Konferensi Ibu Pembaharu dan Misi Membangun Peradaban

cover konferensi ibu pembaharu

Masih melanjutkan liputan dari perayaan satu dekade Ibu Profesional yakni "Konferensi Ibu Pembaharu", kali ini saya ingin menulis oleh-oleh yang saya dapatkan dari hari kelima konferensi. Hari ini merupakan hari yang paling bertabur narasumber.

Tak tanggung-tanggung, 4 narasumber hadir menginspirasi di tanggal 21 Desember 2021. Padat merayap banget nih agenda peserta Konferensi Ibu Pembaharu untuk mengikuti serangkaian acara, mulai dari jam 10.00 WIB hingga 21.30 WIB.

agenda hari kelima konferensi ibu pembaharu

Keempat narasumber yang hadir adalah Yulia Indriati, Sri Haryati, Farha Ciciek dan Nicky Clara. Dua dari presentasi yang dihadirkan oleh narasumber yakni Farha Ciciek dan Nicky Clara terbuka untuk umum, sehingga teman-teman yang tidak memiliki tiket VIP pun bisa ikut menyimak pemaparannya.


Cara untuk bergabung dengan Konferensi Ibu Pembaharu gampang banget! Kunjungi website Konferensi Ibu Pembaharu dan lakukan pendaftaran untuk mendapatkan username juga password. Selanjutnya, teman-teman bisa menyaksikan konferensi di Conference Hall.

Prinsip Cinta dalam Keluarga

yulia keluarga kita

Narasumber pertama yang hadir di hari kelima Konferensi Ibu Pembaharu adalah Yulia Indriati, membawakan tema "Ibu dan Anak Bahagia". Yulia merupakan Direktur dari Rangkul Keluarga Kita Berdaya Foundation.

Keluarga Kita Berdaya Foundation berdiri atas dasar keresahan tentang peran orang tua sebagai pendidik utama anak dalam keluarga. Di tahun 2013, 24hourparenting adalah nama yang disematkan untuk gerakan ini namun berubah menjadi Keluarga Kita di tahun 2015.

Keluarga, Pendidik Utama dan Pertama

Keluarga Kita Foundation didirikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam pengasuhan. Sebagai pendidik utama dan pertama anak, peran orang tua sangat vital untuk mengupayakan hubungan keluarga yang reflektif, menerapkan disiplin yang positif serta terus mencari cara belajar yang efektif.

Pada dasarnya, memang tidak ada orang tua yang sempurna dan pengasuhan juga tidak mutlak hanya urusan kedua orang tua. Mengasuh seorang anak dengan cinta adalah tugas dari banyak pihak seperti keluarga dan orang-orang di lingkungan anak tumbuh dan berkembang.

Mencintai dengan Lebih Baik

Dalam Keluarga Kita, dikenal prinsip CINTA untuk mewujudkan keluarga reflektif, disiplin positif dan belajar efektif. Prinsip CINTA ini diharapkan akan membuat orang tua sebagai pendidik utama anak-anak dapat mencintai dengan lebih baik.

prinsip cinta keluarga kita

C : Cari Cara Sepanjang Masa

Parenting is marathon, aim for the future

Yang dimaksud dengan cari cara sepanjang masa ini adalah, setiap orang tua pasti akan memiliki tantangannya masing-masing dalam hal pengasuhan. Setiap tahun, tantangan yang dihadapi saat membersamai anak akan semakin bertambah dan akan terus ada bahkan hingga anak-anak sudah dewasa.

Tapi, orang tua juga jangan mudah menyerah dengan cara-cara instan. Sebagai orang tua, Yulia menyampaikan bahwa kita harus terus mencari cara bagaimana untuk menanamkan disiplin positif, tidak membenarkan hal-hal yang instan (misal kekerasan, ancaman) dalam mengasuh anak.

I : Ingat Impian Tinggi

Expecting the best of them, take a leap of faith

Maksudnya adalah orang tua harus percaya bahwa anak bisa, bahkan sebelum anak menyadari dan menunjukkan bahwa diri mereka bisa. Ini akan membuat anak lebih merasa diapresiasi dan menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Akan tetapi, jangan lupa juga untuk tetap mengontrol ekspektasi.

N : Nerima Tanpa Drama

Loving the worst of them, unconditionally

Saat mengandung anak, kita tidak tau seperti apa anugerah yang Tuhan berikan pada kita. Baik dari jenis kelamin, kesempurnaan fisik dan mental, hingga seperti apa masa depan anak kita nanti?

Tugas kita adalah mencintai apa yang sudah Tuhan titipkan dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. 

T : Tidak Takut Salah

Mistakes are for learning, parenting is for growing

Selama kita mau belajar untuk mencari cara agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam hal pengasuhan, maka akan selalu ada kesempatan kedua untuk kita melakukan hal yang lebih baik lagi.

Ingatlah bahwa parenting itu merupakan perjalanan yang membuat kita terus bertumbuh. Tidak ada orang tua yang sempurna, yang ada adalah orang tua yang mau belajar dari kesalahannya dan terus mengupayakan yang terbaik bagi anak-anaknya.

A : Asyik Main Bersama

Parenting is fun, plays are powerful moments

Waktu terbaik yang bisa kita lekukan sebagai orang tua dengan anak-anak adalah saat bermain bersama mereka. Sesekali, luangkan waktu untuk bermain dengan totalitas bersama anak. Lakukan setiap hari agar koneksi antara orang tua dan anak semakin terjalin dan terjaga.


Kehadiran orang tuanya, merupakan hal yang sangat berharga bagi anak-anak. Oleh karenanya, hadirlah dengan utuh dan bermain bersama mereka dengan cara yang mengasyikan.

Memulai Pembaharuan Diri dan Peradaban dari Rumah

hayat school founder

Agenda kedua Konferensi Ibu Pembaharu di hari kelima adalah workshop bersama Kepala Suku Hayat School, Sri Haryati. Beliau mengangkat topik tentang "Pembaharuan Dimulai dari Diri, Peradaban Dimulai dari Rumah".

Berlatar belakang keluarga yang mengabdi di bidang pendidikan dan memiliki kisah pribadi yang menjadi titik balik kehidupannya, Sri memutuskan untuk mendukung proposal suaminya untuk membangun sebuah lembaga pendidikan.

Selain menjalankan aktivitasnya sebagai pendidik di Hayat School, Sri juga aktif mengisi workshop, seminar, webinar dan menjadi trainer di berbagai pelatihan.

Mencari Misi Kehidupan

Kita perlu bertanya pada diri kita, "Apa mau Allah SWT atas diri kita, bukan apa mau kita untuk diri kita..."

-Sri Haryati, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Berangkat dari pengalamannya mendapati muridnya yang masih tidak punya visi dan misi kehidupan di jenjang perkuliahan, juga kisah anak pertamanya yang masih menunjukkan perilaku menantang di usia 7 tahun karena tercederai fitrahnya, Sri melakukan banyak refleksi diri.

Yang beliau lakukan pada saat itu adalah flashback, melihat dirinya saat masih single, berpasangan hingga berkeluarga. Namun, beliau sadar bahwa pada akhirnya dirinya akan kembali seorang diri suatu hari nanti. 

Sri juga menyadari kalau manusia dilahirkan dengan misi yang dibawanya masing-masing. Adalah pilihannya untuk memaknai siapa dirinya sendiri atau mengabaikan misi yang telah Allah titipkan? 


Beliau sadar, sebagai seorang istri misi utamanya adalah mendukung misi suami dengan penuh ketaatan. Setelah menjadi ibu, misinya bertambah dengan menghadirkan dirinya secara utuh untuk keluarga.

Pesan yang terasa mendalam dari Sri adalah, manusia hidup dengan usia yang singkat dan terbatas. Value apa yang akan kita tinggalkan kelak bagi generasi penerus? Apakah kita sudah punya rencana, bagaimana kita akan mewariskan kebaikan-kebaikan tersebut?

Membaharui Diri Harus dari Diri Sendiri

Setiap manusia pasti pernah berada di fase terendah dalam hidupnya. Yang perlu setelah terjatuh, tentunya adalah bangkit kembali dan melakukan perubahan. Bawa diri kita pada satu titik fokus, cobalah untuk mengeksplorasi diri dan lihat potensi diri dari sudut pandang yang lain.

Kita sebagai orang tua, dituntut untuk well-educated dalam segala bidang, tidak hanya bidang pekerjaan di ranah publik yang menjadi profesi sehari-hari. Kecakapan kita sebagai seorang ibu, sebagai orang tua, akan menentukan pendidikan yang akan kita berikan pada generasi penerus.

Untuk membaharui diri ada 3 cara yang dapat dilakukan, yakni dengan melakukan refleksi terhadap diri sendiri, redefine atau menentukan ulang tujuan dan target hidup kita kemudian remodeling, lakukan perubahan yang tidak harus untuk orang banyak, minimal bisa diterapkan pada diri sendiri.

Membangun Peradaban di Desa Tertinggal

tanoker farha ciciek

Pembicara ketiga yang hadir dan agendanya terbuka untuk umum adalah Farha Ciciek dengan kisahnya di desa Ledokombo, Jember.

Melihat kondisi anak-anak desa yang memprihatinkan, Farha dan suami tergerak untuk doing something pada anak-anak yang dikenal dengan anak yatim piatu sosial ini. Mereka, ditinggalkan oleh kedua orang tuanya untuk mencari nafkah di luar desa Ledokombo, bertahan hidup dan dibesarkan tanpa kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya.

Generasi penerus bangsa ini memiliki krisis yang sangat darurat untuk ditangani. Banyak dari mereka yang berhenti sekolah bahkan enggan untuk belajar, banyak yang tidak memiliki akte kelahiran sehingga kesulitan mendapatkan akses sebagai warga negara, salah pergaulan hingga terjerumus ke penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang serta segudang problematika lainnya yang luput dari perhatian pemerintah.

Namun, Farha yakin bahwa anak-anak tersebut memiliki potensinya masing-masing yang dapat berkembang jika dieksplorasi. Maka, menolak untuk menjadikan segudang masalah tersebut halangan, Farha fokus pada kelebihan dan bakat dari anak-anak untuk dapat berdaya dan berkarya.

Bermain yang Tidak Main-Main

Dikisahkan Farha dan suaminya terjun langsung menemui anak-anak "yatim piatu sosial" tersebut dan bertanya tentang keinginan mereka? Jawaban yang membuat hati saya sebagai orang tua seperti teriris adalah mereka ingin kedua orang tuanya pulang dan berkumpul bersama mereka.

Sadar bahwa keinginan tersebut bukanlah hal yang mudah terwujud, anak-anak tersebut memiliki harapan untuk bisa senang dengan bermain. Farha dan suaminya kemudian mencoba untuk mewujudkan mimpi anak-anak tersebut untuk bisa menciptakan permainan yang tidak main-main, bermain sekaligus belajar.

Playing is better learning for better living...

Komunitas Tanoker pun lahir di tanggal 10 Desember 2009, dengan slogannya Bersahabat, Belajar, Bermain, Berkarya, Bergembira...

Desa Ledokombo pun dapat mendunia karena permainan engrang yang dibudidayakan dan dilestarikan oleh anak-anak di komunitas Tanoker.

Berangkat dari empati menjadi aksi, kunci dari pembaharuan ini adalah memberikan ruang, peluang dan pendampingan untuk anak-anak.

Pengasuhan Gotong Royong

Dengan prinsip bahwa anak-anak adalah pemilik masa depan sehingga generasi mereka tidak boleh hilang, memenuhi dan melindungi hak anak serta meningkatkan kualitas hidup anak, Farha pun mengembangkan kolaborasi komunitas untuk mendukung pengasuhan gotong royong.


Farha kemudian bergerak membuka sekolah parenting untuk ibu (Sekolah Bok-Ebok), ayah (Sekolah Pak-Bapak), hingga kakek-nenek (Sekolah Yang-Eyang). Tujuannya adalah agar semua dewasa yang berada di lingkungan anak-anak teredukasi dan paham bahwa pengasuhan anak bukanlah tanggung jawab satu pihak saja.

Sekolah formal bisa berhenti tapi belajar harus terus berlanjut...

-Farha Ciciek, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Kerja sama dengan pemerintah juga dilakukan sebagai "orang tua" untuk membuka berbagai akses yang dibutuhkan oleh anak-anak. Tidak lupa juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang peduli pada anak-anak seperti Lembaga Pendidikan, LSM, CSR, dan lainnya.

Disabilitas Bukan Penghalang Untuk Meraih Mimpi

nicky clara kip 2021

Hari kelima perayaan 1 dekade Ibu Profesional ditutup dengan webinar yang diisi oleh Nicky Clara, seorang disability womanpreneur yang karyanya diakui dunia dan turut memberdayakan teman-teman disabilitas.

So inspiring, webinar ini terbuka untuk umum loh. Sila kunjungi website Konferensi Ibu Pembaharu untuk menyaksikan siaran ulangnya.

Nicky Clara, terpaksa harus kehilangan satu kakinya sejak usia 1 tahun dan dibantu menggunakan kaki palsu. Kedua orang tuanya, tidak pernah menilai kondisi Nicky adalah suatu hal yang patut dikasihani dan diperlakukan berbeda.

Nicky bersekolah di sekolah umum sejak kecil hingga ke perguruan tinggi. Nicky yang sempat menerima bully-an semasa sekolah dan ingin menyerah untuk datang ke sekolah selalu dikuatkan oleh kepercayaan kedua orang tuanya.

Orang tuanya percaya bahwa setiap orang memiliki kekurangan masing-masing dan kekurangan tersebut bukan berarti menjadi penghalang seseorang untuk bisa sukses di kemudian hari.

Kepercayaan kedua orang tua Nicky dibuktikan dengan kesuksesan Nicky Clara meraih gelar Master dan bekerja di perusahaan multinasional dengan pendapatan bulanan yang fantastis.

Berkarya Bersama Teman Disabilitas

Empati itu tidak muncul secara instan, malamnya tidur lalu paginya memiliki rasa empati yang tinggi. Empati itu dipupuk sejak kita kecil...

-Nicky Clara, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Di tahun 2016, Nicky melakukan refleksi terhadap pencapaian dirinya. Beliau melakukan perenungan akan makna kehidupannya. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan, misi apa yang sebenarnya Tuhan berikan untuk ia jalankan semasa hidupnya di dunia?

Akhirnya, Nicky menemukan jawaban dari perenungannya. Beliau akhirnya terjun langsung, mengajak sesama teman-teman disabilitas untuk berkarya dan berdaya. Nicky mendirikan Thisable Enterprise, Tenoon, Berdaya Bareng.com dan Kamu Wear.

Nicky paham bahwa teman-teman disabilitas membutuhkan akses. Akses untuk mendapatkan kesempatan, advokasi, fasilitas dan akses untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Nicky pun melakukan kolaborasi pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, media) untuk mewujudkan mimpinya berkarya dan berdaya bersama teman-teman disabilitas.

Memulai dengan Mimpi

Menurut Nicky, pada dasarnya setiap manusia termasuk yang memiliki keterbatasan fisik, punya potensi untuk berkembang. Hal yang perlu dilakukan untuk mulai bangkit, berkarya dan berdaya adalah dengan memulainya dengan pertanyaan "Mengapa" dan memiliki mimpi.

Setelah kita merefleksi pada diri sendiri dan memiliki mimpi untuk dicapai, tentukan tujuan, pikirkan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dan temukan support system atau lingkungan yang tepat.

Limitation is only a mindset.

-Nicky Clara, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Ini lah hal-hal yang saya pelajari dari rangkaian acara di Konferensi Ibu Pembaharu hari kelima. Semoga bermanfaat juga untuk teman-teman yang membaca.

Yogyakarta, 27 Desember 2021

Posting Komentar

0 Komentar