Ramadhan yang Tidak Seperti Biasa



Marhaban ya Ramadhan, selamat memasuki bulan penuh berkah, rahmat dan hikmah. Setelah satu tahun berlalu, alhamdulillah masih bisa berjumpa kembali dengan bulan yang paling di rindukan oleh umat muslim, bulan Ramadhan 1441 H.

Tahun ini roman-romannya terasa berbeda dengan tahun-tahun melewati puasa sebelumnya. Apalagi kalau bukan karena dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya sedang berperang melawan pandemi Covid-19 yang entah sampai kapan akan berakhir (semoga segera).

Covid-19 benar-benar menggegerkan dunia, membuat seluruh warga negara tanpa terkecuali harus membatasi diri agar tidak bepergian, berkumpul dengan banyak orang dan senantiasa menjaga kebersihan dirinya berkali lipat dari biasanya. Tentunya, di bulan puasa kali ini akan ada perbedaan signifikan yang kita rasakan ketika beribadah di tengah merebaknya wabah virus yang belum ditemukan vaksinnya ini.

Perbedaan yang akan kita rasakan adalah :



1. Tidak Tarawih di Masjid
Sejak penyebaran virus Corona semakin menjadi-jadi, pemerintah mengisyaratkan masyarakatnya agar beribadah di rumah masing-masing. Tidak boleh ada lagi sholat berjamaah di masjid, sholat Jum'at ditiadakan. Sama halnya dengan kegiatan keagamaan untuk agama selain Islam, semua beribadah dari rumah saja.

Kita ketahui bersama, bulan Ramadhan identik dengan ibadah sholat tarawih berjamaah di masjid. Momen ini menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu dan dirindukan mengingat aura Ramadhan akan kental terasa ketika kaki melangkah menuju masjid.

Sayang, untuk Ramadhan tahun ini ibadah sholat tarawih hanya bisa dilakukan di rumah. Tentunya, ini merupakan salah satu perbedaan nyata dan terasa yang ditimbulkan setelah adanya Covid-19. Insha Allah, pahala akan tetap mengalir meski kita melaksanakan sholat tarawih di rumah. Allah Maha Mengetahui apa yang baik dan buruk bagi hambaNya.

2. Buka Bersama? Bye-bye!
Salah satu momen silaturahmi dengan teman dan kerabat saat Ramadhan adalah berbuka puasa bersama (bukber). Biasanya saking padatnya jadwal bukber, sampai kesusahan mencari slot hari kosong jika ada teman atau kolega yang sedikit terlambat merencanakan bukber.

Tahun ini rasanya tidak akan ada momen rebutan tanggal bukber antar lingkaran pertemanan. Cukuplah dengan berbuka bersama orang-orang tercinta di rumah, atau menikmati buka puasa seorang diri di kosan atau kota perantauan.

Semoga Covid-19 segera usai sehingga kita bisa kembali bersilaturahmi langsung dengan keluarga, saudara dan teman yang sudah lama tidak kita jumpai. Semoga diberi umur panjang juga untuk merealisasikannya. Aamiin.

3. Tidak Bisa Mudik ke Kampung Halaman
Akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau lebih dikenal dengan PSBB, pemerintah melakukan pelarangan bagi warga negaranya untuk mudik pada Ramadhan kali ini. Itu artinya, kita tidak bisa merayakan Idul Fitri bersama sanak saudara tercinta di kampung halaman. Hiks!

Hal ini tentunya memicu perdebatan ketika secara nyata sudah banyak orang yang balik duluan ke daerah masing-masing. Bukannya itu mudik? Presiden mengatakan itu bukan mudik tapi pulang kampung. Memang apa bedanya?

Setelah ditelusuri jawabannya, mudik singkatnya didefinisikan sebagai pergi untuk kembali. Jadi, kita akan bepergian selama beberapa waktu dan akan kembali ke kota tempat kita merantau dalam waktu yang singkat. Mungkin, mudik ini mirip dengan kita liburan pada masa sebelum pandemi.

Sedangkan pulang kampung adalah pulang ke daerah asalnya masing-masing untuk menetap disana sampai waktu yang tidak ditentukan atau sampai wabah Covid-19 mereda sehingga mereka bisa kembali bepergian. Orang-orang yang pulang kampung memiliki waktu untuk mengkarantina diri selama 14 hari setibanya di rumah, oleh karenanya pemerintah tidak melakukan larangan terhadap hal ini. Warga yang pulang kampung kebanyakan adalah mahasiswa yang kegiatan perkuliahannya di ganti secara online, mereka yang WFH dan memilih untuk bekerja dari rumahnya daripada diam di perantauan terutama yang belum berkeluarga, juga para korban PHK yang saat ini belum menemukan pekerjaan.

Padahal liputan arus mudik biasanya mengisi hari-hari di televisi, mungkin tahun ini tidak. Sedih, karena aku pribadi tidak bisa pulang ke Jogja untuk merayakan Idul Fitri bersama ibu dan adik-adikku, tapi ini semua untuk kebaikan bersama. Semoga yang lain juga taat pada peraturan yang dibuat dengan tujuan menekan angka penyebaran virus Corona di Indonesia.

4. Tidak Ada Sholat Ied
Another sad momen in this Ramadhan, jika pandemi ini masih berlanjut hingga bulan depan maka kegiatan sholat Idul Fitri pun kemungkinan besar ditiadakan. Tidak ada yang namanya takbir keliling di malam sebelum hari raya, masjid dan lapangan yang biasa dijadikan venue sholat Ied pun akan tampak sepi.

Semoga hal ini tidak mengurangi esensi dari hari raya Idul Fitri itu sendiri. Semoga di bulan yang penuh berkah ini wabah Corona segera musnah mbuh piye carane. Haha. Dengan seizin Allah swt tentunya.

5. Halal bi Halal Online
Sama halnya dengan ditiadakannya buka bersama, acara kumpul keluarga besar/trah di hari raya pun pastinya tidak dianjurkan. Beberapa pejabat atau keluarga yang biasa menggelar acara open house pun tidak akan buka lapak pada tahun ini.

Sebagai gantinya, teknologi yang akan membantu kita untuk tetap bisa menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan keluarga yang berada jauh disana. Sabar, pasti ada hikmah di balik ini semua.

6. Melewati Ramadhan Tanpa Orang Tercinta
Seperti kita ketahui, banyak korban berjatuhan akibat wabah Corona yang sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia ini. Lansia, pemuda-pemudi, anak-anak bahkan bayi yang tidak kuasa bertahan pun menyerah pada kondisi sakit mereka, memilih untuk beristirahat dalam kedamaian untuk selamanya.

Ini tentu membawa duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, apalagi saat harus melewati momen puasa dan lebaran pertama tanpa orang tersayang yang biasa hadir di tengah mereka.

Aku pun mengalami hal serupa, meski bukan karena Covid-19 tahun ini aku akan melewati puasa dan lebaran jauh tanpa kehadiran ayahku yang sudah berpulang sebulan sebelum bulan Ramadhan tiba. Aneh sekali pasti, karena biasanya beliau yang sibuk menyiapkan ini-itu terkait halal bi halal keluarga, sibuk memikirkan menu untuk lebaran dan mau repot-repot memilih dan membelikan baju lebaran untuk kami sekeluarga.

Sebagai anggota keluarga yang masih diberi kesempatan bernafas, tugas kita adalah mendo'akan mereka yang sudah pergi lebih dulu. Semoga dilapangkan kuburnya dan dipermudah untuk menuju tempat istirahat terbaiknya. Manfaatkan momen di bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak kirim do'a bagi mereka.

6 hal diatas adalah momen-momen berbeda yang akan kita rasakan di bulan puasa kali ini. Tapi, jangan sampai hal ini menurunkan kualitas ibadah kita di bulan suci penuh rahmat ini ya!

Akhir kata, selamat menunaikan ibadah puasa dan mohon maaf lahir bathin!

Sukabumi, 23 April 2020

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Semoga ramadhan ini kita diberikan kesabaran dan semoga covid segera berlalu ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Betul, kangen suasana sebelum Covid. Skrg kemana2 takut, gak tenang, bawaan'y was2 sama orang lain 😅

      Hapus