Peran Strategis Sosial Media Bagi Ibu Rumah Tangga

cover sosial media ibu rumah tangga

Stigma Ibu Rumah Tangga

Sosok wanita yang sudah mengemban peran sebagai istri dan ibu, lalu memilih untuk tinggal di rumah dan bekerja di ranah domestik kerap dipandang sebelah mata. Dianggap sebagai wanita yang 'tidak memiliki masa depan cerah' dan tertinggal.

Saking meluasnya stigma tersebut, banyak ibu rumah tangga yang akhirnya minder dengan perannya tersebut. Padahal, ibu rumah tangga yang bekerja di ranah domestik sama mulianya dengan ibu yang memilih untuk bekerja di ranah publik.

Bukan tanpa alasan saya mengatakan hal tersebut, pasalnya saya merasakan sendiri termarginalkan sebagai ibu rumah tangga. "Oh, kan di rumah aja ya nggak ngapa-ngapain?", komentar tersebut membuat saya merasa menjadi orang yang tidak produktif.

Stigma ibu rumah tangga
Kalian pernah dapat komentar yang mana?

"Sayang banget itu ijazahnya, kerja lagi aja terus anaknya dititip ke ...", wow gampang banget Anda berkata demikian sementara saya yang menjalankan peran dalam hidup saya. Adapun komentar terpedas yang pernah saya dapatkan adalah, "Perasaan dulu lo pinter deh sampe mau lanjut sekolah S2 di luar negeri, kok sekarang jadi be*o? Malah milih jadi ibu rumah tangga..."

Kata-kata tersebut tidak terlontar dari orang-orang terdekat seperti orang tua atau saudara kandung, justru kerabat yang hanya bertemu sapa sesekali dan jarang berkomunikasi tiba-tiba bersilaturahmi dan mungkin berniat berbasa-basi mengatakan hal tersebut.

Sakit hati, nggak? Yaiyalah, namanya juga manusia. Dia pikir gue tembok apa? Duh! Masih kzl ampe sekarang kalau diingat.

Mungkin bukan hanya saya yang pernah merasakan hal ini. Banyak ibu-ibu lain yang juga pernah merasa sedih dan tidak berdaya sebagai seorang perempuan ketika melepaskan karirnya dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.

Sejatinya semua ibu itu bekerja. Bedanya yang satu memilih bekerja di ranah publik dan yang satu bekerja di ranah domestik. Keduanya pilihan tersebut sama-sama baik, semua ibu pun merupakan ibu yang terbaik bagi anak-anaknya. Ya nggak mungkin kan, Allah SWT salah memilihkan peran untuk hambaNya?

Menjadi ibu berarti secara sadar mengambil PERAN. Peran ini untuk ditunaikan, bukan untuk dibandingkan. Agar ibu bahagia menjalankan perannya, maka peran ini harus dimuliakan. Yang pertama kali harus memuliakannya adalah diri kita sendiri sebagai pemegang peran.

Septi Peni Wulandani, Founder Ibu Profesional

Menyelesaikan Konflik dengan Diri Sendiri

Saya sempat merasa down dengan ucapan-ucapan yang menjatuhkan pilihan saya untuk menjadi ibu rumah tangga pada saat itu. Sempat merasa pilihan saya ini adalah sebuah kesalahan.

Namun, alhamdulillah suami serta support system terdekat seperti kedua orang tua selalu mendukung apapun yang menjadi pilihan saya selama itu tidak berdampak negatif.

Suami saya sendiri pernah berkata bahwa ia lebih bangga dan senang jika istrinya adalah seorang ibu rumah tangga. Ia akan merasa tenang bekerja saat tau saya berada di rumah dan anak berada dalam pengawasan serta didikan ibunya langsung.

Mengapa saya tidak bisa bangga menjalani peran ini sementara suami saya bangga mengatakan bahwa istrinya ibu rumah tangga?


Hal pertama yang saya lakukan untuk bergerak maju adalah menghempaskan komentar negatif tentang peran saya dari dalam pikiran. Ngapain sih mikirin hal yang nggak berfaedah gitu? Rugi sendiri iya.

Selanjutnya, saya mengidentifikasi masalah yang terjadi pada diri saya sendiri. Mengapa saya jadi uring-uringan, sering merasa lelah dan jenuh dengan kegiatan hari-hari, tidak menikmati peran saya di rumah dan malah berandai-andai untuk kembali bekerja di ranah publik?

me time quotes

Jawabannya ternyata adalah karena kurangnya waktu saya untuk menjadi diri sendiri. Teralu fokus dengan peran baru sebagai ibu dan istri membuat saya lupa bahwa saya tetap Ima yang butuh ruang untuk melakukan hobi dan mengembangkan passion.

Kemudian saya menelusuri kembali, kegiatan apa yang saya suka dan tetap bisa saya lakukan dari rumah? Tidak perlu waktu lama untuk menjawab berkomunitas dan menulis.

Baca tentang : Berkomunitas

Dengan izin suami, akhirnya saya terjun kembali ke dunia komunitas dan menekuni hobi menulis yang sudah lama tidak saya jalani. Salah satu komunitas yang saya ikuti sampai saat ini adalah Ibu Profesional.

Masalah saya dengan diri sendiri akhirnya selesai. Saya menantang diri ini untuk terus belajar dan berkembang. Saya tidak lagi memedulikan pendapat orang lain jika itu hanya membuat saya down. Elu-elu, gue-gue dah!

Meroketnya Kemajuan Teknologi

teknologi yang berkembang

Tahun 2020 lalu, pandemi melanda seluruh dunia. Memaksa manusia untuk berdiam diri di rumah guna menekan dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Suka tidak suka, pandemi membuat manusia lebih melek terhadap teknologi. Membuat era digital maju sedemikian melesat. Semua orang dituntut untuk bisa menggunakan teknologi sebagai jembatan agar bisa terus bekerja, belajar dan bertatap muka dengan kolega meskipun hanya dari rumah.

Kemajuan teknologi yang seperti ini bak angin segar bagi saya yang sehari-hari di rumah dan kurang tertarik untuk bergaul dengan ibu-ibu bergosip di lingkungan tempat tinggal.

Sejak dulu saya bukan orang yang gaptek-gaptek amat. Saya pernah bekerja di perusahaan, mengoperasikan berbagai software dan aplikasi. Saya juga senang bermain game baik itu lewat ponsel maupun laptop.

Meski demikian, saya tidak menyangka akan mengimplementasikan digitalisasi hingga mendapatkan banyak sekali manfaat dari perkembangan teknologi yang super cepat ini.

Peran Strategis Sosial Media Bagi Ibu Rumah Tangga

Salah satu bagian dari perkembangan di era digital ini adalah sosial media yang semakin berhamburan.

Melalui kacamata ibu rumah tangga, saya mencoba untuk melihat peran strategis sosial media ini. Apabila seorang ibu rumah tangga bijaksana dalam bersosial media, maka sosial media akan memberikan banyak dampak positif bagi dirinya. Insha Allah.

sosial media bagi ibu rumah tangga

Berikut merupakan peran strategis sosial media yang dapat dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga :

Wadah Berkomunitas

Saya menemukan Ibu Profesional melalui sosial media, Instagram. Saya mencari tau dan menggali informasi mengenai Ibu Profesional dengan bermodal penelusuran di sosial media.

Sosial media membantu saya untuk mendapatkan kembali networking dengan banyak teman baru. Membantu saya menemukan komunitas yang sesuai dengan value dan apa yang ingin saya dalami.

Manfaat ini semakin terasa di masa pandemi. Akibat semua aktivitas dilakukan dari rumah dan memanfaatkan teknologi, berkomunitas pun demikian. Facebook, Twitter, Instagram, dan platform sosial media lain menjadi sarana orang-orang untuk tetap menghidupkan komunitasnya.

Berbagai pertemuan dilakukan secara daring melalui Zoom, Google Meet atau hanya sekedar video call dan chatting melalui aplikasi di ponsel.

Berkat adanya pemanfaatan sosial media, banyak ibu rumah tangga lain yang tetap bisa bersosialisasi baik dengan kawan lama maupun kenalan baru. Kami nggak bisa lagi dianggap sebagai ibu-ibu yang nggak gaul dan nggak punya teman.

Sarana Menyalurkan Hobi

Terutama setelah masuk ke dalam komponen komunitas di Ibu Profesional, saya menemukan banyak sekali ibu-ibu yang menyalurkan hobinya melalui sosial media.

Menulis menggunakan berbagai platform seperti blog atau sosial media lain, berbagi melalui podcast, berkreasi dengan membuat video di channel Youtube dan masih banyak lagi.

Sosial media ibarat sebuah playground yang sangat besar, tempat di mana para ibu bisa mengeksplorasi hobinya di sana.


Sehingga meskipun dari rumah, ibu-ibu rumah tangga dapat menjalankan hobinya dan membagikannya melalui berbagai platform untuk menjangkau ke seluruh penjuru negeri bahkan sampai ke belahan dunia lainnya.

Pintu Gerbang Untuk Belajar

Sosial media membuat banyak orang termasuk para ibu rumah tangga, semakin mudah mendapatkan akses pembelajaran.

Fasilitator memanfaatkan perkembangan sosial media untuk mengajak orang-orang belajar dan mendalami apa yang mereka sukai dan butuhkan.

Seperti pintu gerbang, sosial media membuka jalan bagi kami para ibu rumah tangga agar dapat menemukan tempat yang cocok untuk lanjut menimba ilmu.


Bukan sekedar ilmu science atau seperti yang didapatkan ketika sekolah dulu, tapi juga ilmu lain yang sebelumnya tidak terbayang akan kami pelajari.

Sosial media mempermudah ibu rumah tangga untuk belajar hal-hal yang memang menjadi minatnya, mengasah bakatnya dan memberikan kesempatan bagi ibu rumah tangga untuk menekuni apa yang memang ingin ia pelajari.

Saya sendiri memanfaatkan sosial media untuk mencari-cari kelas yang terkait dengan parenting, blogging serta kesehatan mental yang dulu tidak pernah terpikir kalau saya akan mempelajari hal tersebut.

Galeri Hasil Karya

Sejalan dengan core value Ibu Profesional yaitu berbagi dan berdampak, sosial media memiliki peran besar di dalamnya bagi para ibu rumah tangga. Mereka yang belajar dan menekuni apa yang menjadi minatnya, tidak jarang yang membagikan hasil karyanya melalui laman sosial media milik pribadi.

Bukan sekedar untuk ajang pamer atau menunjukkan eksistensi, lebih dari itu banyak dari para ibu rumah tangga yang menjadikan sosial medianya sebagai galeri untuk menyimpan karya-karyanya. Berbagi apa yang sudah dipelajari dan alhamdulillah jika ada yang terinspirasi dari karya-karya tersebut.

Sosial media dapat membuat seorang ibu rumah tangga menjadi berdampak dengan menebarkan positive vibes bagi sekitarnya, tidak hanya suami dan anak-anaknya tapi juga pengikutnya di sosial media. 

Tidak heran kalau sekarang banyak kita jumpai influencer yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga, karena meskipun di rumah aja ibu rumah tangga dianggap dapat memberikan dampak dan pengaruh yang besar bagi pengguna sosial media.

Ladang Penghasilan

Setelah saya mengetahui bahwa saya akan menjadi seorang ibu, lalu memutuskan untuk tidak lagi bekerja di ranah publik, saya berandai-andai ingin menjadi seorang freelancer. Bukan dalam waktu dekat, tapi someday ketika anak saya sudah besar, mandiri dan saya bisa kembali bekerja dengan tenang, lol.

Ternyata Allah membukakan jalan lebih cepat daripada yang saya rencanakan. Bergabung dengan Ibu Profesional membuat saya membuka mata dan melihat bahwa buanyak buanget ibu-ibu rumah tangga dengan anak-anak serta bayi-bayinya tetap dapat produktif menjalankan peran lain salah satunya mencari tambahan penghasilan.

Dari sana saya belajar bagaimana mengatur waktu yang baik, membagi 24 jam agar cukup menjalankan peran saya sebagai ibu, istri dan juga diri sendiri. Saya belajar lebih banyak mengenai bidang yang memang ingin saya tekuni.

Sampai akhirnya hasil belajar saya menulis di blog diapresiasi dan hingga saat ini menjadi pekerjaan sampingan yang alhamdulillah sudah menghasilkan. Siapa sih yang nggak senang memiliki hobi yang dibayar?


Lagi-lagi cerita ini bukan tentang saya seorang diri, juga tentang ibu rumah tangga lain yang memanfaatkan digitalisasi terutama sosial media untuk mencari penghasilan sendiri. Banyak teman-teman yang menjadi content creator, content writer maupun memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan produk jualannya.

Thank's a lot to technology for making us more empowered.

Road to Konferensi Ibu Pembaharu

kip ambassador 2021

Tahun 2011 silam, Ibu Septi Peni Wulandani dan suaminya, Pak Dodik Mariyanto, membangun Ibu Profesional. Artinya, di tahun 2021 ini, Ibu Profesional sudah mengukuhkan eksistensinya selama 10 tahun.

1 dekade bukan waktu yang singkat untuk membesarkan sebuah komunitas. Konferensi Ibu Pembaharu akan dihadirkan dalam rangka menyambut hari jadi Ibu Profesional tahun ini. Acara ini merupakan acara yang dapat diikuti tidak hanya oleh anggota Ibu Profesional tapi juga oleh seluas-luasnya masyarakat, dalam dan luar negeri.

Ibu Pembaharu adalah sosok ibu yang mampu menemukan masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut.

Dari rumah untuk dunia. Tujuan dari Konferensi Ibu Pembaharu ini adalah untuk mempertemukan ibu pembaharu dari dalam dan luar negeri agar dapat melakukan refleksi, kolaborasi serta berbagi solusi dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, ibu dan istri.

Tidak hanya itu, acara ini juga bertujuan sebagai media publikasi untuk meningkatkan jumlah perempuan berpendidikan dan berkualitas yang akan tumbuh dan berkembang, berdasarkan potensi yang dimilikinya sebagai Ibu Pembaharu, baik yang bekerja di ranah domestik maupun publik.

Tujuan yang terakhir tapi juga tidak kalah penting adalah guna menginisiasi terwujudnya universitas yang berfokus pada bidang pendidikan ibu dan keluarga yang pertama di Indonesia.

Isu Utama Konferensi Ibu Pembaharu

Sejak awal berdiri, fokus dari Ibu Profesional adalah mewujudkan paradigma ibu sebagai agen perubahan. Di tahun 2018 lalu, Ibu Profesional mengambil tema "changemaker" yang bertujuan untuk melahirkan para changemakermoms dan changemaker family.

Ibu Profesional secara konsisten membangun lingkungan di mana semua perempuan mampu membawa perubahan pada diri, keluarga dan lingkungannya. Sehingga Ibu Profesional mampu melahirkan ribuan Ibu Pembaharu yang siap berbagi solusi. Menginspirasi perempuan di seluruh dunia untuk turut menjadi Ibu Pembaharu dengan memulai aksi dari rumah.

It takes an ecosystem to raise a changemaker.

Maka untuk menjadi bagian dari solusi dunia, Ibu Profesional mengambil bagian dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkepanjangan (Sustainable Development Goals (SDGs)).

Memiliki prinsip leave no one behind sehingga mendorong IPers untuk dapat berdampak dan bermanfaat bagi perempuan Indonesia lainnya, memastikan bahwa tidak ada perempuan yang luput atau terlewatkan untuk maju dan menjadi berdaya.

Memperbanyak penggunaan teknologi terapan, utamanya teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pemberdayaan perempuan. Sehingga para perempuan dapat berdaya melalui teknologi informasi dan komunikasi, juga aktif dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Puncak acara Konferensi Ibu Pembaharu akan diselenggarakan tanggal 18 - 22 Desember 2021. So, will you join and be a changemaker?

Sukabumi, 28 September 2021.

Posting Komentar

46 Komentar

  1. kereenn.. jadi ibu rumah tangga tetep bisa berkarya dan dapet cuan yaaa.. sebel sih kalo ada yg bilang IRT gak ngapa2in.. padahal jadi IRT itu capek banget.. huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, sedih ya masih banyak stigma demikian di masyarakat..

      Hapus
  2. seru juga nih acara dan tujuan campaignnya biar bermanfaat juga ya meskipun sebagai ibu rumah tangga juga

    BalasHapus
  3. Sering banget denger kayak gini. Kalau aku sih yang penting bahagia sambil ngembangin passion

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, alhamdulillah sekarang sudah bisa enjoy nikmatin hobi jadi blogger. Hehe..

      Hapus
  4. Aku punya visi yang sama nih tentang ibu-ibu tetap berkarya dari rumah dengan mengikuti perkembangan digital. Ini acaranya bisa orang luar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh banget Mba untuk umum juga kok. Segera amankan seat supaya nggak ketinggalan..

      Hapus
  5. Sekarang IRT bisa lebih berdaya banget!
    Akses unlimited ke dunia digital, memungkinkan kita semua dapat ilmu dari mana aja,
    juga bisa berkiprah dan makin empowered.

    BalasHapus
  6. Lama nggak nengok Ibu Profesional, aku pikir namanya ganti jadi Ibu Pembaharu. Jadi namanya tetap Ibu Profesional ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha yaiyalah Mbaa, belom tumpengan ganti nama kok. Wkwkwk..

      Hapus
  7. Dulu saya jadi IRT karena mengikuti suami pindah ke kota tempatnya bekerja, banyak yang nyinyir kok cuma jadi ibu rumah tangga, bahkan orang terdekat pun termasuk ibu mertua nganggap saya cuma ngabisin duit suami dll. Padahal saya keluar kerja karena ngikut suami hihi..Tapi setelah berkenalan dengan komunitas yang mendukung IRT tetap berkarya saya jadi lebih percaya diri.
    Senangnya Ibu Profesional bisa menjadi wadah ibu-ibu untuk terus berkarya dari rumahnya. Sukses untuk Konferensi Ibu Pembaharu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih kalo dibilang cuma ngabisin duit suami. Padahal abisnya buat makan dia juga. Wkwk.. Yeay makasih!

      Hapus
  8. Mbak Ima aku tahu informasi lomba kemarin juga dari instagram Mbak Ima lo, aku memutuskan untuk bikin di media sosial bukan dalam bentuk tulisan di blog. Bikin video ala-ala aku, la kok ternyata sebagian teman pada mengapresiasi, duh aku terharu. Thankiss Mbak Ima

    Anyway aku baru tahu kegiatan Ibu Profesional keren ya, mbak. 10 dekade bukan waktu yang singkat untuk tumbuh dengan lingkungan yang dikhususkan untuk Para Ibu sebagai changemaker

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaa iya Mbak Julia saya udah liat videonya bagus bangeet. Good luck juga ya Mbaa..

      Hapus
  9. Keren sekali visi misi Ibu Profesional ini. Tentunya banyak Ibu terbantu dan mendapatkan empowerment ya dari komunitas ini. Tentu IRT bukan sekedar IRT, dan apapun kata orang tetap yang penting ridho suami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, tenyata kalo suami udah ridho rejeki istri makin lancar. Masha Allah banget. Hehe..

      Hapus
  10. Jadi, seorang ibu dan istri memang harus punya kegiatan lain untuk eksistensi dirinya sendiri ya. Agar ia punya keberdayaan yang membanggakan dirinya sendiri. Tetap emnjaga keseimbangan antara kegiatan rumah tangga dan aktivitas di luar itu adalah kunci menjadi perempuan yang bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget Mba sama komennya, aku jadi terharu. Memang balance life yang dibutuhkan supaya tetap waras dan menjalankan peran dengan bahagia.

      Hapus
  11. Saya pun pernah mendapatkan komentar di atas, terutama nomor 1 dan 2. Alhamdulillah melalui aktivitas menulis, awalnya saya nulis artikel di beberapa media lalu kenal dunia blogging. Di sinilah titik saya berdamai dengan diri. Seneng banget ketemu passion dan bisa menghasilkan juga sehingga tidak ada perasaan negatif lagi dalam menjalani peran baik sebagai ibu ataupun istri. Alhamdulillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, kalau sudah ketemu hobi dan passion, nggak dapet uang aja udah seneng apalagi ditambah dengan banyaknya peluang yang bisa diambil. Makin seneng deh..

      Hapus
  12. Awal awal di rumah terus setelah menikah banyak yg bilang seperti itu. Tapi saya mah orangnya cuek. Lah bisanya cuma nyinyir. Silakan sampai jungkir balik sekalipun. Saya sih anteng aja, emang gue pikirin... Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, saya juga biasanya cueks tapi pas yang ngomong sodara sendiri yang nggak terlalu sering ngobrol kok ngomongnya gitu bangeedd. Siapa Anda gitu kan ya? Hehe..

      Hapus
  13. Wahh mantap nih, influencer nya Konferensi Ibu Pembaharu ya mbak?
    Aku dulu ikutan yg offline pas di Yogya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambassador, Mba. Wkwk, piye gitu disebut influencer. Wah, seru ya kayaknya? Makanya Mba DK sampe sekarang masih on fire ikutan BunSal..

      Hapus
  14. Andai udah jadi membernya insyaAllah akan join hihi pasti seru dan bermanfaat banget acaranya. Ibu rumah tangga dan media sosial udah kayak busur panah sekarang mah, hihi..

    BalasHapus
  15. Bodo amat kata orang-orang haha. Lagian mereka gatau aja sebenarnya kuliah ga kepake tapi punya sisi lain yang kepake. Ibu rumah tangga tetap bisa berdaya dan bersinar padahal ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya bener banget. Waktu masih kerja juga kerasa banget kalau materi kuliah yang kepake berapa persennya doang, sisanya juga learning by doing dan belajar dari tempat lain juga..

      Hapus
  16. MasyaAllah ada KIP Ambassador.

    Iya betul banget, ibu rumah tangga meski di rumah tetap bisa berkarya dan berkiprah ya Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Thanks to era digital yang membuka banyak sekali peluang untuk ibu rumah tangga berkarya dari rumah..

      Hapus
  17. Sosial media memberikan banyak peluang sekaligus kesempatan berbagi kepada siapa saja, tak terkecuali ibu rumah tangga. Berbagai perubahan yang mengarah pada pengembangan diri bisa dibagikan lewat sosmed ya. Semangat terus menjadi agen perubahan, Mb Ima.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mba Uniek. Dapet semangat dari senior nih. Hihi..

      Hapus
  18. Keren banget nih acaranya ibu profesional. Ini acaranya buat umum atau khusus anggota, mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terbuka untuk umum Mba Antung. Cuss ikutan sebelum kehabisan tiketnya..

      Hapus
  19. Senyuman optimis seorang Ibu Pembaharu...cantiknyaa~
    Semoga semu doa dan ikhtiar kita untuk meningkatkan kemampuan diri dan terus mau untuk belajar bisa menjadi atmosfer yang baik untuk keluarga.

    BalasHapus
  20. Keren banget ya program-programnya Ibu Profesional ini. Memang jadi ibu rumah tangga bukan berarti nggak produktif. Media sosial bisa membantu kita untuk produktif dan membuka berbagai peluang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banget Mba Alfa, sosmed ibarat pintu gerbang banyak peluang buat ibu-ibu lebih produktif di bidang yang disenenginya..

      Hapus
  21. Sosial media ini memang luar biasa ya mbak buat ibu-ibu selain belajar, menambah penghasilan juga pastinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sekarang banyak ya brand yang nyari ibu-ibu buat jadi influencernya..

      Hapus
  22. wahhh keren bgt nih acaranya. sosmed.mmg memberi byk peluang ya apalagi buat emak2

    BalasHapus
  23. Aku pengen ikutan juga.. Akupun anggota IP. Aku juga IRT dan alhamdulilah udah jarang insecure karena bahagia malah bisa full time nemeni anak. Meskipun kadang juga butuh me time buat menjaga kewarasan, wkwkw.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua gitu ya, Mbak. Ibu rumah tangga punya me time beneran cuma pas anak tidur. Wkwk, jadi memang harus disempet-sempetin deh..

      Hapus