Nostalgia Masa Kecil : Me and Harry Potter


Aku tergerak untuk menceritakan ini ketika membaca adanya tantangan menulis harian yang bertema Dongeng Favorite Masa Kecil. Apa yang menjadi favorite-ku ini bukanlah sebuah sastra lama atau pun cerita turun-temurun, namun sebuah cerita fiksi. Cerita yang berhasil membuatku begitu terbawa ke dalam kisahnya hingga ia menjadi bagian dari hidupku selama bertahun-tahun dan aku pun tumbuh bersamanya. Harry Potter.

Masih ingat dengan jelas pada tahun 2000, almarhum ayahku pulang dari toko buku kemudian memberikan sebuah novel yang berjudul Harry Potter and the Sorcerer's Stone atau dalam bahasa Indonesia Harry Potter dan Batu Bertuah.

Ketika itu aku masih SD, memandang buku tebal tersebut dengan heran. Hah? Tebel banget! Udah mau malas duluan bacanya, tapi aku tidak sampai hati menunjukkan hal tersebut pada beliau sehingga dengan mata berbinar aku mengucapkan terima kasih dan langsung merobek plastik bungkusnya.

Ayahku sedikit menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan best seller, buku yang paling banyak dibaca oleh orang-orang di seluruh dunia dan beliau ingin aku menjadi salah satu dari mereka supaya tidak ketinggalan jaman. Menarik juga, aku pun langsung membuka dan membaca halaman pertama buku tersebut.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk masuk ke dalam dunia sihir Harry Potter. Jalan ceritanya begitu mendebarkan, membuatku penasaran sehingga mau tak mau aku terus-terusan membaca halaman selanjutnya. J.K.Rowling berhasil menyihirku untuk "ikut terlibat" dalam petualangan seru Harry Potter, Ronald Weasley dan Hermione Granger.

Sedihnya, saat itu belum banyak teman-teman sekolahku yang tau dan membaca kisah Harry Potter ini, jadi aku tidak punya teman yang bisa diajak ngobrol untuk membahas tentang Harry. Suatu ketika, aku bermain ke rumah salah seorang teman kecilku dan dengan sangat antusias menceritakan kisah novel favorite-ku itu, temanku merespon dengan positif dan meminjam buku Harry Potter-ku. Ternyata, ia ikut tersihir dan menjadi salah satu penggemar berat Harry Potter. Hore! Aku punya teman senasib. Hehe.

Tujuh Novel Harry Potter

Sejak saat itu, hidupku diwarnai oleh dunia sihir Harry Potter. Aku mengoleksi segala sesuatu yang berhubungan dengannya, membeli ketujuh bukunya, menonton semua film bioskopnya juga membeli DVD originalnya. Ditambah lagi dengan poster-poster, majalah yang membahas tentang Harry Potter serta mengumpulkan merchandise-nya.

Saat masuk ke SMP dan SMA, aku menemukan beberapa Potterholic yang membuat kami menjadi akrab dan kerap bertukar informasi seputar dunia Harry Potter. Bahkan aku pernah ikut nonton premiere film Harry Potter and the Order of the Phoenix di mall Grand Indonesia, Jakarta bersama kedua sahabatku dan komunitas penggemar Harry Potter se-Indonesia. Haha. Suatu pengalaman tak terlupakan.

Saat diberikan tugas untuk mempresentasikan seorang tokoh yang menginspirasi, aku mempresentasikan Emma Watson sang pemeran Hermione Granger. Aku berada di kelas 2 SMP pada waktu itu. Saking ngefans-nya dengan Harry Potter, aku sampai berkeinginan untuk melanjutkan sekolah dan hidup di Inggris.

Baca juga kisahku untuk menggapai Inggris :

Aku hafal semua mata pelajaran yang ada di Hogwarts beserta pengajarnya, hafal adegan-adegan yang ada dalam bukunya, hafal berbagai mantra lengkap dengan fungsinya bahkan hafal sebagian dialog dalam film-filmnya. Tentunya semua itu ku lakukan dengan sukarela, tanpa paksaan. Murni karena aku suka, tidak seperti menghafal mata pelajaran yang tidak ku sukai, mau dibegimanain tetap hasilnya tidak seapik saat aku mempelajari "ilmu sihir" Hogwarts. Haha, hanya dengan mengenangnya membuatku bahagia.

Pada tahun 2007, saat aku berada di kelas XI atau 2 SMA, aku harus mengakhiri petualangan membaca novel Harry Potter setelah buku ketujuhnya yaitu Harry Potter and the Deathly Hallows atau dalam bahasa Indonesia Harry Potter dan Relikui Kematian terbit. Sediiihhh sekali karena aku tau J.K.Rowling tidak akan memperpanjang kisahnya lagi.

Namun, hingga tahun 2011 aku beserta jutaan penggemar Harry Potter lainnya masih bisa mengikuti perjalanannya melalui layar lebar. Setelah film Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 tamat, hingga detik ini belum ada film yang membuatku menanti-nantikan jadwal tayangnya hingga rela antri panjang untuk membeli tiket bioskop di hari pemutaran perdananya (jaman dulu belum ada M-Tix dan sejenisnya by the way).

Film-film Harry Potter

Sampai sekarang, semua koleksi Harry Potter milikku masih tersimpan rapih di dalam lemari. Semua buku, DVD, majalah, poster hingga tongkat sihir dan kalung quidditch pun masih lengkap dan terawat. Suatu hari nanti, aku ingin mengenalkan kisah ini pada anakku setelah berhasil menanamkan kecintaan membaca pada dirinya.

Sebagian kecil koleksi Harry Potter milikku

Baca tentang : Mencintai Membaca

Terima kasih J.K.Rowling yang sudah menuliskan ketujuh novel Harry Potter, hingga membuatku memiliki masa kecil hingga remaja yang sungguh menyenangkan. Terima kasih Bapak yang sudah mengenalkanku pada Harry Potter, kalau bukan Bapak entah aku akan tau tentang Harry atau tidak.

Senang rasanya bisa tumbuh dalam dunia sihir bersama Harry Potter, sejak membaca bukunya lah aku cinta pada pada membaca, membuatku senang berangan-angan dan menciptakan dunia dalam novel yang ku baca, membangun kreatifitasku dalam berimajinasi. Aku rasa sejak membaca novel ini lah kesukaanku pada menulis mulai terbentuk.

That's all!

Yogyakarta, 06 April 2020

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Aku juga heran, kenapa dulu baca Harry Potter yang tebelnya tak terkira cuma bisa dihabiskan dalam 2-3 hari.
    Sekarang buku tipis aja, ya Allaah...lamanyaa...
    KZL akutu...

    Aku juga Potter head, hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneernya Mbaa 😭 belum nemu novel yang "greget"nya kayak Harry Potter, even judul-judul lain karya J.K.Rowling.

      Kayak'y aku pakai kacamata juga gara2 nonstop bacain HarPot beberapa hari langsung tamat sih. Guilty pleasure. Wkwk.

      Hapus
  2. Inget banget pas baca The Order of Phoenix yang tebalnya seribuan halaman itu, aku sampek enggak keluar kamar 3 hari. Sampek keluar ancaman ganas dari Ibuku karena disuruh makan juga enggak turun2.
    Ah.. Good old times.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha sama banget, baca yg ke5 cuma 3 hari. Kalo nggak ngantuuk bgt gak akan udahan baca. Luar biasa itu sihir'y :p

      Hapus