Awal tahun 2024 lalu, setelah 4 tahun saya fokus sebagai penulis blog, akhirnya saya mencoba merambah ke dunia Virtual Assistant (VA). Mungkin sebagian Mae frens sudah pernah mendengar pekerjaan sebagai asisten virtual ini, mengingat banyak banget iklan-iklan yang beredar mempromosikan kelas-kelasnya.
Kerja cuma 2 jam sehari, dapet dollar, bisa liburan kapan saja! Familiar nggak sama iklan begitu? Wkwk. Gitu deh iming-iming jadi VA yang sering viral di media sosial. Tapi waiiit, benar nggak sih kehidupan VA semudah itu? Atau ini cuma janji manis yang bikin banyak pemula kecewa?
Nyatanya, frens, dibalik kisah sukses VA yang terlihat ‘santai’, ternyata ada jam kerja panjang, dikejar deadline, dan proses belajar yang jarang diungkap. Lalu, dari mana mitos ‘kerja 2 jam sehari’ ini berasal, dan bener nggak klaim itu bisa jadi kenyataan?
Mengenal Pekerjaan Virtual Assistant
Sebelum kita membahas jam kerja VA yang katanya bisa hanya 2 jam sehari dengan gaji fantastis, saya mau tanya dulu nih, teman-teman sudah tau belum apa sih Virtual Assistant itu sendiri? Hehe..
Jadi gampangnya, VA itu kayak asisten pribadi, tapi yang kerjanya dari jarak jauh. Definitely remote worker. Para VA ini merupakan profesional yang siap bantu klien, mulai dari urusan administratif, teknis, sampai hal-hal kreatif. Semuanya dikerjakan online dan dari mana saja.
Tugasnya? Wah, macem-macem banget! Bisa bantuin ngebalas email, ngatur jadwal klien yang super padat, ngelola akun media sosial, nyari data buat riset, input-input data, bahkan ada juga yang sampai bikinin website untuk bisnisnya klien.
Intinya, mereka ini tangan kanan virtual yang bikin kerjaan klien lebih lancar.
Fleksibilitas VA dalam Bekerja
Nah Mae frens, salah satu yang bikin orang tertarik untuk terjun menjadi VA itu adalah iming-iming flexibility working hour. Sepengalaman saya, memang benar adanya! Kita bisa bekerja dari mana aja, mau di rumah, kafe, atau sambil liburan pun bisa. Plus, seringnya kita bisa ngatur jam kerja sendiri.
Tapi, jangan salah kaprah dulu! Fleksibilitas ini bukan berarti jam kerjanya pasti minim, apalagi cuma 2 jam sehari kayak berita-berita yang beredar. Faktanya, kadang ada klien yang butuh kita siaga di jam-jam tertentu atau minta respons yang cepat dari kita.
Meskipun kita bisa mengatur sendiri jam kerja kita, ada kalanya ketersediaan di waktu-waktu krusial yang dibutuhkan klien itu penting banget. Namanya juga kita kerja bareng orang lain, kan? Jadi, fleksibel boleh, tapi tetap harus profesional dan responsif!
Asal Usul Mitos "VA Kerja 2 Jam Sehari"
Mungkin sebagian orang yang tertarik menjadi VA bertanya-tanya, dari mana sih asalnya klaim "kerja 2 jam sehari" ini muncul? 🤔 Kalau ditelusuri nih frens, mitos ini sebenarnya tumbuh subur gara-gara beberapa sumber.
Pertama, belakangan ada tren digital nomad yang memang mengedepankan kebebasan dan fleksibilitas. Para pekerja remote ini seringkali flexing soal gaya hidup kerja dari pantai atau kafe, seolah semua kerjaan mereka bisa diselesaikan secara kilat.
Padahal, yang orang lain nggak lihat adalah jam-jam panjang di balik layar saat mereka membangun sistem, mencari klien, atau ngebut deadline. Kita kan cuma liat highlight-nya ajaa..
Kedua, fenomena ini juga banyak dipicu oleh kursus-kursus atau workshop online yang nggak jarang menggunakan judul bombastis untuk menarik minat target marketnya. Mereka cenderung fokus pada success story yang sangat spesifik dan mungkin cuma dialami segelintir orang.
Rata-rata, iklan kelas atau workshop ini akan menjual cerita, "Si A, kerja cuma 2 jam sehari sebagai VA dan sukses!" Tapi, yang tidak diceritakan adalah si A ini mungkin udah punya networking ke mana-mana, skill yang belum banyak ditawarkan orang lain, atau niche klien yang memang cuma butuh sedikit final touch.
Jadi, yang ditampilin ya cuma sisi idealnya aja, bukan realita yang dihadapi kebanyakan orang.
Ditambah lagi, ada juga pemahaman yang keliru tentang "pekerjaan sampingan". Banyak yang menyamakan VA dengan pekerjaan paruh waktu yang santai selow kayak di pantai. Padahal jadi VA profesional itu butuh dedikasi dan konsistensi, sama aja kayak pekerjaan lain.
Sebelas dua belaslah dengan cerita yang saya baca di Sunglowmama blog tentang saat beliau memutuskan resign dan menjadi seorang pekerja lepas profesional. Kalau dilihat sekilas, menjadi freelancer yang bekerja di rumah tampak selalu menyenangkan, padahal nggak tau aja di balik layarnya seperti apa perjuangan yang dilakukan :)
Baca tentang: Cara Bijak Mengelola Pendapatan Tak Menentu Freelancer
Intinya, klaim 2 jam ini yaa merupakan hasil dari marketing yang agak "membumbui" kenyataan, atau dari segelintir kisah sukses yang tidak mewakili mayoritas. Naah, jangan langsung termakan mentah-mentah ya! 😉
Realita Kerja VA, 2 Jam Sekali, Emang Bisa?
Oke, sekarang coba kita bahas bagian paling ditunggu-tunggu, "Beneran bisa nggak sih kerja cuma 2 jam sehari sebagai VA?" Jujur aja, kalau mau dibilang bisa, ya bisa aja sih. Nyatanya, pekerjaan pertama saya sebagai VA saya kerjakan hanya 2 jam sehari.
Tapi ini jarang banget kejadiannya dan biasanya cuma terjadi di kondisi-kondisi tertentu. Misalnya di kasus spesifik seperti di bawah ini:
1. Proyeknya Sederhana
Saya pernah nih dapat proyek mudah dari klien. Tugasnya hanya, only, cuma memberikan enter di setiap satu kalimat yang tertulis di blog klien saya. Jadi ceritanya dia mau satu paragraf itu isinya ya hanya satu kalimat aja, sehingga saya harus meng-enter setiap saya melihat tanda titik (.). Wkwk.. Ada loh klien yang butuh jasa seperti itu, dan saya dibayar dollar untuk mengerjakan tugas tersebut!
Namun, tentunya nggak hanya 1 atau 2 artikel saja yang harus saya kerjakan. Ada banyak artikel yang harus saya edit dalam jangka waktu yang ditentukan. Nah, dari sana saya menargetkan sehari untuk menyelesaikan sekian artikel dalam waktu 2 jam. Sehingga, saya bisa mengerjakan hal lain setelahnya.
Contoh lain misalnya proofreading singkat, posting sekali di media sosial, atau update data kecil-kecilan. Tentunya, untuk proyek-proyek seperti ini, jangan harap bisa dapat bayaran yang fantastis ya! Realistis aja, frens 🙃
2. VA Super Spesialis
Ini hanya bisa terjadi kalau teman-teman sudah punya skill level dewa! Wkwk. Misalnya, desainer grafis yang bisa bikin logo sesuai brief klien dalam waktu singkat, atau ahli SEO yang langsung tahu cara bikin website melejit di mesin pencari. Pokoknya, keahlian unik yang bikin teman-teman bisa menyelesaikan tugas kompleks dengan cepat.
3. Gaji Ya Sesuai Jam Kerja
Nah, ini juga penting buat ditanamkan di sanubari. Kalau cuma kerja 2 jam sehari, ya jangan ngarep gajinya setara sama yang kerja 8 jam. Penghasilannya pasti disesuaikan dengan waktu dan volume kerja yang kalian berikan. Masuk akal, kan?
Tantangan dan Ekspektasi
Kalau dipikir-pikir, klaim "2 jam sehari" itu lebih sering jadi janji manis yang kadang bikin VA pemula salah kaprah. Realita yang perlu saya sampaikan sebagai seorang yang sudah menjalani pekerjaan ini selama kurang lebih setahun terakhir adalah:
1. Kebutuhan Klien Beragam
Kebanyakan klien itu butuhnya lebih dari sekadar 2 jam dedikasi. Sebab, mungkin aja mereka butuh bantuan sepanjang minggu, atau ada tugas-tugas dadakan yang perlu perhatian lebih. Jadi kadang memang iya sehari bisa 2 jam, tapi hari-hari lain butuh jam kerja lebih panjang. Klien pun seringnya butuh partner kerja ya, bukan cuma "asisten yang numpang lewat".
2. Cari Klien Itu Butuh Waktu & Tenaga
Nemu klien yang pas banget dengan job description cuma 2 jam sehari dan bayarannya oke itu susah lho. Kita harus rajin personal branding, bangun networking, berbenah portfolio, belajar ini itu, dan meyakinkan calon klien kalau kita memang se-worth it itu untuk bekerja dengan waktu singkat tersebut. Justru proses ini yang nggak sebentar dan jarang dibahas orang-orang.
3. Kerjanya Nggak Cuma 'Kerja Aja'
Sama seperti orang-orang yang bekerja kantoran ya, VA juga harus menyediakan waktu untuk briefing dengan klien, revisi, koordinasi antar tim jika ada, dan balas-balasan email sama klien. Bedanya, semua bisa dilakukan dari mana aja dengan waktu yang nggak saklek seperti bekerja di kantor.
Jadi, kerjanya ya nggak cuma saat fokus ngerjain tugas intinya aja. Hal-hal yang disebutkan di atas juga perlu perhitungan waktu.
4. Persaingan Makin Ketat
Sekarang ini, udah banyak banget orang yang nawarin jasa VA. Kalau mau dapat proyek, kita nggak bisa cuma nawarin modal bisa kerja cepat doang. Gimana caranya supaya kita bisa meyakinkan calon klien kalau kita memang orang yang tepat untuk menjadi partner mereka dalam menjalankan bisnisnya.
So yeaa, meskipun ada kemungkinannya, jangan sampai klaim 2 jam sehari ini bikin kalian punya ekspektasi yang terlalu tinggi tanpa mengetahui bagaimana lapangan yang sebenarnya! 😊
Jadi VA Harus Fleksibel dan Realistis
Emang bener sih, enak banget kalau kita bisa bekerja 2 jam sehari tapi cuan ngalir terus ke rekening. Siapa yang nggak mau? Hehe.. Tapi kenyataannya, agak sulit yaa terutama untuk pemula untuk bisa kerja saklek hanya 2 jam sehari tapi ngarepin penghasilan tinggi.
Intinya, kerja 2 jam sehari sebagai VA itu memang bisa terjadi, tapi anggap aja itu pengecualian, untuk job dan orang-orang tertentu. Untuk jadi seorang VA dengan penghasilan yang stabil dan cukup, tentunya perlu waktu yang tidak sebentar untuk membangun karir tersebut.
Baca tentang: 5 Skill Dasar Freelancer yang Wajib Dikuasai
Jadi, janji manis "kerja santai 2 jam" itu seringkali menyesatkan kalau diartikan bener-bener mentah-mentah. Proses di balik layar success story-nya juga perlu diperhitungkan! Dari pada fokus mikirin jam kerja 2 jam sehari, mending fokus dulu untuk terus belajar ngembangin skill dan membangun branding yang baik.
Supaya kita punya kendali penuh atas waktu kerja kita, bisa mengelola waktu dengan baik adalah kuncinya. Pintar-pintar mengatur prioritas, membuat to-do-list, mencatat jadwal di kalender online dan untuk ibu rumah tangga. Journaling untuk ibu sibuk juga bisa dimanfaatkan untuk menjernihkan pikiran sehingga apa-apa yang perlu diselesaikan di hari tersebut, bisa dipikirkan secara mindful.
Kamu punya pengalaman sebagai VA yang beneran bisa kerja 2 jam sehari? Atau justru tim yang setuju kalau itu cuma mitos belaka? Share di kolom komentar, yuk!
2 Komentar
Aku baru tahu Mbak kalau VA juga bisa disuruh buat logo/tugas desainer grafis. Iya pengalamanku sebagai freelancer, yang lama itu sebar jaringan dan nunggu project. Sekalinya ada, waktunya bisa gak diduga2.
BalasHapusAku juga suka dapet iklan VA, sering banget sampai protes sama Google. ternyata begitu ya fakta "lapangan"nya
Daebak menyelesaikan beberapa artikel selama 2 jam saja.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍