Beberapa hari terakhir, grup telegram salah satu komunitas Virtual Assistant yang saya ikuti kebanjiran member baru. Nggak nanggung-nanggung, dalam sehari kami bisa menyambut hingga belasan member yang rata-rata masih baru mau menjajaki dunia VA. Sepertinya, pekerjaan sebagai Virtual Assistant (VA) masih banyak diminati, ya?
Banyak orang yang tertarik karena pekerjaan ini bisa dikerjakan dari rumah, fleksibel, dan punya peluang penghasilan yang menjanjikan. Akan tetapi, mungkin banyak teman-teman yang baru tertarik ke dunia VA ini masih bingung harus mulai dari mana?
Apakah lebih baik jadi Generalist VA yang bisa mengerjakan banyak hal sekaligus, atau langsung fokus jadi Specialist VA dengan keahlian tertentu?
Saya paham banget kebingungan ini, karena hampir semua pemula VA pernah ada di fase yang sama. Me too! Nah, di artikel ini saya akan mencoba memberikan gambaran seperti apa Generalist VA dan Specialist VA, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana cara menentukan pilihan yang paling sesuai untuk VA pemula. Yuk langsung aja!
Mengenal Generalist VA
Secara umum, Generalist VA adalah Virtual Assistant yang bisa mengerjakan berbagai macam tugas yang diminta oleh klien. Ibaratnya serba bisa alias palugada. Pekerjaan yang biasanya ditangani Generalist VA antara lain mengatur jadwal, email management, mengelola data, riset sederhana, hingga membantu social media management tingkat basic. Jadi, satu orang bisa memegang banyak pekerjaan sekaligus sesuai kebutuhan klien.
Menurut saya, Generalist VA ini cocok untuk pemula yang baru berkecimpung di dunia Virtual Assistant dan masih bingung mau ke mana arah dan tujuannya sebagai VA. Kalau kalian tertarik ke berbagai bidang dan ingin belajar lebih banyak, maka teman-teman bisa mencoba peruntungan sebagai Generalist VA.
Selain itu, klien yang mencari Generalist VA juga banyak, jadi peluang dapat proyek akan lebih terbuka. Tapi di sisi lain, persaingan cukup ketat karena banyak orang yang memulai dari jalur ini. Fee-nya pun biasanya relatif lebih rendah dibanding Specialist VA.
Lalu, Apa itu Specialist VA?
Kalau Generalist VA itu palugada, Specialist VA merupakan Virtual Assistant yang fokus pada satu bidang tertentu dan punya keahlian lebih dalam. Misalnya, ada yang khusus sebagai Social Media Management, jago SEO dan Content Writing seperti pemilik blog Rumah Kurcaci Pos, Email Marketing, Graphic Design, atau Paid Ads Management.
Jadi, seorang Specialist VA biasanya dipilih klien karena mereka dianggap lebih ahli dan bisa memberikan hasil yang lebih maksimal di area spesifik yang dibutuhkan.
Kelebihannya jelas ya, karena punya skill khusus yang mendalam, tarif Specialist VA biasanya lebih tinggi dibanding Generalist VA. Klien juga cenderung lebih loyal karena mereka butuh bantuan yang benar-benar fokus di satu bidang.
Kekurangannya ya ada juga, frens. Untuk bisa jadi Specialist VA, kita perlu waktu untuk belajar dan memperdalam skill tertentu dan biasanya juga butuh effort hingga biaya untuk meng-upgrade skill itu sendiri. Inilah sebabnya nggak semua pemula langsung langsung tertarik terjun ke jalur specialist.
Mana yang Sebaiknya Dipilih Pemula?
Di awal saya masuk ke dunia VA ini, saya memilih untuk memonetisasi skill yang sudah saya miliki sebagai blogger sebagai modal awal. Jadi, bisa dibilang cukup spesifik ya, pekerjaan yang saya incar adalah seputar pengelolaan website dan content/copywriting.
Namun, seiring berjalannya waktu nih.. Ada aja beberapa orang yang mengenal saya melalui media sosial dan meminta saya untuk membantu mereka dalam berbagai bidang. Berhubung mereka yakin saya bisa membantu mereka, akhirnya saya menjajaki juga berbagai role seperti data entry, KOL specialist hingga lead generation.
Pertanyaannya, jadi gimana nih? Lebih baik mulai dari Generalist VA atau langsung jadi Specialist VA? Adik saya yang baru lulus dan sedang proses mencari kerja pun bertanya-tanya soal hal ini. Sebagai kakak yang menjadi tempat berbagi cerita dan ceria, jawaban saya ya diplomatis aja sih.
Sebenarnya nggak ada yang mutlak benar atau salah sih ya, bisa dikembalikan ke tujuan masing-masing. Misalnya, buat yang masih baru banget jadi VA dan belum punya skill khusus, memulai sebagai Generalist VA bisa jadi langkah paling mudah dan realistis.
Dari sini, teman-teman bisa belajar banyak hal. Mulai dari mengenal kebutuhan klien sampai akhirnya nanti menemukan bidang yang paling menarik untuk didalami.
Akan tetapi, kalau kalian sudah punya skill di bidang tertentu, misalnya udah jago desain, fasih social media, atau pernah mengelola campaign marketing, nggak ada salahnya langsung fokus menjadi Specialist VA.
Justru dengan skill yang sudah Mae frens miliki itu, peluang kalian mendapatkan klien dengan fee lebih tinggi bisa lebih besar. Jadi, bisa dimulai dari posisi yang paling nyaman dulu lalu terus berkembang sesuai pengalaman dan minat ke depannya nanti.
Penutup
Di era digital seperti sekarang, apalagi in this economy, menjadi Virtual Assistant bisa jadi peluang karier yang seru dan fleksibel. Either teman-teman memulainya sebagai Generalist VA atau langsung jadi Specialist VA, dua-duanya punya tantangannya masing-masing.
Sebagai VA yang terpenting adalah bagaimana kita semua bisa terus belajar, adaptable dengan kebutuhan klien, dan membangun portofolio yang menjual.
Jadi Mae frens, kalian lebih tertarik untuk memulai karier sebagai Generalist VA atau Specialist VA? Atau mungkin ada pengalaman pribadi untuk yang udah pernah nyobain keduanya? Yuk, share di kolom komentar!
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍