4 Elemen Utama dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi Covid-19

cover menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi

Selain kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental menjadi salah satu hal yang juga wajib dan penting untuk dilakukan selama masa pandemi Covid-19. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami stress dan burn-out akibat efek dari pandemi yang berkepanjangan.

Berbeda dengan orang dewasa yang sudah lebih mahir dalam meregulasi emosi, anak-anak masih perlu belajar dan memahami situasi yang sedang ia hadapi pada saat ini.

Beberapa perubahan misalnya keharusan untuk selalu menggunakan masker dan dibatasinya aktivitas di luar rumah seperti bermain dan sekolah, dapat membuat anak merasa tidak nyaman hingga berujung stress, apabila orang dewasa yang mendampinginya tidak memahami kebutuhan mental anak-anak yang harus dipenuhi.


Percaya atau tidak, ternyata penyumbang stress terbesar pada anak selama masa pandemi ini adalah justru dari orang dewasa yang mendampingi anak-anak. Di sinilah pentingnya peran orang tua memahami peran vitalnya dalam menjaga kesehatan mental anak-anak di masa pandemi Covid-19.

Penuhi hak anak untuk hidup sehat secara fisik dan mental, untuk masa depan yang lebih baik.

Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan
(Ketua Umum IDAI)

 

Menjaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi Covid-19

Ada beberapa poin yang harus diketahui mengenai kesehatan mental anak terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Di antaranya adalah hal-hal yang menyebabkan anak stress selama pandemi, tujuan dari menjaga kesehatan mental anak serta 4 elemen utama dalam menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi.

Penyebab Stress Pada Anak di Masa Pandemi Covid-19


Menurut Ratih Permata, M.Psi, ada beberapa situasi yang menyebabkan anak-anak pandemi rentan stress adalah karena adanya aturan-aturan baru yang membuat mereka merasa lebih tidak sebebas biasanya. Aturan memakai masker, membatasi diri dari bermain di luar rumah hingga tidak bisa masuk sekolah seperti biasanya dapat membuat anak merasa frustasi.

Ditambah lagi dengan aturan yang tidak selalu seragam yang diterapkan antar keluarga mengenai pembatasan sosial. Anak-anak tentu merasa bingung mengapa ia diharuskan memakai masker sementara mungkin ada temannya yang boleh bermain tanpa harus menutup hidung dan mulutnya dengan masker.

Ada juga keluarga yang dengan ketat membatasi anak-anaknya agar tidak bermain di luar rumah dan tidak dulu bermain dengan teman-teman sebayanya. Sementara itu, di lain keluarga mungkin tidak menerapkan aturan seketat itu. Ini juga bisa menjadi faktor pencetus stress pada anak-anak yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar kebosanan di rumah.


Satu hal lain yang dapat membuat anak-anak stress hingga depresi di masa pandemi adalah rasa kesepian dan sendirian. Mana kala orang tua sibuk bekerja dari rumah, menjalankan berbagai peran dalam satu waktu dan satu tempat dengan tekanannya sendiri, membuat waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anak menjadi lebih berkurang.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak

pentingnya kesehatan mental anak
Gambar by freepik

Saat ini, kampanye mengenai mental health semakin terdengar gaungnya. Tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa, keharusan para orang tua menjaga kesehatan mental anaknya juga santer disuarakan. Seberanya, apa sih pentingnya menjaga kesehatan mental anak?

Agar Anak Lebih Bahagia

Kesehatan mental yang baik menjauhkan anak-anak dari rasa sedih berkepanjangan hingga depresi. Anak-anak akan tumbuh sebagai sosok yang memiliki mental positif dan lebih bahagia.

Anak-anak yang tumbuh dengan mental yang sehat menunjukan perilaku yang lebih baik (good behavior) dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh di tengah berbagai tekanan.

Untuk Menjaga Imunitas Tubuh

Bahagianya seseorang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun di dalam tubuh. Ini juga yang menjadi salah satu alasan pentingnya menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi. Imunitas tubuh yang baik adalah gerbang utama dari tercegahnya seseorang terjangkit suatu penyakit.

Agar Anak Tidak Merasa Seorang Diri

Di masa pandemi ini, anak-anak rentan sekali merasa kesepian. Ia kehilangan waktu untuk bermain dengan teman-teman di lingkungan rumahnya dan teman sekolahnya karena aturan yang mengharusnya demikian hingga waktu yang entah sampai kapan.

Orang tua yang sibuk bekerja, meskipun sebagian bekerja dari rumah, kadang terlalu sering fokus pada pekerjaannya hingga anak-anak merasa terabaikan. Padahal, dengan siapa lagi mereka bermain jika bukan dengan orang tuanya sendiri saat ini?

Dampaknya adalah anak menjadi merasa kesepian, merasa seorang diri dan tidak memiliki teman. Ini akan berpengaruh pada psikologisnya, sehingga mencegah anak merasa demikian merupakan hal yang penting.

Agar Anak Banyak Menyimpan Memori Kebaikan

Saat dewasa nanti, tentu kita sebagai orang tua menginginkan anak kita membawa memori yang menyenangkan tentang kita hingga dewasa nanti. Semua itu tidak serta merta terjadi apabila orang tua tidak memupuk hari-hari bahagia bersama anak-anaknya.

Pandemi ini membuat para orang tua memiliki lebih banyak waktu bersama anak-anak, oleh sebabnya manfaatkanlah waktu ini untuk memberikan anak-anak asupan memori kebaikan yang akan ia bawa hingga dewasa kelak.

4 Elemen Utama dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi Covid-19

4 elemen menjaga kesehatan mental anak

Setidaknya ada 4 elemen vital yang berpengaruh dalam kesehatan mental anak-anak. Terutama di masa pandemi seperti sekarang ini, orang tua harus lebih peka dalam memenuhi keempat elemen ini supaya kesehatan mental anak tetap baik dan terjaga.

Kesehatan Mental Orang Tua

Happy parents raise a happy kid.

Jangan sepelekan kalimat ini, karena memang benar begitu adanya. Sebelum fokus terhadap kesehatan mental anak-anak, pastikan kita sebagai orang tua juga sehat secara lahir dan bathin. Dampingi anak-anak dengan penuh kesadaran.

Banyaknya masalah apalagi hal yang belum terselesaikan di masa lalu, dapat membuat kita melakukan unconscious parenting yang tidak semestinya dilakukan. Orang tua harus dapat mengenal perasaannya dan dapat mengelola stress-nya dengan baik sebelum mendampingi dan merawat anak-anak.


Ada beberapa tips yang dapat dilakukan sehingga orang tua bisa lebih mindful dalam membersamai anak-anaknya :

Mengambil Time Out

Bukan waktu jeda untuk anaknya yang dimaksud di sini, tapi untuk orang tua atau orang dewasa yang mendampingi anak-anak ketika sedang berada di ambang batas kemarahannya. Kita boleh loh meminta ijin pada anak-anak untuk sekedar menenangkan diri selama beberapa saat.

Kalaupun orang tua harus marah, marahlah dengan sadar. Pastikan kemarahan kita bertujuan untuk kebaikan anak, bukan marah karena ada pencetus lain dibalik itu.

Misalnya saja, anak menumpahkan air ketika ibu sedang lelah setelah work from home, belum beres-beres rumah, belum sempat masak atau kepikiran karena belum membeli keperluan yang dibutuhkan. Dengan mengambil jeda waktu, orang tua bisa berefleksi akan perasaannya sendiri. Lalu, dengan sadar dapat mencari solusi untuk menenangkan dirinya.

Contohnya dengan membuat skala prioritas, rumah tidak perlu terlalu rapi asal anak bisa bermain dengan nyaman. Atau tidak sempat memasak, yaudah sih pesan antar saja lah. Butuh keperluan sehari-hari tapi tidak memungkinkan untuk keluar rumah, bisa pesan melalui AplikasiSuper.

Aplikasi yang dapat diunggah melalui Playstore ini merupakan aplikasi retail untuk menyediakan berbagai kebutuhan pokok.

Aplikasi Super ini membantu para agen dan toko kelontong kulakan sembako untuk menjual barangnya dengan harga yang lebih murah, tentunya juga dengan cara yang lebih mudah.

Win-win solution kan jadinya. Ibu tenang karena keperluan rumah terpenuhi, anak pun senang karena ibu tidak jadi marah.

Mempelajari Teknik Pernapasan / Meditasi

Dengan belajar teknik pernapasan atau meditasi, orang tua akan lebih mudah mengontrol emosinya ketika hendak meledak. Meskipun tidak mudah, meditasi sedikit banyak dapat menenangkan pikiran juga hati seseorang. Meditasi pun dapat menjernihkan pikiran sehingga orang tua tidak akan mudah tersulut emosi melihat tingkah polah anak-anak.

Bergabung dengan Komunitas

Tidak hanya bergabung dengan komunitas parenting, meskipun memiliki peran sebagai orang tua jangan lupakan bahwa diri kita juga memiliki peran sebagai diri sendiri. Bergabunglah dengan komunitas yang sesuai dengan minat dan hobi kita.

Sebagai orang tua, kita juga tetap membutuhkan kehidupan sosial di luar rumah. Sesekali, nggak masalah lah kalau obrolan kita dengan teman-teman tidak melulu soal anak.

Belajar Hal Baru

Mempelajari hal baru juga merupakan salah satu jalan untuk menyehatkan mental kita sebagai orang tua. Tekuni passion atau perdalam hobi dengan mempelajari hal-hal baru akan menjadi sesuatu yang bisa jadi sangat menyenangkan dan menyehatkan mental kita.

Komunikasi dan Sosialiasi

Elemen selanjutnya yang juga termasuk dalam elemen utama menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi Covid-19 adalah berkomunikasi dengan anak dan mengajaknya bersosialisasi.

Pelajari bagaimana membangun komunikasi yang efektif dengan anak-anak. Lakukan komunikasi dua arah, jadilah pendengar yang baik bagi anak, terima segala keluh kesahnya, validasi perasaannya dan ajak anak untuk berdiskusi untuk mencari jalan keluarnya.


Komunikasi ini penting sekali dalam menjaga mental anak-anak selama masa pandemi, tidak saat pandemi aja penting ya kan? Seperti yang tadi sudah disebutkan kalau selama pandemi anak-anak lebih rentan merasa kesepian dan tidak memiliki teman, oleh sebabnya orang tua harus menjadi sosok yang dapat dipercaya anak untuk bercerita dan tetap bersosialisasi.

Penyaluran Energi, Minat dan Bakat

Selama pandemi dengan aturan ketat mengenai pembatasan sosial tak ayal membuat sebagian besar orang bosan berdiam diri di rumah, apalagi anak-anak yang mempunyai kebutuhan gerak yang tinggi?

Agar anak tidak bosan dan kesehatan mentalnya tetap terjaga, fasilitasilah penyaluran energi, minat serta bakatnya dari rumah. Orang tua dapat membuat permainan yang melibatkan aktivitas fisik misalnya. Lalu, jangan lupa untuk mengobservasi apa yang saat ini sedang jadi minat anak-anak untuk belajar?

Dengan demikian, tumbuh kembang anak-anak secara mental dapat tetap tumbuh optimal meski dari dalam rumah.

Lingkungan yang Positif

Ciptakan interaksi yang positif dengan anak-anak setiap harinya. Hindari kekerasan fisik maupun verbal yang dapat membuat anak merasa tersakiti dan mengalami trauma. Sebab, hingga dewasa nanti anak-anak akan membawa kenangan emosional tentang orang tuanya.

Sebagai orang tua, tentu kita ingin dikenang sebagai orang tua yang penuh kasih sayang, tulus menyayangi dan mencintai anak-anak kita serta memberikan teladan yang baik bagi mereka. Sehingga, jangan sampai kita memenuhi hari-hari anak dengan kenangan buruk yang akan ia bawa sampai dewasa nanti. Bismillah...

To be in your children's memories tomorrow, you have to be in their lives today.

-Barbara Johnson

Yuk bisa yuk, menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi ini dengan 4 elemen yang sudah dituliskan di atas. Pastikan tumbuh kembang anak tidak hanya optimal secara fisik tapi juga secara mental.

Semoga informasinya bermanfaat. Terima kasih sudah membaca!

Sukabumi, 7 September 2021

Posting Komentar

42 Komentar

  1. jujur memang sulit menjaga kesehatan mental anak apalagi anak kan fitrahnya bermain sama teman-temannya dan seharusnya ga di rumah melulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huhu bener ya, anak-anak kalo liat gerbang kebuka dikit pasti langsung ngacir..

      Hapus
  2. Zaman sekarang rentan sekali kesehatan mental keluarga apalagi masa pandemic terimakasih atas tips memang membantu

    BalasHapus
  3. Anak-anak saya sampai bosan banget selalu di rumah di masa pandemi. Saya terus menyabarkan bahwa berbahaya bila keluar saat begini ditambah lagi ada aturan pemerintah. Jadi sebagai ibu memang wajib menjadi kreatif bermain di rumah bersama anak agar kesehatan mental anak di masa pandemi tetap gembira.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. PR banget ya tapi memang jobnya ortu memfasilitasi anak-anak apalagi di tengah pandemi gini..

      Hapus
  4. Setuju banget nih, bahagia itu bisa naikin imunitas anak. Soalnya pengalaman di rumah sering begini, kalau anak-anak demam malah diajak bermain dan bercanda ma abinya. Jadi lebih cepat sembuh mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi lupa ya Mbak sama sakitnya, tau2 sembuh. Hehe..

      Hapus
  5. Penting banget memang menjaga mental anak di masa pandemi. Apalagi setelah pandemi banyak sekali aturan yang diberlakukan dan membuat anak menjadi terbatas aktifitasnya. Membuat suasana rumah tetap nyaman bisa membantu menjaga mental anak. Kalau anakku malah jadi keterusan senang di rumah mbak hehehe, karena belajar di rumah kan lebih santai. Tapi sekarang sudah PTM, jadi giliran kami memotivasi dia agar tetap semangat sekolah dan ber sosialisasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sudah mulai PTM lagi ya, PR barunya sekarang justru nyemangatin biar mau balik sekolah ya. Semangat di sekolah seneng karena banyak temennya..

      Hapus
  6. Yes, wajib dijaga banget kesehatan mental orangtua..apalagi kalau anak PJJ lebih dari satu pula jumlahnya, duh, tantangannya luar biasa.
    Aku termasuk yang menurunkan standar, misal tentang kerapian, dan lainnya
    Bagus nih kalau ada yang praktis begini, saat butuh keperluan sehari-hari tapi tidak memungkinkan untuk keluar rumah, bisa pesan melalui AplikasiSuper ini

    BalasHapus
  7. ini bermanfaat banget nih soalnya anak anak emang cepet ngerasa bosan banget selama di rumah aja untungnya sekarang udah mulai tatap muka nih sekolahnya

    BalasHapus
  8. Saya merasakan banget kok stress di kala pandemi ini. Walau belum punya anak namun sya bisa memahami perasaan org tua dan anak ketika menghadapi pandemi secara bersamaan banyak hal baru yg mereka pelajari

    BalasHapus
  9. Empat elemen yang selama ini tidak pernah saya perhatikan. Ya, ternyata masih banyak yang harus saya pelajari ya. Terimakasih ini artikelnya sangat bangus ...

    BalasHapus
  10. Kadang kita terlalu sibuk mikirin kesehatan mental diri sendiri, sampai kita lupa kalo anak anak pun kena imbas akan pandemi ini.

    BalasHapus
  11. Thanks banget sharing nya mbak, emang butuh nih info kayak gini karena selama pandemi kesehatan mental itu jadi concern aku sekeluarga

    BalasHapus
  12. Lengkap banget artikelnya kakk.. Bener banget semua yg disebut di atas. Hikmahnya aku jadi bersyukur punya anak 3 dengan jarak usia dekat hahaha .. Jadi mereka ada teman main di rumah😅

    BalasHapus
  13. Makasih mbaa udah diingatkan diriku, meski belum jadi ibu aku selalu menjaga keponakan pun demikian. Karena kesehatan merupakan hal yang paling penting

    BalasHapus
  14. Ternyata selain menjaga stabilitas mental anak, pengelolaan emosi orangtua pun berperan penting dalam menjaga kesehatan mental anak dirumah. Makasih banyak tipsnya mba, bermanfaat sekali

    BalasHapus
  15. Ima, aku menunggu postingan soal menjaga kesehatan mental ibunya wkwkwk... tapi aku setuju, anak-anak juga stres menghadapi ibu yang (kadangkala) stres dan ini perlu manajemen yang serius menanganninya.

    BalasHapus
  16. Disadari atau tidak, anak-anak selama pandemi ini memang terlihat "stress". Penyebabnya tentu dari banyak hal ya kak. Maka penting banget untuk menjaga anak-anak tetap sehat mentalnya. Sama juga dengan ibunya juga perlu.

    BalasHapus
  17. Sebelum menyadari pentingnya kesehatan mental, orang tua harus menyadari terlebih dulu kesehatan mentalnya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waa iya bener banget, anak2 makin burnout kalau ortunya juga butuh "kewarasan" ya

      Hapus
  18. Sepertinya ngga hanya si kecil ya mom, tapi kita sebagai orangtua juga perlu menjaga kesehatan mental selama pandemi, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, ortu sama anak2 sama2 harus dijaga kondisi fisik dan mentalnya..

      Hapus
  19. kita sebagai ortu aja kena mentalnya pas pandemi apalagi anak, makanya harus dijaga ya kesehtan mentalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak justru kena gara2 ortunya biasanya ya. Keduanya harus sama2 sehat lahir bathin supaya suasana rumah hangat terus..

      Hapus
  20. masyaallah lengkap sekali pembahasannya mbak ima. memang dalam pandemi ini ga orang dewasa doang yang perlu menjaga kesehatan mental, anak-anak pun harus diperhatikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Kadang saya ngerasa bukan cuma saya aja yang burnout tapi bocil juga 😅

      Hapus
  21. Selama ini kita fokus pada adaptasi dengan PJJ, padahal masalah anak selama pandemi ini bukan hanya sekolah daring tapi juga kesehatan mentalnya. Terima kasih tipsnya, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 Mbak Alfa, semangat nemenin PJJnya semoga tahun depan udah bisa ptm lagi ya..

      Hapus
  22. Anak-anak yang pribadinya senang bermain ini kudu dijaga fitrahnya yaa..
    Gak kebayang kalau pandemi dan anak-anak tidak punya teman bermain. Hiiks~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rungsing sendiri Mbak Len. Mana anakku kan masih sendiri, belom punya adek jadi Mama sama Papanya yang harus selalu punya tenaga ekstra buat main terus..

      Hapus
  23. Anakku sering rewel karena maunya main terus di luar rumah, ya dibolehin sih tapi tetep ada kekhawatiran jadi pesennya jangan lama-lama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dan tentunya kalo bisa prokes ya tetep prokes. Hihi..

      Hapus
  24. Nice share mba, bermanfaat banget nih ilmunya, bisa saya pake ketika nnt punya anak

    BalasHapus
  25. Benar sekali kak aturan-aturan baru itu bagi anak-anak sungguh membuat mereka stress, kasihan kadang tapi ya Demi kesehatan mereka sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak dan yang bisa jaga kondisi anak-anak ya siapa lagi kalau bukan orang dewasa yang mendampingi anak2 kan? Kasian kalo sampai sakit..

      Hapus