Sejak bergabung dalam Ibu Inklusif, sebuah komunitas yang bergerak di bidang inklusivitas kurang lebih dua bulan yang lalu, sedikit banyak saya belajar memahami berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh teman-teman disabilitas. Di komunitas tersebut, saya bergabung sebagai tim radio yang berkegiatan membacakan audiobooks baik untuk anak maupun dewasa.
Bagi penyandang disabilitas netra, akses informasi tertulis sering kali menjadi tantangan besar. Keterbatasan mereka dalam membaca media cetak maupun digital, membuat mereka masih sangat bergantung pada bantuan orang lain atau perangkat Braille yang belum tentu selalu tersedia.
Hal ini membuat tim radio Ibu Inklusif banyak mendapatkan dukungan, terutama dari teman-teman disabilitas netra, untuk terus membacakan buku-buku bertema inklusivitas. Tak dipungkiri, hadirnya teknologi memang menjadi sebuah jembatan penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan inklusi, khususnya bagi teman-teman disabilitas.
Selain membacakan audiobooks seperti yang saya dan teman-teman komunitas lakukan, salah satu inovasi terkini yang memberikan kemudahan bagi teman-teman disabilitas netra untuk mengakses informasi tertulis adalah dengan teknologi asistif Delara Apps (Deteksi Tulisan ke Suara).
Inovasi ini dirancang dan diperkenalkan oleh Dirham Gumawang Andipurnama, salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2023 ASTRA. Dengan aplikasi Delara, Dirham yang merupakan seorang guru di SKH Negeri 01 Pandeglang, Banten, berhasil membantu mempermudah murid-muridnya dalam berkegiatan sehari-hari, dan memberikan mereka peluang kemandirian serta keterlibatan yang lebih luas di berbagai aspek kehidupan.
Sosok Inspiratif di Balik Terciptanya Inovasi Delara Apps
"Delara apps hadir untuk bisa memudahkan peserta didik tunanetra agar dapat mengakses segala bentuk objek yang memuat informasi teks awas seperti buku, botol kemasan dan lainnya sebagai bentuk kompensasi yang dapat dilakukan agar mereka tetap bisa menerima informasi yang berbentuk teks awas saat di ruang publik."
-Dirham G. Andipurnama
Menjadi guru di sekolah khusus dengan segala keterbatasan pilihan fasilitas tidak membuat seorang Dirham patah arang. Berbekal dedikasinya yang tinggi untuk bisa memberikan dukungan bagi para peserta didiknya, beliau selalu berusaha melakukan improvisasi dan mencari solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini.
Ide awal dari lahirnya Delara Apps adalah ketika beliau menemukan berbagai kesulitan yang dialami oleh para peserta didiknya yang menyandang disabilitas netra, dalam mengakses informasi tulisan awas yang tersebar luas di ruang publik.
Sejak awal, Dirham tidak memikirkan aspek bisnis dalam perencanaan Delara Apps. Aplikasi ini merupakan salah satu wujud perhatiannya di bidang pendidikan inklusi, sehingga aplikasi ini memang sengaja dibuat untuk tujuan sosial.
Dengan hadirnya aplikasi berbasis teknologi asistif ini, Dirham berharap para siswanya bisa mendapatkan pembelajaran yang optimal. Di samping itu, ia juga menginginkan agar siswa-siswanya tetap bisa mengakses informasi penting di lingkungan sekitar mereka seperti sekolah, rumah dan tempat umum tanpa bantuan orang lain.
Beliau sadar bahwa penyandang disabilitas masih sering menghadapi stigma atau persepsi yang kurang positif di masyarakat. Oleh karenanya, sebagai seorang guru, beliau memposisikan dirinya sebagai salah satu support system terbaik bagi para siswanya dan ikut berjuang dalam membangun pemahaman yang positif terhadap kemampuan mereka.
Hal ini pulalah yang mendorongnya untuk terus berinovasi melahirkan karya-karya berbasis teknologi yang dapat melatih para siswanya agar bisa lebih mandiri.
Baca juga: Profil Sukses Founder KYUB Design
Delara Apps, Inovasi Teknologi Asistif di Ruang Kelas
Pada dasarnya, teknologi asistif merupakan sebuah perangkat atau alat yang memang dirancang untuk membantu para penyandang disabilitas dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk lebih mandiri, atau mempermudah akses terhadap berbagai layanan, pendidikan hingga pekerjaan.
Secara khusus, teknologi asistif untuk penyandang disabilitas netra dirancang untuk membantu mereka dalam mengakses informasi, berkomunikasi, dan melakukan aktivitas sehari-hari secara lebih mandiri. Adapun beberapa contoh teknologi asistif yang umum dan banyak dikenal masyarakat seperti screen reader, Braille Display, screen magnifier, aplikasi pembaca teks ke suara dan masih banyak lainnya.
Delara Apps merupakan salah satu bentuk inovasi dari pemanfaatan teknologi asistif yang dikembangkan dan digunakan terutama di ruang lingkup pendidikan. Aplikasi ini dinilai memberikan berbagai kemudahan untuk para peserta didik tunanetra dan dirancang berbeda dengan aplikasi sejenis yang sudah ada.
Baca tentang: Edukasi Literasi Digital untuk Anak Usia Dini
Langkah Awal Menuju Pendidikan yang Aksesibel untuk Semua
Dirham dalam berbagai kesempatan menerima penghargaan |
Selain menjadi Juara 1 Program SATU Indonesia Awards Tingkat Provinsi Banten 2023, dedikasi Dirham dengan segala inovasi dan karya-karyanya di bidang pendidikan juga mendapatkan apresiasi dan membawanya menjadi satu dari 5 Terbaik Guru Inovatif Jenjang SLB Tingkat Nasional 2023.
Penghargaan-penghargaan ini tidak lantas menjadikannya terlena dan berpuas diri untuk diam di zona nyamannya. Justru, capaian yang beliau raih menjadi pemantik semangat untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi yang sudah ada, salah satunya Delara Apps.
"Inovasi ini masih berbentuk prototype, hal ini dikarenakan inovasi yang dibuat masih terus dikembangkan agar menjadi lebih baik dan bisa dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk kebaikan pendidikan."
-Dirham G. Andipurnama
Di samping penggunaan aplikasi Delara dalam proses belajar mengajar, Dirham juga berusaha untuk menyesuaikan kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh siswa-siswanya yang berkebutuhan khusus. Hal ini tentunya membutuhkan waktu serta kreativitas untuk memastikan bahwa materi pembelajaran tetap relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Prinsip yang dipegang oleh beliau adalah, "Guru mulia karena karyanya," sehingga Dirham akan terus berupaya untuk menciptakan karya-karya lain yang mendukung proses belajar mengajar terutama bagi para siswanya yang istimewa.
Sejalan dengan peribahasa di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung, Dirham berharap Banten dapat menjadi provinsi yang ramah, inklusif dan accessible dalam setiap aspek kehidupan bagi teman-teman penyandang disabilitas.
Referensi:
- https://www.youtube.com/watch?v=QAQ8mSVDDxY
- https://www.instagram.com/dirhamandipurnama/
- https://media.neliti.com/media/publications/373292-none-432e43a0.pdf
- Aulia Hafidz Azzahra*, Desy Safitri, Sujarwo. 2024. Peran Teknologi Non-Visual Desktop Access (NVDA) Untuk Siswa Tunanetra dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024, Page: 1-7.
2 Komentar
Salut dengan orang yang dapat menjadikan hambatan menjadi sebuah tantangan untuk dicarikan alternatif solusi, bahkan tujuannya bukan ekonomi tetapi sosial murni. Sangat layak memang sosok Dirham Gumawang mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari Satu Indonesia Awards Astra atas segala pencapaianya
BalasHapusMeskipun masih prototype, tapi sudah menjadi sebuah inovasi yang menggembirakan bagi saudara kita. Semoga segera menjadi produk yang bisa didapatkan secara terjangkau oleh saudara-saudara kita
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍