Akhir bulan yang lalu, saya dan keluarga pergi healing tipis-tipis ke kota Bogor. Tempat wisata yang kami kunjungi di sana adalah tempat wisata berkonsep agrowisata.
Anak saya senang sekali bisa berinteraksi dengan hewan-hewan di sana bahkan merasakan sensasi memancing beneran.
Sayang seribu sayang, ponsel yang saya gunakan untuk mengambil foto dan video selama di sana rusak dan mati total T_T Kebetulan semua dokumentasi yang saya ambil tersimpan di memori internal. Sad banget!
Padahal semangat saya untuk menuliskan pengalaman sekaligus membagikan foto-foto sudah menggebu-gebu karena udah lama banget kayaknya nggak posting tulisan jalan-jalan. Hiks!
Pohon ara / tin hasil hybrid di farmfield |
Sekian opening sekaligus curhat saya, kembali ke topik. Hehe. Sudah sejak lama sama mengamati anak saya suka sekali jika berinteraksi dengan hewan-hewan.
Nggak hanya kucing, ayam atau hewan peliharaan lainnya tapi juga serangga seperti capung, kupu-kupu bahkan ulat --"
Ketika saya menawari anak saya untuk pergi ke tempat wisata tersebut, anak saya langsung semangat '45 buat berangkat ke farmfield.
Sepanjang jalan menuju Bogor, entah berapa kali ia bertanya kapan kita akan sampai di tujuan? Hehe. Kami juga ingin cepat sampai, tapii jalan dari Sukabumi menuju Bogor di akhir pekan tentu saja machets~ ditambah akses jalan tol menuju ke Bogor masih jauh dari kota Sukabumi.
Setibanya di lokasi, anak saya super excited memberi makan hewan ternak seperti ikan, kelinci, marmut, domba, hewan unggas, bahkan sapi dan memberi minum susu untuk anak domba.
Melihat pemandangan tersebut, jujur saya terharu karena saya bukanlah pecinta hewan seperti anak saya. Masuk kandang kelinci aja udah tengak tengok kanan kiri memastikan nggak ada kotoran yang mungkin terinjak.
Apalagi saat memasuki area domba dan kambing, mencium aroma semerbak dari tempat tersebut bikin saya ingin cepat-cepat keluar dari sana. Haha. Payah banget memang, tapi bersyukur banget anak saya bisa berbeda 180 derajat dari ibuknya ini.
Baca tentang : Pengalaman Terkena Ulat Bulu dan Cara Mengatasinya
Saya sadar bahwa mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan anak pada alam sekitar sejak dini itu penting sekali.
Melihat perkembangan anak saya dengan kecintaannya terhadap hewan-hewan di sekitar dan lingkungannya, saya jadi terpacu untuk mendorongnya agar rasa senang itu terus bertumbuh dan terjaga. Salah satu caranya adalah dengan membawanya ke tempat wisata edukatif seperti kemarin ini.
Manfaat Mengenalkan dan Menanamkan Rasa Cinta Alam pada Anak Usia Dini
Disari dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber, macam-macam manfaat mengenalkan dan menanamkan rasa cinta anak usia dini pada alam sekitar adalah sebagai berikut :
1. Mengenalkan Ciptaan Tuhan
Salah satu cara paling mudah menceritakan tentang kuasa Allah SWT adalah dengan menunjukkan berbagai bentuk ciptaanNya.
Semua yang ada di bumi dan langit bisa banget ditunjukkan ke anak dan memberinya informasi bahwa semua hal tersebut adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, cara termudah untuk masuk dan menanamkan sebuah konsep pada anak-anak adalah dari hal yang sedang disukainya.
Berhubung anak saya lagi seneng-senengnya sama hewan, saya manfaatkan hal tersebut untuk menceritakan tentang Allah dan ciptaanNya pada anak saya.
2. Memenuhi Kebutuhan Gerak
Anak-anak usia dini memiliki kebutuhan gerak yang sangat besar. That's why, kadang sebagai orang tua saya merasa kewalahan melihat tingkah polah anak sendiri yang kayak nggak ada capek-capeknya.
Padahal, kebutuhan gerak ini memang sesuatu yang harus dipenuhi oleh anak-anak untuk mengembangkan otot-ototnya sebagai bagian dari perkembangan fisik dan mentalnya.
Sebagai contoh, anak yang kebutuhan geraknya terpenuhi akan lebih mudah berkonsentrasi, terlihat bahagia dan tidak sering tantrum.
Contoh lainnya, aktivitas gerak yang anak-anak lakukan sebenarnya merupakan bagian dari aktivitas pra-menulis, pra-membaca hingga pra-matematika yang membantunya lebih mudah ketika memasuki tahapan teknis ketiganya.
Dengan menerjunkan langsung anak-anak ke alam dan berkegiatan di sana, tentu anak-anak banyak ruang untuk bergerak dan memenuhi kebutuhan geraknya.
3. Stimulasi Sensori dan Motorik
Berkunjung ke peternakan seperti yang kami lakukan kemarin, saya pikir sangat baik sebagai bagian dari stimulasi sensori dan motorik anak saya.
Indera-inderanya terstimulasi seperti melihat berbagai hewan dan tumbuhan, mencium aroma di sekitar peternakan, mendengar suara-suara hewan, meraba tekstur dari setiap hewan dan tumbuhan yang disentuhnya.
Aktivitas motorik terstimulasi dengan adanya kegiatan berjalan, berlari, melompat hingga memberi pakan hewan ternak.
4. Melepas Stress
Bukan cuma mbok-nya yang bisa stress di rumah aja, anaknya juga bisa. Hehe. Salah satu cara melepaskan stress pada anak-anak adalah dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang ia sukai bersama orang-orang yang disayanginya.
Selain sebagai stress release, berkegiatan di alam juga bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak. Dalam hal ini tentu saja saya ingin lebih merekatkan bonding antara anak saya dan papanya.
Secara di minggu-minggu kemarin, suami saya sering pulang malam karena pekerjaan dan hanya sedikit waktu di mana anak dan suami saya bertemu. Akibatnya, anak saya makin nempel ae sama si mbok (((alias gue))) kayak perangko.
5. Mengasah Kepedulian Sosial dan Rasa Empati
Saya percaya bahwa rasa peduli terhadap sesama dan empati yang tinggi itu tidak terbentuk dalam waktu singkat namun harus dipupuk sejak dini. Salah satunya adalah dengan mendekatkan anak pada aktivitas yang berhubungan dengan alam sekitar.
Baca juga : Stimulasi Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Anak belajar bagaimana memperlakukan makhluk ciptaan Tuhan selain manusia, berinteraksi dengan baik dan sedikit banyak memahami seperti apa pekerjaan yang dilakukan orang-orang di peternakan, perkebunan dan sawah.
6. Menumbuhkan Rasa Kepercayaan Diri
Ada banyak hal baru yang bisa dilakukan saat berinteraksi dengan hewan serta beraktivitas di alam. Misalnya memberi makan hewan-hewan ternak yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, jika memberi makan ikan adalah hal biasa, maka memberi makan sapi dan meminumkan susu pada anak domba adalah pengalaman baru yang belum pernah dilakukan oleh anak saya.
Saya tahu anak saya mulanya ragu, khawatir dan agak takut untuk mencoba saat memberi makan hewan-hewan tersebut. Akan tetapi, belajar dari orang tuanya serta pengunjung yang lain rasa percaya diri dan keberaniannya pun muncul untuk mencoba hal tersebut.
Saya ingat anak saya kaget banget ketika memberi makan sapi dan melihat lidah sapi yang terjulur ternyata sangat panjang. Ia kemudian mundur dan memberikan rumput untuk makan sapi pada papanya. "Dipta takut. Nggak mau. Papah aja..." begitu ucapnya sambil ngumpet dibalik badan saya.
Papanya pun memberikan contoh bagaimana harus memberi makan sapi, sejauh apa jarak yang harus diambil agar nggak terlalu dekat dengan sapi dan lidahnya yang panjang itu. Kami tidak memaksa, kami memberikannya waktu untuk menenangkan diri after shock tadi.
Sebelum melanjutkan ke area hewan ternak lain, saya kembali bertanya padanya apakah dia mau mencoba memberikan makan sapi dengan mengikuti cara yang papanya ajarkan atau mau lanjut memberi makan hewan lain?
Ternyata anak saya mau mencoba lagi memberi makan sapi and he did it! Dia bahagia sekali karena berhasil mengalahkan rasa takutnya, berulang kali anak saya berkata, "Dipta berani, Mamah. Dipta bisa ternyata ngasih makan sapi!".
7. Mengembangkan Kreativitas
Berikutnya, dengan mengenalkan dan mendekatkan anak ke alam sekitar termasuk hewan-hewan, akan membantu kreativitas dan imajinasi anak semakin berkembang. Anak usia dini akan lebih mudah belajar dari hal-hal yang konkret, sehingga di kemudian hari ia bisa merecall ingatan dan berkreasi dengan apa-apa yang sudah pernah diterima oleh otaknya.
Saya kembali mencontohkan anak saya. Selain sensitivitas terhadap geraknya yang sedang tinggi-tingginya, sepertinya ia juga sedang dalam fase ledakan bahasa part 2. Dalam tahapan ini, perkembangan bahasanya semakin baik dalam merangkai kalimat demi kalimat.
Baca tentang : Stimulasi Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Art and Craft
Setelah berkunjung ke farmfield beberapa waktu lalu, ada banyak sekali yang ia ceritakan pada saya ditambah dengan imajinasi-imajinasinya. Misalnya, "Mamah, Papah itu umurnya berapa, sih?" all of sudden tau-tau nanya gitu. Haha!
Creativity is extention of our enthusiasm- Earl Nightiangle
"35. Emang kenapa?" tanya saya. "Nanti ya kalo Dipta udah umur 35, Dipta mau mancing sendiri kayak Papah kemarin. Terus dapet ikan hiu yang besaaaar sekali ..." dan berlanjut dengan kalimat-kalimat berikutnya yang lucu sih tapi amazing mendengarnya :D
Di samping itu, pada saat menggambar atau melakukan art and craft pun ia jadi punya banyak referensi untuk digambar atau dibuat menggunakan playdough, origami dan lainnya.
Ayo, Ajak Anak Bermain di Alam Terbuka!
Sebenarnya masih banyak lagi ya sepertinya manfaat mengenalkan dan menanamkan rasa cinta alam pada anak usia dini dengan mengajaknya beraktivitas di alam terbuka. Melihat semua benefit yang bisa didapatkan anak, jangan ragu untuk membawanya bermain bersama hewan-hewan dan mengenalkan berbagai jenis tumbuhan.
Bisa jadi pengalaman bermain bersama ayah ibunya ini menjadi pengalaman yang berkesan dan dikenang oleh anak dalam waktu yang lama. Some memories are unforgettable, remaining ever vivid and heartwarming.
Semoga tulisan ini bermanfaat ya.
Bandung, 16 Agustus 2022
11 Komentar
Aku termasuk yang berutung dulu pas masih kecil termasuk yang dibebaskan orang tua (ehmm kadang-kadang diem-diem juga sih haha) untuk main ke sawah, hutan belakang rumah (ya dulu masih hutan), sampe berenang di sungai. Walau dulu sudah ada permainan video game, cuma dibatasi dan jadinya ya lebih banyak bermain di alam.
BalasHapusSekarang, anak-anak udah susah. Lahan alam terbatas. Kalaupun ada jauh. Belum lagi "dipenjara" sama gadget, dsb. Tips yang disampaikan sangat bermanfaat dan patut dibaca oleh semua orang tua atau calon orang tua :)
Saya ngajarin anak saya kasih makan binatang waktu umurnya 1 tahun, yaitu rusa, di suatu taman kota di Surabaya. Dia takut waktu itu, jadi dia cuma berani ngeliatin doang.
BalasHapusSaya coba ngajarin lagi waktu umurnya 2 tahun. Dengan cara saya bawa ke kebon binatang di deket Malang (Jawa Timur), terus saya ajak pura-pura kasih makan gajah dan singa. Di sini dia berani menjulurkan tangan, tapi sebetulnya tangan saya yang mengarahkan gerakannya.
Baru sukses ngajarin ngasih makan itu waktu umurnya 3 tahun, di suatu kebon binatang kecil di Bandung, yaitu ngasih makan domba dan kelinci.
Ya memang harus bertahap sih mengajarkan keberanian itu
setuju sekali bahwa mengenalkan alam dan lingkungan sejak dini kepada anak itu penting, agar mereka tahu bahwa manusia tidak sendiri, melainkan hanya sebagian dari lingkungan besar dengan beragam penghuni, yg semuanya harus bisa saling berinteraksi dengan baik & selaras.
BalasHapusTerima kasih sharingnta mba .
Sangat bermanfaat banget sejak kecil dikenalkan dengan alam. Efeknya ke dewasa makin tinggi jiwa empati dan peka terhadap sekitar. Apalagi zama semsrang harus pake banget biar terhindar dsri dunia gadget.
BalasHapusSenangnya sekarang wisata edukasi alam semakin banyak dan mudah aksesnya ya. Jadi bisa mengenalkan kepada anak
BalasHapuskalau di konsepnya charlotte mason itu diajarkan yang namanya nature walk. biar kita lebih peka dan lebih bermata dengan alam sekitar. karena kan biasanya kita hanya sekadar lihat saja yaa, tidak mencermati.
BalasHapustapi soal hewan ini aku melakukan kesalahan sih. waktu melihat hewan yang nggak aku suka tuh aku lgsg menunjukkan sikap nggak suka, padahal ga boleh ya harusnya, karna anak pun jadinya ikutan ga suka, huhu
Dengan mengenalkan alam lebih dini, membuat anak memiliki pengetahuan lebih banyak. Selain itu dengan dikenalkan alam lebih awal jadi lebih mengerti bagaimana alam ini ada ya kan..
BalasHapusBanyak juga ya manfaat positif mengajak anak-anak bermain di ruangan terbuka. Pastinya juga akan menjadi kenangan bermain istimewa di memori anak-anak
BalasHapusSetuju banget, aku juga punya adik kecil sering bnget aku ajak-ajak keluar rumah.. Baik untuk berinteraksi dengan orang lain, ataupun sekedar bermain bersama.. Jadi sekarang lebih aktif dan bisa peduli juga sama sesama.
BalasHapusOk, berarti salah satu hal yang harus saya lakukan saat nanti punya anak adalah membawa mereka ke alam terbuka, banyak banget ya bun manfaatnya.
BalasHapusSama mba, anak2ku juga sukaaa bgt diajak ke tempat terbuka gini. Apalagi kalo udah menyangkut hewan Yaa. Mungkin Krn aku sendiri penyuka binatang, dan ada plihara kucing2 di rumah, jadi anak2 Keikut suka binatang juga. Ngasih makan hewan2 kayak klinci, kira2, sapi dll, mereka paling semangat 😄.
BalasHapusBuatku bagus juga supaya mengasah rasa sayangnya ke hewan. Nah kalo melihat tumbuhan, seneng sih, tapi ga sesenang kalo melihat hewan 😅
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍