Kemandirian, Tantangan Hari Ke-1


Welcoming October dengan tantangan zona ke-2 di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional batch 6. Wohooy! Bulan September lalu, aku sudah menyelesaikan tantangan di zona pertama yaitu Komunikasi Produktif.

Dari total 15 hari tantangan di bulan lalu, aku berhasil menyelesaikan 10 hari tantangan tanpa rapelan sehingga aku mendapat reward berupa 2 buah kelapa muda segar untuk dinikmati di pinggir pantai Bentang Petualang. Asyik!


Memasuki zona ke-2 di pantai Bentang Petualang, kami diberikan materi mengenai kemandirian. Tentu bagi yang sudah menjadi ibu, tugas kami adalah melatih kemandirian anak. Wah! Materi di kelas Bunda Sayang seiya sekata dengan apa yang sedang aku pelajari di kelas Zoom How to Create Montessori at Home.

Saat ini, aku pun sedang mencoba melatih kemandirian pada anakku yang mana sebagai persiapan ia memasuki fase otonomi nanti. Sekarang sudah mulai tanda-tanda nih ia ingin mengontrol dirinya sendiri, jadi aku harus mempersiapkan diri dan dirinya dengan baik dulu.


Sebelum menyelesaikan tantangan hari pertama di zona ke-2, aku ingin sedikit merangkum materi tentang Melatih Kemandirian Anak yang sudah diberikan oleh Kakawi beberapa hari lalu.

Menurut KBBI, kemandirian berarti hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian seseorang meliputi bisa melakukan atau mampu mengurus diri sendiri, bisa mengambil keputusan dan mampu berinisiatif.

Melatih kemandirian pada anak memiliki banyak manfaat diantaranya meningkatkan rasa percaya diri anak, jiwa mereka akan menjadi lebih merdeka karena tidak bergantung pada orang lain serta membuat anak lebih cepat selesai dengan dirinya.

Kemampuan anak untuk bisa mengerjakan sesuatu secara mandiri ini juga membuat mereka tidak mudah tantrum dan merasa dirinya berharga serta sama dengan orang tua yang menjadi panutannya.

Kapan orang tua bisa mulai untuk melatih kemandirian anak? Ya diusahakan sejak dini, saat anak sudah memberikan sinyal kepada orang tuanya kalau dirinya ingin belajar melakukan suatu hal. Misalkan ia mulai tertarik untuk makan sendiri, pakai baju sendiri, dan lain sebagainya.

Sedangkan kunci dari keberhasilan dalam melatih kemandirian pada anak adalah konsistensi orang tua, memberikan motivasi pada anak serta orang tua harus senantiasa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Pada tantangan di zona ke-2 ini, aku ingin mendokumentasikan dan fokus pada 2 hal yang sebelumnya memang sedang aku latih pada anakku yaitu membersihkan diri sendiri dan merapihkan mainannya sendiri setelah selesai bermain.

Selama 15 hari ke depan, jurnal yang akan aku tulis adalah seputar 2 hal tersebut. Aku akan memulai tantangan hari ini dengan menulis tentang melatih anakku membersihkan dirinya sendiri.

Melatih Kemandirian Anak - Tantangan Hari Ke-1


Temuanku

Usia anakku saat ini 23 bulan dan target kemandirian yang ingin aku latih hari ini adalah dirinya mampu melepaskan pakaiannya sendiri serta meletakkannya ke keranjang pakaian kotor.

Setelahnya, aku juga mulai melatih dirinya agar bisa membersihkan dirinya saat mandi meski masih dengan bantuan. Aku mengajarinya untuk mengambil air dari gayung dan menyiramkan pda tubuhnya. Aku juga mengajarinya untuk menekan pump pada botol sabunnya sehingga ia bisa sabunan sendiri, kemudian membilas diri sendiri.

Setelah selesai mandi dan handukkan, aku mengajarinya untuk memakai pakaiannya sendiri sampai terakhir ia berlatih untuk menyisir rambutnya.

Strong Why

Alasan utamaku ingin melatih kemandirian ini pada anakku adalah karena ia mulai menunjukkan fase otonomi dimana ia akan menolak jika diperintah (dalam hal ini untuk mandi).

Anakku juga sedang menunjukkan ketertarikan untuk selalu mencoba melepas dan memakai pakaiannya sendiri tanpa dibantu.

Strategi Untuk Melatih Kemandirian

Tidak ada strategi khusus karena memang anaknya sedang tertarik untuk melakukan hal ini. Aku hanya mendampinginya dan menawarkan bantuan saat ia mulai terlihat kesusahan dan frustasi karena tidak bisa menekan pump pada botol sabunnya serta belum bisa memakai bajunya dengan sempurna.

Dalam hal ini aku bertindak sebagai pendamping. Sebelum mandi aku tidak langsung memintanya untuk mandi tapi memberikannya pilihan, "Kita mau mandi, Dipta mau lepas baju sama celana sendiri atau Mama yang lepasin?" tentu dengan sukarela ia memilih untuk melepas pakaiannya sendiri. Heheh..

Demikian juga saat ia menemukan kesusahan. Aku tidak langsung membantunya menyelesaikan permasalahan hidupnya, tapi lebih dulu menawarkan bantuan, "Boleh Mama bantu pencet botol sabunnya?" lalu dirinya menjawab, "Iya," jadi aku menolongnya.

Bersikap seperti ini membuat kami lebih mudah menyelesaikan suatu pekerjaan ketimbang aku tidak melibatkan dirinya. Misalnya dengan langsung menyuruhnya mandi, melepaskan pakaiannya dan membasuh dirinya dengan air. Biasanya ia akan berlarian karena menolak disuruh.

Sepertinya ia merasa lebih dihargai dengan cara dilibatkan seperti ini. Ia pun merasa bahwa sebenarnya dirinya mampu mengontrol dirinya sendiri dan hanya butuh bantuan Mama jika benar-benar kesusahan.

Sukses Apa Aku Hari Ini?

Sukses karena anakku mau mandi tanpa drama, anakku dengan sukarela melepas pakaiannya sendiri (melepas baju masih dengan bantuan), anakku sudah mau menyiram-nyiram badannya sendiri menggunakan gayung (biasanya menyerahkan gayung ke Mama), mau selesai mandi sendiri tanpa disuruh.

Setelah mandi, ia mau mencoba memakai baju sendiri (kemarin-kemarin belum mau), sudah lebih mahir memakai celana sendiri dan mau berusaha menyisir rambutnya sendiri.

Tantanganku Hari Ini

Tantanganku adalah untuk tidak buru-buru memberikan bantuan pada anakku ketika ia mendapatkan kesulitan.

Misalnya saat tadi ia berusaha memakai bajunya sendiri, ia masih begitu kesulitan namun mau mencoba. Disana aku harus lebih bersabar menunggu sampai mana ia berusaha mencoba sendiri sebelum menawarkan bantuan.

Ingin Sukses Apa Esok Hari?

Besok aku masih ingin melatih anakku untuk membersihkan dirinya seperti hari ini. Utamanya adalah mengajarkannya untuk melepas dan memakai baju sendiri karena pagi ini ia tampak masih kesulitan namun sudah mau mencoba.

Rasaku dan Respon Ananda

Rasaku tentu saja cukup happy dengan progress yang anakku buat. Anakku juga terlihat cukup puas, tidak tantrum dan senang ketika proses sebelum, saat dan setelah mandi berlangsung.

Imawati Annisa Wardhani
Regional Sukabumi

#harike-1
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Posting Komentar

0 Komentar