, mending bikin to do list harian atau fokus ke 2-3 pekerjaan penting dulu. Jangan sampai terjebak dalam definisi multitasking yang sebenarnya justru bikin mental kita nggak sehat.

5. Jaga Interaksi Sosial Supaya Nggak Kesepian

Tadi saya bilang ya kalau salah satu permasalahan saya selama WFH ini adalah ngerasa nggak punya teman, meskipun ada banyak sekali teman online. Memang masih sepenting itu berinteraksi langsung dengan orang-orang di dunia nyata.

Sesekali bisa lah jadwalkan untuk hangout dengan teman atau sesederhana ngobrol via telepon. Buat saya cara-cara itu sudah sangat bisa jadi mood booster, simple tapi ini jadi salah satu tips menjaga kesehatan mental saat WFH yang paling efektif.

Jadi Intinya.. Ambil Jeda dan Napas Dulu, Frens!

Burnout ketika kita bekerja dari rumah itu nggak terjadi hanya karena kita lemah atau nggak kuat lagi dengan peran-peran yang ada. Ritme hidup pasti berubah, tuntutan makin banyak, dan sometimes kita lupa ambil jeda sebentar buat dengerin apa sih sebenarnya kebutuhan diri kita sendiri?

Setiap orang punya kapasitasnya masing-masing, dan nggak apa-apa kalau kalian butuh waktu buat nge-reset ulang energi. Bahkan orang paling produktif pun pasti pernah ada di fase jenuh!

Kalau kondisi sudah terlalu berat, boleh juga curhat ke profesional. Mulai dari psikolog sampai terapis energetik, supaya bisa balik ke titik tenang.

Supaya nggak burnout berulang kali saat bekerja dari rumah, kita bisa menjadikan pengalaman-pengalaman sebelumnya sebagai pelajaran. Pelan-pelan, cari ritme kerja yang cocok, upayakan untuk punya waktu istirahat sebelum berganti peran dari depan laptop ke pekerjaan rumah.

Kalau teman-teman sendiri gimana, nih? Apa sih yang paling bikin kalian gampang burnout saat WFH dan gimana cara mengatasinya? Sharing yuk!

Posting Komentar

18 Komentar

  1. Aku beberapa waktu terakhir sempet burnout paraaaah banget. Beneran ini dari 1 sampe 5 yang disebutin, aku alami semua. Ya susah fokus, hilang motivasi, semuanya deh berasaaaa. Sampe akhirnya paling parah ya jadi prokrastinasi, alias menunda sesuatu yang urgent.
    Solusinya ya, emang butuh istirahat sejenak aja si... Lalu coba pelan-pelan diurai lagi benang yang bikin ruwetnya. Nanti juga bakalan ketemu deh, apa penyebabnya kita mumet, dan harus apa biar kita bisa mood lagi.

    Yuk, semangat teruuuuus mnbak. Produktif produktif produktif

    BalasHapus
  2. Lakukan interaksi dengan teman sesama kantor
    Jika masih tidak bekerja dengan baik, coba melipir sejenak ke balkon atau sekadar duduk di kantin kantor
    Memandang ke depan dan memerhatikan lalu lalang orang biasanya bikin rileks

    BalasHapus
  3. Manusia tercipta bersosial karena setiap pribadi memiliki kebutuhan untuk terhubung. Karena itu mau bagaimanapun keadaannya itu tidak bisa diabaikan.
    Dan diantara tips diatas hal yang paling dasar yang perlu di lakukan untuk burnout itu yan bersosial.

    Tentu, hal-hal lain juga perlu karena dibutuhkan juga, hanya soal bersosial menjadi dasar bagian cara untuk bisa bercerita.

    BalasHapus
  4. Jujur kalau diminta kerja WFC ataun WFH lebih milih WFC. Di jalan ketemu banyak orang dan pemandangan luar sehingga nggak suntuk. Selain itu nggak terdistraksi juga dengan orang rumah atau pekerjaan rumah tangga. Seenggak2nya kalau ada pilihan bisa WFC pokoknya di luar rumah deh.
    Namun, gimana pun kalau pun terpaksa WFH emang segalanya kudu dikondisikan supaya nggak ada distraksi.
    Kebetulan suamiku juga sesekali WFH, biasanya kalau masuk ruangan )sementara ini juga kamar) tutup pintu sehingga anak2 nggak bisa masuk. Fokus 2-3 jam mayanlaaahh. Di atas itu baru pintu dibuka dikit dan udah bisa diganggu2 haha.

    BalasHapus
  5. Tips nya memang bener2 bermanfaat banget mbaa...gak cuma buat yg wfh namun juga buat irt yg keseharian nya juga dirumah aja menurutku...
    Kita memang harus tetapkan jam kerja dan jangan terlalu multitasking cukup 2-3 macam saja sdh cukup dan aeminggu atao 2 minggu sekali sempatkan buat keluar rumah entah cm buat beli kopi makan atau nongki cantik dgn teman krn itu bisa memberikan suasana baru

    BalasHapus
  6. kerja di kantor kalau lingkungan gak sehat ya Allah banyak2 istigfar, sekarang aku full IRT untuk urusan kerjaan blog atau kerjaan yang berhubungan dengan sosmed msih aman hehe, yg aku notice kurangi multitasking ( wkwkw ) siap kaa

    BalasHapus
  7. Yang nomor 2 dan 4 adakalanya daku alami... Nggak mood wkwkwk. Jadinya ya udah sejenak jalan-jalan dulu keluar entah naik TiJe atau KRL tapi gak di jam sibuk sih. Udahan badan pegel, jajan asik dan otak legaan baru dah balik ke rumah WDH dengan #SemangatCiee 😁

    BalasHapus
  8. Jujur, itu juga yang aku rasakan dulu saat WFO. Burnout sampe typhus dan asam lambung hingga demam berdarah udah jadi penyakit bulanan dan tahunanku. Bos tuh suka ngomel2 ga jls kl kerjaan ga beres. Padahal ya tugas kita udh beres. Cmn dia suka ngelampiasin kemarahannya ke kita. Aneh bgt. Meski gaji gede, capek hati kalo denger dan lihat dia marah.

    Mknya aku bersyukur dulu ada pandemi. Kerjaan bs diboyong ke rumah hingga anywhere. Akhirnya ga ketemu lagi deh bos yang suka marah2 itu. Walau marah2nya pindah aja sih ke group WA kantor. Tapi kan marahnya hanya teks. Ga sampe bikin telinga panas.

    Eh tahun lalu aku denger kabar kalo bosku yang cerewet itu meninggal. Dan aku ga sempat ke rumah duka krn udah balik kampung.

    BalasHapus
  9. WFH rentan bikinn burnout bangettt, karena aselik super boring di rumah muluuu hahahahah *numpang curhat*

    tips yg Kakak jabarkan ini ciamik betul lahhh

    buat para freelancer, emak² pengabdi WFH...hayuk semangaatt fightiingg🤣💪💪💪

    BalasHapus
  10. Kayanya aku lagi di fase burnout berkepanjangan deh. Gampang banget capek. Terus jadi nggak mood ngerjain hal-hal yang biasanya bikin semangat, misal nonton, baca buku, jalan-jalan dll. Pengennya tidur, tidur dan tidur. Huhuhu...

    Kayanya bener aku harus mulai menjadwalkan lagi. Kapan waktu buat anak, kapan waktu ngurus rumah, kapan waktu buat kerja dan kapan waktu buat hobi. Alhir-akhir ini kaya nyampur semua bikin pusing hahahaha...

    Mana jarang ngobrol sama manusai secara langsung. Jadi tambah mumet deh 😅

    Eh malah curhat. Ya udah maap ya numpang curcol wkwkwkwk...

    BalasHapus
  11. Kerja WFO atau WFH Memang ada kelebihan dan kekurangan juga. Khusus WFH ini menurut saya lebih fleksibel. Pastinya tidak perlu berangkat lagi. Desak-desakan di KRL atau Transjakarta. Begitu juga saat pulang. Bisa saja sampai rumah malam hari. Jadi kalau work from home itu tinggal diatur saja ritme kerjanya. Pastinya ada waktu untuk keluar rumah juga segera jalan-jalan atau refreshing

    BalasHapus
  12. Selama ini aku belum pernah wfh soalnya pekerjaanku semuanya harus dilakukan di kantor. Tapi namanya burn out bagi para Pekerja itu pastinya bisa terjadi di mana saja ya dan kalau aku sih kayaknya salah satu cara mengatasinya ya ambil cuti. Hihi

    BalasHapus
  13. Segala sesuatu yang dipaksakan memang hasilnya tidak akan maksimal...
    Bekerja perlu tapi mengatur waktu dan manajemen mood juga perlu supaya semuanya seimbang

    BalasHapus
  14. Betul banget, sebagai pekerjaan WFH aku juga merasakan sering burnout karena itu biasanya aku pilih kerja di perpustakaan atau kafe biar tetap terkoneksi dengan orang-orang, nggak jenuh juga hanya lihat dinding rumah hehe terus betul banget tetapkan jadwal kerja jadi Sabtu Minggu biasanya aku nggak buka laptop biar ada batasan deh antara hari kerja dan hari libur. m

    BalasHapus
  15. Saya kurang fokus akhir² ini mu gkin masuk burnout juga kali yaa....bawaannya capee aja lelah padahal bener gak ngapa ngapain kegiatan yg bikin cape gt. Sepertinya harus mengikuti tips yang mba tulis ini. Jeda istirahat dan kurangi multitasking mungkin yaa....soalnya saya juga suka mengerjakan beberapa hal bersamaan.

    BalasHapus
  16. Namanya burnout pasti nggak enak ya. Bikin nggak produktif. Aku klo burnout jadi gampang emosi. Hahaha. Biasanya klo lagi burnout, aku cari hiburan. Ngemil cokelat atau nonton drama

    BalasHapus
  17. Ngerasa banget kalau WFH itu banyak terdistrak perhatiannya. Jadi kadang kalau nggak bisa ngatur sih jadi malah puyeng sendiri, malah badmood. Memang harus pinter memanage waktu sih kalau WFH sama support sekeliling harus mendukung sih

    BalasHapus
  18. WFH pun bisa bikin burn out dan lagi-lagi teknik management waktu diperlukan.
    Tapi kadang meskipun kita udah manage waktu, rasanya kayak udah suntuk dengan ritme kerjaan yang dilakukan secara WFH.
    kalau udah sumpek, bisa ditinggal buat nyamil atau melakukan hal lain yang bikin kita rileks

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉

Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍