Long Distance Marriage dan Resolusi Parenting 2023

paket-internet-cepat-saat-ldm

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menulis bahwa salah satu resolusi saya di tahun 2023 ini adalah lebih banyak membersamai anak saya dengan sadar dan sabar.

Sejak saya kembali bekerja, saya sempat kesulitan melakukan manajemen waktu. Membagi waktu untuk anak dan pekerjaan mulanya tampak sulit sekali. Pasalnya, saya bekerja dari rumah sekaligus tetap memegang peran sebagai ibu rumah tangga.


Apalagi, sejak awal tahun 2023 ini saya menjalani long distance marriage. Hal ini membuat saya harus beradaptasi lagi, harus siaga 7x24 jam untuk anak saya sambil mengatur ulang jadwal saya untuk melakukan kegiatan lain termasuk me time dan bekerja. Biasanya bisa ganti shift setelah magrib, sekarang kan jadi nggak bisa.

Paket internet cepat yang saya gunakan di rumah, yakni IndiHome, sangat membantu saya menyelesaikan semua pekerjaan secara tepat waktu. Padahal, di Sukabumi sini lagi sering banget hujan besar disertai angin kencang.

Untungnya, internet di rumah selalu stabil dan bisa diandalkan saat dibutuhkan. Dengan demikian, dengan kondisi no nanny, no daycare, saya bisa tetap menjalankan pekerjaan dengan optimal tanpa harus melepaskan tanggung jawab saya sebagai ibu bagi anak saya di rumah.

Lantas, apa yang menjadi resolusi parenting saya di 2023 dengan status long distance marriage, apa tantangannya dan bagaimana saya mencari jalan keluarnya?

Resolusi Parenting 2023, Punya Sabar Seluas Samudera!

Salah satu goal saya menjalani long distance marriage di tahun ini adalah ingin menjaga kestabilan emosi dan kalaupun harus merasakan emosi negatif saat membersamai anak, ingin bisa meluapkannya dengan hal-hal yang positif.

Sadar nggak sih, belakangan saya sudah jarang banget nulis topik-topik parenting di blog ini? Padahal, awal mula saya mngembangkan blog ini adalah untuk menceritakan parenting journey saya. Ini disebabkan karena makin ke sini, kok saya merasa makin ke sana sebagai ibu?

Maksudnya gimana nih? Gini-gini, awalnya saya semangat banget memanfaatkan paket internet cepat di rumah untuk mengikuti berbagai kegiatan bertema parenting. Let say webinar, kelas-kelas parenting atau mencari tahu bagaimana stimulasi terbaik untuk anak seusia anak saya.

Ketika itu, saya merasa easy banget menerapkan teori-teori parenting yang sudah saya pelajari. Saya juga merasa anak saya kooperatif banget, deh. Gampang banget diarahkan dan selalu excited aja sama ide-ide saya ketika bermain bersamanya.

Ternyata, tantangan demi tantangan pengasuhan mulai saya hadapi saat anak saya memasuki usia 3,5 tahun. Threenager-nya mulai tampak, bahkan ia yang biasanya kalem, cool dan jarang tantrum, kok jadi sering mewek?

resolusi-parenting-2023

Sering kali saya tidak sabaran dalam menghadapi anak saya yang sebenarnya sedang butuh pendampingan saat ia bertemu dengan badai emosi. Inilah yang membuat saya merasa mengalami kemunduran sebagai orang tua.


Kok gue dulu bisa lebih sabar ya, sekarang sumbu napa jadi makin pendek dah? Rasa insecure ini juga lah yang membuat saya lama-lama minder menulis hal-hal seputar parenting di blog ini. Ngapain saya nulis teori-teori atau pelajaran parenting saya dapatkan, tapi saya sendiri masih kewalahan menghadapi anak saya?

Namun, yang namanya manusia pasti ingin berproses menjadi lebih baik. Begitu pula dengan saya dengan tanggung jawab sebagai ibu, saya ingin tahun 2023 ini menjadi ibu yang lebih sabar dalam membersamai dan mendidik anak.

Saya senantiasa berdo'a, semoga Allah SWT memberikan saya kesabaran seluas samudera menghadapi long distance marriage ini. Minta level sabarnya belum sampai ke tahap limitless, sih. Dikasih sabar berlimit seluas samudera aja udah alhamdulillah, udah naik level daripada sekarang yang cuma seluas daun kelor. Hehe.

Tantangan Pengasuhan Anak Usia 4 Tahun

Saya paham, setiap anak itu unik dan masing-masing orang tua pasti memiliki tantangannya tersendiri dalam mengasuh dan membersamai anak. Ada yang bilang, baru bisa chill menghadapi anak setelah anaknya berusia lewat dari 4 tahun, ada juga yang masih pengen kibarkan white flag bahkan setelah anaknya sudah melewati masa-masa balita.

Tantangan pengasuhan yang hingga saat ini masih saya rasakan adalah ketika menghadapi sifat kekeuh dari anak saya. Ada masa-masa di mana saya berpikir, "Susah banget dibilanginnya..." dan tentunya banyak masa di mana akhirnya kesabaran saya yang masih seluas daun kelor tadi habis.


Alhamdulillahnya, saya masih bisa menahan diri (semoga selamanya bisa menahan diri) untuk tidak melabeli anak saya dengan sebutan-sebutan yang negatif. Saya juga menghindari tindakan-tindakan yang hanya akan menjadi contoh buruk dalam melampiaskan emosi, seperti menyakiti atau melempar barang.

PR saya di tahun ini adalah bagaimana caranya agar saya bisa kembali menerapkan disiplin positif pada anak saya, menjadi kind and firm at the same time, tanpa harus ngegas saat berbicara padanya. Di sinilah saya merasakan pentingnya peran paket internet cepat dalam membantu saya menemukan jalan untuk mensukseskan resolusi parenting 2023 saya. Setidaknya ini bisa memberikan solusi cepat di kalam menjalani long distance marriage sekarang ini.

Cara Saya untuk Mensukseskan Resolusi Parenting 2023

parenting-book
Rekomendasi buku parenting versi saya :)

So far, ada dua cara yang saya lakukan untuk bisa mensukseskan resolusi saya di saat menjalani long distance marriage ini. Ingat, goal saya adalah bisa lebih menata emosi negatif dan lebih damai dalam menghadapi tantangan pengasuhan.

Cara pertama yang saya lakukan adalah kembali mengumpulkan niat dan membaca buku-buku parenting terutama yang berkaitan dengan pengelolaan emosi dan teknik menerapkan disiplin untuk anak.

Cara berikutnya, saya mengandalkan IndiHome dari Telkom Indonesia untuk mengikuti beberapa kelas parenting online yang topiknya sesuai dengan resolusi parenting saya di tahun ini.

Yuk, simak apa aja rekomendasi buku parenting dan kelas online yang cocok untuk parents yang juga ingin bisa lebih mengelola emosi negatif dengan baik dan menerapkan disiplin positif.

Belajar dari Buku-buku Parenting

Ada dua buku yang bisa saya rekomendasikan jika teman-teman parents ingin menerapkan pola disiplin positif dan belajar untuk berbicara tanpa ngegas ke anak-anak. Buku-buku tersebut adalah:

1. No Drama Discipline

buku-parenting-no-drama-discipline

Merupakan buku terjemahan yang ditulis oleh Daniel J. Siegel, M.D. dan Tina Payne Bryson, Ph.D. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogyakarta. Di dalamnya, penulis menerapkan metode whole brain dalam pola asuh untuk meredam kekacauan dan mengembangkan pola pikir anak.

Saya yang sudah sejak lama tertarik dengan metode disiplin positif langsung tergerak untuk membeli buku ini. No Drama Discipline saya beli online melalui marketplace setelah mencari rekomendasi buku parenting terkait dari mesin pencari.

Disiplin tanpa drama adalah tentang berhubungan dan bersikap responsif secara emosional kepada anak-anak kita, sambil mengincar target jangka pendek mendapatkan kerja sama sekarang, dan target jangka panjang yakni membangun otak anak kita.

No Drama Discipline, hal.209

Berhubung ini buku terjemahan, bahasa yang digunakan memang agak formal namun tetap nyaman dibaca dan mudah dipahami. Hal yang saya sukai dari buku ini adalah pembahasannya yang mendetail mengenai makna disiplin yang sebenarnya, bagaimana hubungan antara perkembangan otak anak dengan cara orang dewasa mendisiplinkannya.

Saya sangat suka bagaimana pembahasan mengenai connect before correct dan contoh-contoh yang dilakukan oleh karakter yang ada dalam buku dalam mendisiplinkan anak-anak mereka. Buku ini sangat applicable, meskipun saya sendiri masih sering khilaf :') dan sangat membantu untuk menjadi orang tua yang kind and firm dalam waktu yang bersamaan.

Penulis buku ini menekankan bagaimana disiplin tanpa drama tidak terjadi secara instan, butuh waktu bahkan hingga bertahun-tahun hingga anak bisa menerapkan pola disiplin positif dalam kesehariannya dan menjadikan hal tersebut bagian dari diri mereka.

2. Seni Berbicara pada Anak - Panduan Mendidik Anak "Tanpa NGEGAS!"

buku-parenting-seni-berbicara-pada-anak

Buku kedua yang saya rekomendasikan adalah Seni Berbicara pada Anak, How to Talk So Little Kids Will Listen, Panduan Mendidik Anak "Tanpa NGEGAS!". Buku ini juga merupakan buku terjemahan yang ditulis oleh Joana Faber dan Julie King, diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia).

Buku ini memberikan panduan pada para orang tua untuk bisa menyelesaikan konflik dengan anak-anak tanpa harus berteriak atau membentak mereka. Konflik orang tua dengan anak memang tidak mungkin bisa dihindari terus menerus, tapi penyelesaian konfliknya bisa dilakukan baik-baik tanpa harus ngomong ngegas.

Ada berbagai tools yang bisa digunakan oleh orang tua yang dijelaskan dalam buku ini sebagai upaya untuk menyelesaikan konflik mereka dengan anak-anak. Lagi-lagi, teorinya mudah namun penerapannya ya tidak semudah itu, Ferguso!

Namun demikian, meskipun masih banyak kurangnya, saya merasa terbantu dan lebih mindful saat menghadapi perselisihan dengan anak saya yang lagi hobi bernegosiasi. Tentu saja, keberhasilan dari teori yang saya terapkan masih tergantung dari berbagai faktor, termasuk faktor mood saya sendiri. Haha.

Memanfaatkan Paket Internet Cepat untuk Ikut Online Parenting Class

Selain membaca buku-buku bertema parenting di atas, saya juga memanfaatkan digitalisasi untuk belajar lebih banyak soal ilmu parenting. As we know, jadi orang tua nggak ada sekolah formalnya, jadi kalau saya nggak cari tahu dan belajar sendiri, mau jadi orang tua macam apa saya? Hiks!

Berkat sambungan internet IndiHome di rumah, saya bisa dengan leluasa mencari kelas-kelas parenting yang topiknya berkaitan dengan apa yang menjadi resolusi parenting saya di tahun 2023 ini. Salah satu portal belajar yang saya rekomendasikan adalah Good Enough Parents.


Good Enough Parents ini merupakan portal belajar parenting online yang materinya disusun berdasarkan disiplin ilmu Montessori, Psikologi, Conscious Parenting dan Positive Discipline. Mentor-mentor dari kelas-kelas yang ada di portal belajar ini adalah Damar Wijayanti dan Pritta Tyas.

kelas-parenting
Macam-macam pilihan kelas di portal GEP

Damar Wijayanti adalah seorang Diploma Montessori Education, Certified Positive Discipline Parents Educator dan Conscious Parenting Practitioner. Sementara itu, Pritta Tyas adalah seorang psikolog, Certified Positive Discipline Parents Educator, Conscious Parenting Practitioner, serta Co-Founder Bumi Nusantara Montessori.

Saya sendiri sudah lama mengikuti media sosial mereka berdua sehingga terbantu sekali ketika keduanya membuka kelas belajar parenting online ini. Saya sudah mengambil beberapa kelas parenting dengan berbagai topik di antaranya Montessori Inspired Program (1-3 tahun), Toilet Learning dan Positive Discipline Experiential Learning.

Ada dua topik belajar lain yang ingin saya ambil dan berkaitan dengan resolusi parenting saya tahun ini, topik tersebut adalah Social Emotional Learning for Adult dan Social Emotional Learning for Kids. 

Portal belajar ini bisa diakses kapan saja dan dari mana saja selama terkoneksi dengan internet. Saya pun bisa mengatur waktu sendiri kapan bisa belajar melalui materi-materi yang diberikan melalui video-video yang durasinya tidak terlalu panjang.

Bijak Menggunakan Internet untuk Capai Resolusi 2023

Kemajuan zaman, berkembangnya digitalisasi dan kehadiran internet membuat saya bisa menemukan passion dan semakin mengembangkan potensi yang semuanya dilakukan dari dalam rumah. Kemudahan-kemudahan yang diberikan koneksi internet membuat hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya menjadi bisa dilakukan.


Saya bisa menjadi seorang blogger, mendapat kesempatan bekerja dari rumah, bahkan mencari-cari referensi dan ilmu parenting melalui dunia maya. Bahkan, hingga kini melalui status long distance marriage saya tetap membutuhkan internet di sisi saya. Saat saya mencari penyedia layanan internet yang available di daerah rumah saya, IndiHome-lah satu-satunya provider yang menjangkau area perumahan tempat saya tinggal.

Berhubung saya dan suami sudah punya pengalaman menggunakan IndiHome baik di rumah saya di Jogja, maupun rumah suami di Bandung, maka tanpa pikir panjang kami pun berlangganan IndiHome. Alhamdulillah, saya merasa sangat terbantu sekali dengan adanya internet lancar dan less drama.


IndiHome sendiri menawarkan berbagai macam paket internet yang bisa digunakan dengan range harga yang bervariasi. Beberapa pilihan paket IndiHome Internet Unlimited yang bisa dipilih antara lain:
  • Paket Promo
  • High Speed
  • Paket 3P (Internet+TV+Phone)
  • Paket 2P (Internet+TV)
  • Paket 1P (Internet)

Teman-teman bisa memilih paket internet yang sesuai dengan kebutuhan dan budget yang disiapkan.

Tentunya kehadiran paket internet cepat di rumah harus digunakan secara bijaksana, salah satunya adalah untuk melebarkan jalan mencapai resolusi parenting tahun 2023 ini. Setuju nggak, teman-teman parents?

Posting Komentar

19 Komentar

  1. Asyik bgt kalo kita bisa memanfaatkan internet cepat utk hal sarat manfaat.

    Karena klo mau jadi ortu yg baik, ya harus mau belajar ya mba

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah IndiHome di Sukabumi lancar jaya ya, ngebantu banget untuk segala urusan dengan paket internet cepatnya, termasuk menimba ilmu tentang parenting

    BalasHapus
  3. Di jaman sekarang kebutuhan internet cepat itu sudah masuk kategori kebutuhan primer untuk banyak orang. Beruntung ada indihome yang memahami itu..

    BalasHapus
  4. Sampai saat ini pun, aku masih harus remedial untuk menerapkan pola parenting bagi anak-anakku juga Mbak Im.

    Memilah kembali pola parenting yang cocok untuk aku melalui Paket Internet Cepat tentu saja. Sangat memudahkan deh

    BalasHapus
  5. Seni Berbicara Anak tanpa Ngegas itu juga jadi panduan favoritku dan banyak kasus di sana yang nancap di hati hihi.. semangat mbaa

    BalasHapus
  6. Pasti butuh perjuangan lebih bagi pasangan LDM dalam hal pengasuhan. Saya sempat merasakan hal tersebut meskipun tidak lama. Bersyukur dengan adanya paket internet cepat dari IndiHome ya mbak, setidaknya membantu kita untuk terus belajar dan berjuang membersamai anak-anak

    BalasHapus
  7. Wahhhh… setelah baca artikel ini jadi reminder lagi buat diri sendiri yang sama2 sedang berhadapan dengan anak 4 th. Diusia skrg sebenarnya mereka tambah pinter dalam berbagai hal namun memang jadi semakin banyak maunya dan kekeuh dengan keinginannyaa… semoga bisa menjadi ibu yg lebih sabar lagi dan lebih calm down saat berbicara dengan anak.. good article!!! Terima kasih sudah sharing mbaa Imsss…

    Tiyaa 💕💕

    BalasHapus
  8. Buku No Drama Discipline sepertinya menarik. Coba cari di bookdepository atau ipusnas, ah. Berkat paket internet cepat beli buku atau baca buku pun bisa online, ya.

    BalasHapus
  9. long distance marriage dan resolusi parenting 2023 menjadi mudah kalau ada internet cepat dari indihome ya kakak

    BalasHapus
  10. Setuju banget karena kita perlu upgrade diri setiap waktu. Dan kehadiran paket internet cepat di rumah harus digunakan secara bijaksana, salah satunya adalah untuk melebarkan jalan mencapai resolusi parenting tahun 2023 ini.

    BalasHapus
  11. Buku seni berbicara tanpa ngegas adalah buku yang sering kubolak balik baca supaya bisa sesabar dan setenang itu ngerespon anak kyahaha. Semangat mbak ima semoga resolusi parenting kita bs terwujud

    BalasHapus
  12. Buku No Drama Discipline sepertinya masuk list book untuk bulan ini nih.. Menarik.
    Membersamai anak 24 jam tanpa suami memang beneran bikin sumbu pendek mba. Saya long distance marriage dan beneran makin kesini saya meminta charge sabar dan didinginkan

    BalasHapus
  13. Parenting ini udah kayak naik roller coaster ya mba, tapi versi seumur hidup, ada susah.y, senang.y bahkan ngamuk" pun kek.y kalau nggak ditahan bisa abis seisi rumah. Tetap semangat ara bu-inu.

    BalasHapus
  14. Dua orang nih yang merekomendasikan buku ini jadi makin bikin punya aja dududud..
    Wah betul banget kak sepertinya usia 4 tahun makin kritis

    BalasHapus
  15. Yap salah satu manfaat internet cepat tentu saja jadi lebih mudah mengakses banyak informasi yang bermanfaat terutama urusan parenting dan membangun komunikasi yang intens, tidak hanya dengan anak-anak tapi juga pasangan, karena ayah dan ibu adalah partner dalam parenting.

    BalasHapus
  16. Internet kalau dimanfaatkan secara positif, ternyata se powerfull itu ya mba. Aapalgi untuk bekal mengasuh anak

    BalasHapus
  17. Kebetulan aku udah baca bukunya Adele Faber. Nah yang Daniel Spiegel aku baca buku dia yang lainnya. Bagus banget sih insight dari buku-buku itu

    BalasHapus
  18. Aku juga sudah baca buku seni berbicara pada anak, mbak. Bukunya memang bagus banget walau kadang akunya sudah keburu berasap jadinya gagal melulu praktik seni berbicaranya. Heu

    BalasHapus
  19. Pas banget nih lagi referensi buku parenting terbaik. So noted dulu ntar kalau gak sempat beli buku fisiknya mau coba cari yang versi digitalnya

    BalasHapus