Mencintai Membaca


Sedari kecil, kedua orangtuaku rajin membelikan kami (aku dan adik-adik) buku bacaan. Entah dimulai sejak kapan, yang ku ingat aku punya banyak sekali ensiklopedia dan ratusan buku bacaan hingga kami bisa membuka perpustakaan mini dirumah dan menyewakan buku bacaan yang mana pelanggannya saat itu adalah tetangga sekitar rumahku.

Ayahku memang seorang pecinta membaca. Koleksi bukunya pun berlemari-lemari, aku sadar bahwa beliau lah yang paling berjasa dalam menanamkan minat membaca pada aku dan adik-adikku. Ketika kami kecil, sering sekali kami mengunjungi toko buku dan diberi jatah untuk membeli 2-3 buku. Masih terngiang bagaimana bahagianya aku saat mencium aroma buku-buku baru ditoko buku dan sibuk memilih buku bacaan yang akan dibawa pulang.

Setelah dewasa, aku memang tidak sesering dulu pergi mengunjungi toko buku. Karena banyak alasan, aku lebih sering membeli buku via online shop yang mana lebih mudah dan fleksibel untuk seorang mama yang sehari-harinya mengurus rumah seperti aku. Hingga saat ini, aku masih suka sekali membaca. Genre buku bacaanku saat ini sudah jauh berubah, jika dulu aku penggemar komik dan novel maka sekarang aku lebih sering berburu buku-buku berbau parenting. Ingin sih sesekali kembali tenggelam dalam imajinasi saat membaca novel, namun tetap buku parenting dan tentang tumbuh kembang anak lebih menarik hatiku saat ini. Haha *emakemaklyfe

Aku pun ingin menanamkan kecintaanku terhadap buku pada anakku yang saat ini genap berusia 1 tahun. Sejak dia baru lahir, aku sudah membelikannya berbagai buku bacaan. Ada saja yang berkomentar aku terlalu berlebihan membelikannya buku sejak bayi, tapi aku yakin kalau minat membaca itu tidak datang secara instan dan harus dimulai sedini mungkin. Lagi pula, lumayan kan kita bisa killing time berfaedah dengan membacakan cerita pada anak kita dibanding memberinya tontonan melalui youtube.

Mulanya, anakku tidak menunjukan ketertarikan pada buku-buku bacaannya. Saat memberinya buku, maka ia akan menyingkirkannya. Tapi, namanya ibu pantang menyerah aku terus saja membacakannya cerita dan menunjukkan gambar-gambar yang ada pada bukunya. Sekarang, aku mulai melihat hasil yang nyata dimana anakku suka sekali membawa buku bacaannya yang dulu ia singkirkan. Saat ia bosan dengan mainannya, ia akan mengambil salah satu bukunya dan memintaku untuk membaca bersamanya. Bahkan, saat ku tinggal untuk masak atau mandi kadang aku melihatnya sibuk membuka-buka halaman bukunya dan babbling sendiri sambil menunjuk gambar yang ada dibuku. Padahal, aku menyalakan televisi juga supaya dia tidak bosan dan bisa menonton tv tapi dia lebih memilih buku. Proud of you, Kiddo!

Misiku untuk menjadikan anakku seorang yang cinta membaca seperti kakek-kakeknya (ayah dan ayah mertuaku) didukung oleh suamiku. Dia bukan seorang penggemar buku sepertiku, koleksi bukunya bahkan hampir tidak ada. Haha. Tapi dia melihat sisi positif ketika aku mengenalkan buku pada anak kami, terutama saat hingga sekarang anak kami nyaris tidak kenal gadget kecuali untuk video call dengan kakek-neneknya atau sekedar berswafoto. Ia juga tidak (belum) begitu tertarik dengan televisi kecuali nonton pada waktu makan (pelanggaran detected!).

Kedepannya, aku ingin terus menumbuhkan dan memupuk kecintaan membaca pada anakku sama seperti orang tuaku melakukannya terlebih dahulu padaku. Ingin sekali membesarkan anak yang gemar membaca sehingga ia menjadi anak yang berwawasan luas dan mampu berpikir kritis. Bukan ambisius namun salah satu harapan yang semoga selalu istiqomah sehingga menjadi nyata :)

Sukabumi, 3 Desember 2019


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kisah kita berbeda tapi tujuan kita sama. Saya yakin membaca adalah step baik sebelum menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learner). Saya juga punya mimpi, suatu hari anak2 muda di indonesia akan banyak mengobrol membahas buku² berkualitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, saya udah baca cerita Mbak juga. Jalan yang ditempuh beda ya Mbak tapi satu tujuan 😊 Aamiin semoga mimpi indahnya terwujud 🤗

      Hapus