Menjadi Bagian dari Solusi Dunia bersama Konferensi Ibu Pembaharu

cover blog konferensi ibu pembaharu

Hari Minggu, 19 Desember 2021, merupakan hari ketiga perhelatan perayaan satu dekade Ibu Profesional yakni "Konferensi Ibu Pembaharu".

Tiga narasumber hadir untuk membagikan ilmu dan pengalamannya sebagai agen changemaker. Masing-masing membawakan tema "Aku Berdaya, Aku Berkarya", "Ibu, Wanita, Istri dan Lingkungan", dan "Ibu dan Anak Bahagia".

agenda konferensi ibu pembaharu
Agenda Konferensi Ibu Pembaharu, 19 Desember 2021

Bagi saya pribadi, kisah-kisah yang dibawakan oleh para sumber hari Minggu lalu sungguh menginspirasi dan membuat saya terharu banyak-banyak. Rasanya begitu tersentuh sekaligus tersentil, kontribusi apa yang sudah saya lakukan untuk keluarga, lingkungan, apalagi dunia?


Dalam tulisan kali ini, saya ingin berbagi tentang apa yang sudah saya dapatkan dari mengikuti Konferensi Ibu Pembaharu di hari ketiga. Dua dari tiga acara yang diselenggarakan pada Minggu lalu dapat ditonton untuk umum.

Cara untuk bergabung dengan Konferensi Ibu Pembaharu agar dapat menonton talkshow, webinar maupun workshop adalah dengan melakukan registrasi melalui website konferensiibupembaharu.id.

Kisah Pejuang Kehidupan, Perempuan Kepala Keluarga

narsum konferensi ibu pembaharu

Agenda di tanggal 19 Desember 2021 lalu, dibuka dengan talkshow bersama narasumber yakni Nani Zulminarni. Talkshow yang terbuka untuk umum ini dipandu oleh Dian Sutopo dan Imaniar. Bu Nani, merupakan founder dari komunitas PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga). Ada yang pernah dengar?

Sejak tahun 2001, Bu Nani memfokuskan diri untuk memberdayakan kepala keluarga perempuan yang termiskin di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, PEKKA membangun lebih dari 40 pusat pembelajaran masyarakat di berbagai daerah Indonesia.

Apa itu Perempuan Kepala Keluarga?

Berlatar belakang single parent dan menjadi perempuan kepala keluarga, Bu Nani menyampaikan bahwa salah satu peran perempuan adalah sebagai roda penggerak ekonomi keluarga. Bahkan menurut data, setiap 4 keluarga di Indonesia, 1 keluarga dikepalai oleh perempuan.

Perempuan kepala keluarga sendiri didefinisikan sebagai perempuan yang terpaksa harus mengambil tanggung jawab, mengelola, melanjutkan dan memastikan keluarganya berjalan sebagaimana mestinya.

Yang termasuk ke dalam perempuan kepala keluarga yaitu janda yang disebabkan oleh perceraian (hidup ataupun mati), istri yang memiliki suami bekerja di daerah lain sehingga jarang pulang ke rumah, perempuan yang harus menanggung biaya orang tuanya, adik maupun kakaknya (sandwich generation), istri dengan suami yang memiliki keterbatasan sehingga tidak bisa berperan sebagai pencari nafkah, dan juga istri dengan rumah tangga yang bermasalah.

Permasalahan yang dihadapi oleh perempuan kepala keluarga ini pun beragam. Mulai dari stigma masyarakat terhadap janda atau perempuan kepala keluarga, persoalan ekonomi atau kemiskinan keluarga serta invisibilitas atau keterkucilan perempuan kepala keluarga dari sebuah sistem yang besar.

Atas dasar inilah kemudian Bu Nani tergerak untuk menolong para perempuan kepala keluarga agar lebih berdaya dan maju. Membuktikan pada dunia bahwa mereka memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan lepas dari stigma negatif di masyarakat.

Langkah Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga

Tahapan awal yang dipilih oleh Bu Nani sebagai pendekatan mengajak dan merangkul para perempuan kepala keluarga untuk bergabung bersama PEKKA adalah melalui pemberdayaan ekonomi.

Perempuan, pada dasarnya adalah seorang produsen. Karakter produsen inilah yang ingin dimunculkan kembali di dalam diri perempuan kepala keluarga. Di lain sisi, perempuan juga merupakan seorang konsumen.

Sehingga, sebenarnya rantai sistem ekonomi sudah dapat tercipta tanpa mengandalkan sistem yang besar dan mengeksploitasi. Pada akhirnya, PEKKA dapat menciptakan pasarnya sendiri yang disebut dengan PEKKA Mart.

Setiap orang punya kekuatan dalam dirinya, punya potensi dan daya yang luar biasa...

-Nani Zulminarni, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Di inisiasi dari desa Adonara di wilayah Flores Timur, perempuan diajarkan untuk menabung, mengatur keuangannya sendiri hingga membangun koperasi simpan pinjam di desa tersebut. Hingga saat ini, rantai perekonomian dapat berjalan dengan baik bahkan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.

Bu Nani kemudian membawa kisah dari Desa Adonara tersebut ke daerah-daerah lain, menjadikannya pembelajaran yang mana setiap daerah memiliki kisahnya yang lain untuk dapat dibagikan ke daerah lainnya lagi.

PEKKA di Mata Dunia

Komunitas PEKKA yang didirikan oleh Bu Nani dan dibesarkannya dengan penuh tantangan dan perjuangan akhirnya mendapat pengakuan. Bukan hanya skala nasional tapi juga internasional.

Di awal berdirinya PEKKA, Bu Nani banyak mendapat cibiran bahkan fitnahan terhadap niat mulianya untuk memberdayakan perempuan kepala keluarga.

Saya nggak mau ditaklukan oleh penghinaan.

-Nani Zulminarni, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Pada waktunya, PEKKA mendapatkan banyak penghargaan di antaranya Lencana Bakti Kesra Utama, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Republik Indonesia di tahun 2014 dan International Adult and Continuing Education Hall of Fame Award di tahun 2017. 

Menjadi Green Mommy, Sustainable Living "Start from Home"

deasi srihandi narsum konferensi ibu pembaharu

Agenda berlanjut ke sesi kedua yang dibawakan oleh Deasi Srihandi, pendiri komunitas Green Mommy sekaligus Natural Product Formulator dan Owner dari Green Mommy Shop. Acara ini dipandu oleh Senny Listy dan Sinardi.

Bu Deasi, berbagi kisahnya memulai kehidupan berbasis sustainable living sejak 12 tahun yang lalu. Berawal dari banyaknya masalah yang memunculkan banyak pikiran dan kegelisahan yang berkecamuk dalam batinnya.

Ada sangat banyak masalah di lingkungan. Adalah pilihan kita untuk mencari solusi atau mengabaikannya.

-Deasi Srihandi, Konferensi Ibu Pembaharu 2021

Memikirkan bagaimana kehidupan generasi yang akan datang, kesehatan keluarga hingga anak cucunya nanti, Bu Deasy akhirnya memilih untuk mencari solusi dari permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Beliau memilih untuk menjadi bagian untuk menyelamatkan bumi dengan tindakan-tindakan yang nyata.

Inilah latar belakang dari lahirnya Green Mommy Shop dan komunitas belajar bersama Green Mommy. Diawali dengan kegiatan journaling melalui blog, Bu Deasy kemudian memetakan apa-apa yang bisa disediakan dan diproduksi sendiri dari rumah untuk keluarganya.

Setelah konsisten memenuhi kebutuhan keluarga dari rumah, beliau kemudian memproduksi kebutuhan keluarga dalam skala yang lebih besar menggunakan sumber daya yang ada dan jejak karbon yang rendah untuk orang di sekitarnya.

Langkah Memulai Andil dalam Permasalahan Lingkungan

Ada beberapa tips yang Bu Deasy bagikan bagi teman-teman yang tertarik untuk menjadi solusi dari salah satu permasalahan dunia yang paling besar ini demi kehidupan yang berkelanjutan :

Lakukan dari Rumah, Konsisten dan Sepenuh Hati

Lakukan dari hal-hal yang termudah seperti menghemat penggunaan air, listrik dan bahan bakar kendaraan. Mulai secara perlahan namun konsisten. Jadikan kebiasaan ini sama halnya seperti kita menyikat gigi sehingga kita tidak akan lelah melakukannya.

Semuanya tentu harus dilakukan sepenuh hati, tidak ada rasa keberatan, terus belajar dan baru berbagi.

Memetakan Masalah dan Mencari Solusinya

Petakan permasalahan yang terjadi dalam lingkup terkecil yaitu keluarga. Apa saja yang menjadi masalah pribadi, anak-anak dan rumah tangga? Lebih baik lagi jika kita aware dengan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Setelahnya, coba cari jalan keluar yang possible dan tidak memberatkan untuk dilakukan.

Temukan AHA Moment!

Teman-teman harus mulai berpikir tentang efek bola salju yang akan terjadi apabila kita tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi dampak dari permasalahan tersebut di masa yang akan datang.

Di sini, teman-teman sudah bisa mulai untuk membuat rencana tindakan mulai dari yang paling mudah dan paling urgent untuk diselesaikan.

Anak Petani Cerdas, Menjadi Ibu bagi Ribuan Mimpi

heni sri sundani narsum konferensi ibu pembaharu 2021

Agenda Konferensi Ibu Pembaharu berlanjut ke sesi ketiga di malam hari. Bersama Karinta Utami dan Ummi Hajiroh, teman-teman pemegang tiket VIP menyaksikan pemaparan dari narasumber yang pernah menerima penghargaan 30 Under 30 Asian Forbes Magazine di tahun 2016 silam.

Beliau adalah Heni Sri Sundani, seorang sociopreneur yang merupakan penggagas dari gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Jampang Community.

Jatuh Bangun demi Menggapai Cita-Cita

Saat video perkenalan Mbak Heni Sri Sundani diputarkan, saya nggak bisa nggak terharu mendengar perjuangan beliau untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang guru. Dibesarkan di tengah keluarga broken home, Mbak Heni hidup serba kekurangan bersama neneknya.

Beliau harus menempuh perjalanan 2 jam untuk sampai ke sekolah SD-nya dan berjalan kaki selama 4 jam untuk tiba ke Sekolah Menengah Pertama. Belum selesai sampai di situ perjuangannya, Mbak Heni nekat pergi ke Hongkong setelah SMK untuk menjadi TKW sekaligus melanjutkan pendidikan sarjananya di sana dari hasil pendapatannya.

Lulus dengan predikat cumlaude, Mbak Heni kembali ke tanah air untuk mendirikan gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Jampang Community agar anak-anak tidak mampu sepeti dirinya dulu dapat menggapai cita-citanya meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Berjuang untuk Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pendidikan


Memberi bukan karena memiliki kelebihan tapi tau bagaimana rasanya tidak punya apa-apa...

-Heni Sri Sundani, Konferensi Ibu Profesional 2021

Berbekal 3000 buku yang dibawa dari Hongkong, Mbak Heni membuka perpustakaan bagi anak-anak petani kurang mampu. Dengan modal awal hanya 100.000 rupiah, beliau menggunakannya untuk membeli peralatan tulis bagi murid-muridnya serta papan tulis yang digunakannya untuk mengajar.

Program-program yang diusungnya melalui gerakan Anak Petani Cerdas adalah menyediakan sekolah gratis bagi anak petani kurang mampu, memberikan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu sehingga mereka bisa melanjutkan sekolahnya, mendirikan perpustakaan komunitas serta mengadakan olimpiade "Anak Petani Cerdas".

Upaya beliau mendapatkan apresiasi yang luar biasa sehingga mendapatkan banyak penghargaan di antaranya :

  • Indonesia Migrant Worker Awards, Kementerian Ketenagakerjaan RI, 2020
  • Women Empowerment Her Times Youth Awards, Fortune Times Magazine Singapore, 2018
  • 30 Under 30 Asia Forbes Magazine, 2018

Hidup untuk Menebar Manfaat

Heni Sri Sundani, membagikan tipsnya untuk bisa terus menebar manfaat kebaikan bagi banyak orang :

konferensi ibu pembaharu 2021

Konferensi Ibu Pembaharu, Bagian dari Solusi Dunia

logo konferensi ibu pembaharu

Konferensi Ibu Pembaharu masih akan berlanjut hingga tanggal 22 Desember 2021 nanti. Tentunya, di agenda-agenda berikutnya, akan hadir narasumber-narasumber inspiratif yang siap membagikan ilmu serta pengalamannya sebagai agen of change bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan hingga dunia.


Mari teman-teman, ikut andil menjadi bagian dari solusi dunia bersama Konferensi Ibu Pembaharu.

Yogyakarta, 21 Desember 2021

Posting Komentar

2 Komentar