Pendidikan Seksualitas, Tantangan Hari Ke-9


Assalammualaikum,

Di jurnal tantangan zona ke-7 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional batch 6 hari ini, aku akan menuliskan resume dari parade live tema besar di zona ke-7 ini yaitu tentang "Pendidikan Seksualitas" di mana pada hari ini kelompok 4 yang berasal dari regional Jakarta memaparkan topik mengenai "Peran Ayah Dalam Pengasuhan Untuk Pendidikan Seksualitas."

Peran ayah dalam keluarga dan pengasuhan anak begitu penting namun sering tidak disadari. Stigma bahwa ayah hanya bertugas mencari nafkah sementara ibu mengasuh anak itu masih sangat lekat dengan pemikiran masyarakat terutama masyarakat Indonesia. Padahal, semakin banyaknya kasus penyimpangan seksualitas yang terjadi, kekerasan seksual yang terjadi pada anak, dan penyimpangan serta kejahatan yang berkaitan dengan seksual(itas) ini jika ditilik ke belakang, akan mendapatkan benang merah di mana banyak anak-anak yang kehilangan sosok ayah semasa tumbuh kembangnya.

Indonesia sendiri, terdata sebagai negara yang "fatherless country" di mana ayah dianggap tidak banyak berperan dalam pengasuhan anak. Negara kita termasuk dalam 3 besar setelah Amerika di mana stigma bahwa ayah tidak ikut bertanggung jawab terhadap pengasuhan anak itu masih sangat kental.

Pendidikan seksualitas ini penting diajarkan pada anak sebab apabila anak tidak mengenali jati dirinya sendiri (sebagai laki-laki atau perempuan) maka kelak anak akan kebingungan terhadap identitas dirinya dan akan condong ke arah yang berlawanan. Selain itu, pendidikan seksualitas pada anak juga bertujuan untuk menghindari anak dari pelecehan atau kekerasan seksual.

Anak akan belajar dari ayah mengenai bagaimana peran ayah dalam keluarga. Ayah yang berperan dalam pengasuhan dan pendidikan seks pada anak akan membuat anak merasa aman, nyaman dan tidak kehilangan sosok ayah saat tumbuh dewasa. Harapannya, dengan ayah ikut terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan seks pada anak adalah menghindarkan anak dari perilaku ataupun penyimpangan seksual kelak.

Sebab ketiadaan figur ayah dalam pengasuhan dan pendidikan seksualitas pada anak dapat terjadi akibat perceraian, ayah yang bekerja di luar kota dan hanya sesekali pulang ke rumah maupun dikarenakan ayah yang telah tiada (meninggal dunia). Meskipun demikian, peran ayah hendaklah selalu dihadirkan misalnya dengan melihat sosok seorang ayah dari paman, kakek atau kerabat laki-laki yang lainnya. Sehingga anak tetap dapat bisa belajar bagaimana sosok laki-laki (ayah) tersebut seharusnya berperan.

Adapun peran ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas adalah :

1. Sang Ego dan Individualitas
Ayah sebagai pendidik keberanian, kemandirian, kekuatan, kepercayaan diri dan keyakinan.

2. Pembangun Sistem Berpikir
Ayah dengan rasionalitasnya membangun struktur berpikir dan inovasi dalam keluarga.

3. "Raja Tega"
Bersikap tegas dan membatasi keinginan anak.

4. Penanggung Jawab Pendidikan
Berdasarkan riset, telah dibuktikan bahwa peran ayah dalam mendidik adalah dominan. Menuturkan narasi-narasi besar peran keluarga dalam peradaban.

5. Pembangun Visi dan Misi
Sebab ayah adalah seorang pemimpin,maka seorang pemimpin pasti memiliki visi dan misi yang jelas.

6. Suplier Maskulinitas
Kedekatan anak dengan ayah yang sesuai usia akan menegaskan fitrah seksualitas anak.

7. Konsultan Pendidikan
Meng-update informasi seputar dunia pendidikan sebab dalam keluarga ayah merupakan sosok kepala sekolah. Serta meluangkan waktu yang berkualitas dengan keluarga.

Dari ketujuh peran ayah tersebut, jelas sekali bahwa sosok ayah merupakan tokoh utama dalam pengasuhan anak sama halnya dengan porsi ibu. Ayah bukanlah tokoh sampingan dan "hanya membantu" dalam proses pengasuhan. 

Agar dapat menjalankan perannya dengan baik dalam mengasuh dan memberikan pendidikan seksualitas pada anak, ayah harus PAHAM lebih dahulu apa perannya serta kewajibannya dalam keluarga. Apabila ayah berperan aktif dalam pengasuhan dan pendidikan seksualitas anak, tidak ada lagi istilah "father hunger" atau sebutan yang disematkan pada anak-anak yang mengalami kondisi psikis haus akan kehadiran sosok ayah. Anak-anakpun akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrah seksualitasnya.

Untuk pembahasan mengenai fitrah seksualitas dapat dibaca di Pendidikan Seksualitas, Tantangan Hari Ke-8.

Kemudian, penting sekali seorang suami atau ayah membangun bonding dengan meluangkan waktunya sendiri bersama anak. Oleh karena masa kecil anak hanya terjadi sekali dan waktu tidak dapat diputar ulang kembali, tidak bisa kesibukan dan rasa lelah menjadi alasan tidak hadirnya ayah dalam membersamai anak-anaknya sewaktu kecil. Itulah yang dinamakan dengan konsekuensi berkeluarga. Apa yang ayah berikan inilah yang akan menjadi bekal masa depan anak. Ayah akan menjadi tempat kembali dan role model utama sepanjang hidup anak.

Lalu, salah satu cara melibatkan atau cara ibu untuk mengajak ayah agar mau terlibat langsung dalam masalah pengasuhan anak dan mengajari tanpa menggurui adalah dengan mengenalkan dan menunjukkan pada suami bagaimana happy-nya bermain dan mendampingi anak. Ayah dapat melakukan kegiatan sederhana seperti membacakan buku, mengajak anak berjalan-jalan (bermain bola atau bermain peran) serta membantu anak selama masa toilet training. Jangan lupa untuk melakukan komunikasi produktif dengan suami untuk membangun komunikasi tentang pendidikan seksualitas ini.

Itulah tadi sedikit resume yang dapat aku bagikan dari materi Peran Ayah Dalam Pengasuhan Untuk Pendidikan Seksualitas. Sedikit berbagi cerita, aku sendiri benar-benar merasakan di mana sosok ayah menjadi seorang role model dan inspirasi selama hidupku saat ini. Alhamdulillah-nya, aku mendapatkan ayah yang menjalankan perannya sebagai seorang ayah yang baik dan menjadi panutan yang baik dalam keluargaku.

Hingga saat ini, meskipun bapak sudah tidak ada di dunia lagi, apa yang telah beliau ajarkan padaku dahulu masih teringat dan sangat membekas sehingga apa yang aku lakukan, langkah apa yang aku ambil benar-benar terinspirasi dari beliau. Masha Allah sekali peran seorang ayah dalam pengasuhan.

Semoga, dengan sudah mulai banyaknya yang menggaungkan mengenai pentingnya peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan seksualitas, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang mendapat label sebagai fatherless country dan semakin banyak ayah yang hadir di dalam kehidupan anak-anaknya secara utuh.

Sukabumi, 11 Maret 2021

Posting Komentar

0 Komentar