Pentingnya Upgrade Skill Selama Menjadi Pengangguran

upgrade skill selama menganggur

Minggu lalu, aku bersama seorang sahabat semasa kerja dahulu membahas tentang masa-masa di mana kami menjadi pengangguran. Selepas bekerja selama 3 tahun di satu perusahaan yang sama, aku dan temanku memutuskan untuk mengakhiri kontrak dan tidak melanjutkan menjadi pegawai tetap di sana.

Setelah menyelesaikan studi dan lulus dari kampus, menjadi pengangguran dan job seeker adalah sebuah momok bagi kebanyakan fresh graduate. Alhamdulillah, aku tidak pernah merasakan hal tersebut. 

Sembari menunggu wisuda, aku sudah mendaftarkan diri ke sebuah industri di daerah Jawa Barat dan melakukan seleksi awal, kemudian lanjut hingga tahap wawancara. Beberapa hari setelah graduation ceremony, aku diberi kabar bahwa perusahaan tersebut menerima diriku untuk bekerja di sana.

Inget banget waktu itu diminta untuk masuk tanggal 1 Agustus 2014, namun aku meminta penangguhan hingga seminggu ke depan karena weekend-nya aku ingin menghabiskan waktu menonton konser orkestra bersama teman-teman di Jakarta. Hehe.

Aku dan sahabatku ngobrol panjang lebar di podcast yang berjudul "Nganggur yang Berfaedah". Hal yang kami highlight dalam obrolan selama setengah jam tersebut adalah tentang bagaimana kami tetap meng-upgrade skill selama masih bekerja dan setelah resign dari perusahaan.

Mencari Kesibukan di Tengah Hectic-nya Kerja

upgrade skill at work
Sumber : freepik

Bekerja di sebuah industri farmasi membuatku harus kembali menata ritme kegiatan. Ternyata kerja itu capek ya? Hahaha. Teorinya masuk pukul 07.00 pagi dan pulang paling cepat pukul 16.00 sore, nyatanya lembur menjadi makanan sehari-hari di mana aku bersama rekan-rekan kerja bisa pulang hingga lewat tengah malam. Apalagi kalau sudah persiapan audit, nggak pernah tuh yang namanya melihat kilau sinar matahari.

Mengambil Les Bahasa Inggris

Di tengah ke-hectic-an bekerja, pada saat itu semangatku untuk melanjutkan pendidikan S2 masih sangat berapi-api. Dengan bermodal nekat, akupun mendaftarkan diri ke salah satu universitas di negara impianku seumur hidup, UK. Tidak sendirian, seorang sahabatku pun tertarik untuk sekolah di negara yang sama denganku.

Gayung bersambut, universitas tersebut mengirimkan surel yang berisi acceptance letter, setali tiga uang dengan sahabatku yang diterima di universitas yang berbeda denganku. Demi mengejar cita-cita, aku dan sahabatku memutuskan untuk mengambil kursus IELTS dan mengikuti tes-nya agar dapat mengambil beasiswa.

Sebuah perjuangan yang kalau dipikir sekarang, gila sih gue waktu itu, lol. Pulang kerja, nggak sempat balik ke mess karyawan tuh, langsung meluncur ke tempat les yang jaraknya cukup jauh dari tempat kami tinggal. Kami baru kembali pulang sekitar pukul 21.00 - 21.30 malam.

Sepulangnya ke mess, kadang aku masih belajar untuk mengulang kembali apa yang didapatkan dari tempat les. Kapan lagi ada waktu belajar, ya kan? Besok paginya sudah harus kembali bekerja. Kadang, di hari di mana tidak ada jadwal les, aku diminta untuk lembur di kantor. What a life?

Ada satu kejadian yang sangat terkenang, ketika itu aku dan sahabatku sudah berangkat setengah jalan menuju tempat les. Lalu hujan besar turun di tengah perjalanan, kalau mau lanjut pasti basah banget karena jalanan sampai banjir tapi kalau mau balik udah jauh nih perjalanan!

Keputusan yang kami ambil pada saat itu adalah terus melanjutkan perjalanan. Meskipun menggunakan jas hujan, sesampainya di tempat les kami berdua basah kuyup luar dalam. Guru les dan teman-teman kami sampai shock melihat kondisi kami yang mengenaskan. Haha.

Menjadi Panitia Gathering

Setelah impian untuk S2 pupus karena gagal mendapatkan beasiswa dalam negeri, aku lalu kembali fokus pada pekerjaanku saat itu. Suatu hari, management di kantorku ingin kembali mengaktifkan gathering kantor yang sudah lama tidak dijalankan.

Baca tentang : Mimpi yang Berubah

Atasanku kemudian meminta bantuanku untuk menjadi panitia dan mengurus konsep acara gathering. Tidak hanya sekali, di tahun-tahun berikutnya aku kembali diberi kepercayaan untuk menjadi panitia acara gathering kantor.

Mungkin yang ada dipikiran atasanku, "Ni anak kok kayaknya kalau kerja bosenan, giliran diminta jadi panitia acara semangat?" Haha. Ya, aku sih happy-happy aja berkegiatan selain mengerjakan tumpukan pekerjaan kantor.

Upgrade Skill Setelah Resign dari Pekerjaan

upgrade skill saat pengangguran
Sumber : freepik

Selain masih menyempatkan waktu untuk plesiran dan hang-out bersama teman-teman, kedua kegiatan di atas merupakan kesibukan di luar rutinitas kantor yang aku lakukan semasa 3 tahun bekerja. Setelah habis masa kontrak kerja, mulanya aku ingin kembali fokus untuk melanjutkan studi.

Saat menimbang untuk kembali mendaftar beasiswa, seseorang yang aku tunggu-tunggu ternyata datang menemui kedua orang tuaku untuk meminta izin membawa hubungan kami ke arah yang lebih serius. Hiyaaa~

Pada akhirnya, aku dan sahabatku tetap memutuskan untuk resign dan kembali ke kota asal kami masing-masing. Aku pulang ke Jogja untuk mengurus acara pernikahanku dan sahabatku kembali ke Pekanbaru, Riau.

Resign tidak membuat kami betah berdiam diri menikmati masa leyeh-leyeh terlalu lama. Beberapa kegiatan yang aku lakukan semasa menganggur saat itu adalah kembali menekuni hobi menulis, membuat cerita di beberapa platform dan mengikuti berbagai lomba cerpen.


Sahabatku pun demikian, ia menambah skill baru dengan mengikuti kursus menjahit dan tetap berusaha untuk mengejar impiannya melanjutkan sekolah. Baju hasil jahitannya bahkan digunakan untuk menghadiri acara pernikahanku tahun 2018 silam.

Ia yakin, selama kita punya niat baik untuk melakukan suatu hal maka hal yang kita lakukan tersebut akan membawa manfaat. Sahabatku ini juga sempat mengikuti kursus merangkai bunga hingga public speaking. Produktif sekali ya, kan?

Pentingnya Upgrade Skill Selama Masa Nganggur

upgrade skill saat menganggur
Sumber : freepik

Menjadi pengangguran itu enak untuk sesaat, kalau kelamaan ya membosankan juga ya. Tapi, namanya rezeki pekerjaan kita nggak tau apakah akan datang secepat kilat atau butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya kita mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan?

Sambil terus berusaha mencari lowongan pekerjaan dan menunggu panggilan kerja, ada baiknya kita tetap melakukan kegiatan produktif untuk meng-upgrade skill selama masa nganggur.

Contoh kegiatan yang bisa dilakukan antara lain menekuni hobi, menjadi relawan, bergabung dengan komunitas, mengikuti kursus, mencoba untuk membuka usaha kecil-kecilan hingga mendaftarkan diri untuk program magang.

Secara tidak langsung, meningkatkan kemampuan saat masih menanti pekerjaan yang nyantol akan sangat membantu kita ketika bekerja nanti. Beberapa manfaat yang akan kita rasakan ketika memiliki skill baru adalah :

Meningkatkan Produktifitas

Lebih aktif berkegiatan meskipun saat ini lebih banyak dilakukan dari rumah, tentu lebih berfaedah dibandingkan rebahan berhari-hari sambil menanti keajaiban akan datangnya panggilan kerja. Rebahan nggak salah, sih. Tapi, coba pikirkan kalau waktu yang terus berputar dan tidak bisa kembali ini sebaiknya diisi dengan hal yang lebih bermanfaat juga.

Dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan dari rumah untuk meningkatkan skill, bisa jadi akan tercetus ide-ide baru atau inovasi yang dapat dilakukan untuk diri kita sendiri.

Menambah Relasi

Klise tapi ini bener banget. Saat mengikuti beberapa komunitas blogger, aku sudah menyangka akan mendapat teman-teman baru yang sama-sama hobi menulis. Tapi, siapa sangka kalau dari berkomunitas aku bisa mengenal banyak sekali orang dan pihak-pihak yang sebelumnya tidak pernah terpikir olehku.

Dengan bertambahnya relasi, bukan tidak mungkin peluang kita untuk mendapatkan lowongan atau bahkan tawaran pekerjaan menjadi lebih besar.

Menjadi Poin di Portofolio

Unlock skill baru dapat menjadi nilai plus untuk kita saat membuat CV. Nggak bisa dipungkiri kalau banyak perusahaan saat ini yang mempertimbangkan kemampuan tambahan yang dimiliki oleh calon pegawainya.

Misalnya saja menguasai beberapa bahasa atau mahir dalam membuat website. Perusahaan tentu akan lebih mempertimbangkan fresh graduate yang memiliki skill tambahan ketimbang fresh graduate yang sama sekali tidak memiliki pengalaman baik itu organisasi, kursus maupun aktivitas lainnya terkait pekerjaan yang dibutuhkan.

Meningkatkan Peluang Bekerja

Seiring dengan meningkatnya kemampuan kita dalam berbagai bidang, secara tidak langsung kita sudah meningkatkan nilai jual diri kita pada saat melamar pekerjaan. Dengan mengisi masa pengangguran dengan berbagai kegiatan, baik hard skill maupun soft skill kita akan meningkat juga.

Kemampuan public speaking bisa jadi lebih baik, portofolio pun akan tampak lebih menjual. Semakin baik kita meng-upgrade skill yang kita miliki, target dan tujuan kita untuk bekerja pun akan semakin jelas. Sehingga, kita dapat memanfaatkan celah dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang kita impikan.

Menggali Potensi Dalam Diri

Kalaupun kegiatan yang kita lakukan nggak ada hubungannya dengan pekerjaan yang ingin kita dapatkan, nggak ada salahnya kita menekuni hobi untuk menggali potensi yang ada di dalam diri kita.

Siapa tau, setelah menekuni hobi dan menggali passion sendiri, kita justru menemukan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dari hobi kita tersebut. Menyenangkan sekali kan kalau bisa bekerja sesuai dengan passion?

Baca tentang : Resolusi Literasi 2021

Nggak ada ruginya ya kayaknya kalau semasa menganggur kita terus mengingkatkan skill dalam berbagai bidang. Justru manfaatnya akan kembali pada diri kita sendiri.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Sukabumi, 4 Agustus 2021

Posting Komentar

20 Komentar

  1. Asli bener semua yg mba tulis. saya jadi ingat zaman saya masih menganggur kerja dan jaman saya dulu belum ada teknologi secanggih skrng. Alhasil saya banyak magernya sambil nunggu panggilan kerja. padahal kan bisa diisi dengan kegiatan lain yg bermanfaat

    BalasHapus
  2. Ini kudu jadi catatan buat para job seeker

    Sambil mencari peluang kerja, sekaligus menambah hal² positif dgn upgrading skills ya.

    Semogaaaa berkah

    BalasHapus
  3. Mencari ilmu itu emang ga ada batasnya. Gak pengangguran atau orang pekerja mencari ilmu ya tetap wajib.
    Hanya harus seimbang sih, antara ilmu agama dan ilmu dunia.

    BalasHapus
  4. Cakeeep ini. Jangankan di masa menjadi pengangguran, ya. Sekarang menjadi karyawan sekaligus ibu aja, yang namanya upgrade skill itu suatu keharusan. Jaman semakin berkembang dan kita dituntut untuk selalu siap. Aku selalu berusaha begini juga sih meski kadang nggak konsisten. Yaaa gitu deh, alasan uang ikutan training kepake buat bayar SPP anak atau udah kecapekan keras mengemuka, hahaha ...

    BalasHapus
  5. Benar sekali mbak, saya juga pernah kerja selama hampir 5 tahun lebih, setelah menikah dan punya anak kedua akhirnya resign. Setelah itu saya mulai usaha online, belajar jualan ber sama teman. Bagi saya mengupgrade diri itu penting meskipun tidak bekerja di luar rumah, karena kalau sebagai perempuan kita cakap dan memiliki skill khusus maka akan semakin membuat kita percaya diri dan tentunya lebih bermanfaat bagi orang lain ya.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah belum pernah merasakan benar2 nganggur.. meski memutuskan resign dari kantor sejak punya baby, tetap aja yang diurusin banyak, ada kerjaan juga meski freelance.

    Kalau soal upgrade skill, sepertinya kapanpun tetap harus dilakukan ya. Lepas apakah jadi pengangguran atau tidak, hehe.

    BalasHapus
  7. Membaca artikel ini jadi ingat masa-masa berjuang mendapatkan pekerjaan selepas kuliah. Sama sih, langsung kerja bahkan sebelum wisuda. Tapi ya gitu, namanya kerja baru pertama kali, ternyata tak seindah yang dibayangkan. Sudahlah di luar kota, gajinya ga cukup untuk hidup sebulan, malah tekor hehee... Balik lagi deh ke kampung dan mencari-cari lagi. Alhamdulillah meskipun gonta-ganti kantor selalu aktif bekerja terus lebih dari 20 tahun, hingga 3 tahun lalu memutuskan untuk jadi ibu rumahan aja. :)

    BalasHapus
  8. Setuju nih. Bahkan di masa pandemi ini bertaburan banyak sekali kelas dan aplikasi yang bisa digunakan untuk upgrade skill ya mam. Stay at home tapi bisa belajar sampai ke mana-mana.

    BalasHapus
  9. Yups setuju.. Penting banget upgrade skill selama menunggu pekerjaan baru atau bahkan memutuskan untuk tidak bekerja lagi sekalipun. Karena kalo upgrade skill tuh manfaatnya terasa banget sih buat diri sendiri.

    BalasHapus
  10. Jadi pengangguran enaknya cuma sebentar, itu bener, Mbak.. Lama-lama memang bosan. Saya pas awal-awal nikah, memutuskan untuk resign karena harus ikut suami ke Solo. Minggu pertama kedua sih asik-asik aja, lama-lama jadi kayak orang gila.. Ngerasa ngga berguna gitu hidupnya. Huhu.. Alhamdulillah trus ada kesempatan buat belajar nulis dan jadi blogger seperti sekarang.

    BalasHapus
  11. wah iya
    banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan sambil memunggu panggilan kerja ya mbak
    ikut beragam pelatihan buat upgrade skill contohnya
    biar berfaedah nganggurnya, hehe

    BalasHapus
  12. Setuju banget mbak... upgrade skill itu penting banget. Bahkan bukan hanya untuk jobseeker, saya yang notabene-nya ibu rumah tangga juga perlu selalu upgrade skill. Melihat ibu-ibu lain yang keren-keren banget, Masya Allah... saya tentu pingin juga dong seperti mereka,hehehe

    BalasHapus
  13. Pas masih kerja dan belum menikah itu masa-masa emas untuk banyak belajar yaa..
    Aku juga orangnya bosenan. Tapi mau kemana-mana, kudu nunggu peluang. Hahhaa.. Jadi berasa itung-itungan gitu kalau mau upgrade skills.

    BalasHapus
  14. Upgrade skill ibarat investasi leher ke atas ya Mbak?

    Saya di rumah aja kayak gini ya, butuh banget upgrade skill di sela dampingi anak. Makasih sharingnya Mbak

    BalasHapus
  15. nice sharing ya mba, bgs bgt tipsnya utk tmn2 yg nganggur

    BalasHapus
  16. Nganggur ataupun tidak. Tetap harus ngasah skill, ya mbak. Soalnya perkembangan zaman, berkembang pula teknologi maupun kebiasaan hidup kita. Tetap semangaaat

    BalasHapus
  17. Saya setuju dengan upgrade skill saat menganggur, apalagi kalau belum ada tanggungan lain. Jadi waktu lebih banyak untuk belajar. Dan makin banyak juga keahlian yang bisa kita tawarkan ke calon perusahaan baru.

    BalasHapus
  18. Upgrade skill emang sepenting itu, dan itu jadi hobi saya beli kelas kelas online wkwk

    BalasHapus
  19. Sejak resign, akupun jd semangat utk mencari kegiatan yg bisa menambah skill :D. Kebanyakan ikut kelas online ttg bisnis travel, ttg investasi dll. Jadi belajar lagi,tapi yg terpenting sebenernya, jd ada kegiatan berguna :D. Ga bosen di rumah.

    Mungkin Krn sebelumnya aku terbiasa kerja kantoran dengan job desk yg jelas, jadi begitu resign, sempet jenuh banget Krn ga ada yg bisa dikerjain. Makanya aku jadi ngambil beberapa kelas sesuai hobi :D

    BalasHapus
  20. Setelah resignt banyak yang aku pikirkan termasuk upgrade skil. Dulu gak pernah tahu dunia kepenulisan, blogger sampe sekarang jadi influencer. Dunia yang lumayan menjanjikan jika kita mau konsisten dan terus belajar.

    BalasHapus