Mereka, Tidak Bisa Work From Home


Saat pemerintah menyarankan untuk melakukan social distancing dan work from home selama 14 hari untuk mencegah menyebarnya virus Corona secara lebih luas, satu yang aku pikirkan adalah apakah perusahaan suamiku juga akan memberlakukan hal yang sama? Rasanya tidak mungkin. Ternyata tebakanku tidak salah, tidak ada kata kerja dari rumah untuk perusahaan tempat suamiku bekerja.

Sebagai seorang apoteker yang bekerja di industri farmasi, rasanya nyaris tidak mungkin jika produksi obat dihentikan kecuali karena kehabisan bahan baku dan bencana alam. Obat-obatan harus terus diproduksi untuk memenuhi supply dan permintaan yang tidak pernah tidak ada. Kenyataannya, orang sakit ada terus dan mereka membutuhkan obat supaya sembuh. Pekerja di industri farmasi tentunya tidak mungkin memproduksi obat dari rumah masing-masing, berbagai fasilitas penunjang dan proses produksi yang hanya bisa berlangsung pada ruangan dengan kondisi tertentu tidak mungkin tersedia di rumah oleh sebabnya work from home tidak berlaku bagi pekerja yang bekerja di industri farmasi.

Selain profesi seperti suamiku, masih banyak lagi pekerjaan yang tidak memungkinkan pekerjanya untuk bekerja dari rumah. Beberapa diantaranya adalah :
1. Petugas Medis dan Kesehatan
Sudah jelas mereka adalah garda terdepan dalam menghadapi berbagai situasi yang menyangkut kesehatan pasien. Mereka juga lah yang bertugas untuk merawat pasien-pasien yang terindikasi atau bahkan sudah terjangkit Covid-19. Dokter, perawat, apoteker dan para pekerja lain yang menjalankan kewajibannya di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas serta apotek tidak mungkin bisa bekerja dari rumah.

Sungguh mulia sekali apa yang mereka kerjakan, dengan segenap keberanian dan rasa kemanusiaan yang tinggi mereka mengesampingkan kekhawatiran pribadi akan ikut terserang virus Corona.

2. Frontliner
Sebut saja teller bank, kasir super/minimarket, pelayan dan kasir rumah makan, resepsionis hotel atau kantor, satpam, adalah contoh frontliner yang rawan sekali tertular virus Corona. Pekerjaan yang menuntut mereka untuk hadir melayani pelanggan membuat mereka tidak mungkin juga untuk bekerja dari rumah.

Berbeda dengan dokter atau petugas medis yang tau bagaimana kondisi pasiennya, frontliner ini tidak tau siapa yang sedang mereka hadapi. Apakah orang yang mereka temui bebas dari Covid-19 atau mereka menghadapi pasien Covid-19 yang belum terdeteksi. Beresiko sekali, ya?

3. Penyedia Jasa
Driver ojol, penyedia layanan ekspedisi terutama kurirnya, tukang service AC, tukang sampah yang setiap hari keliling kompleks untuk mengangkut sampah, dan sebagainya tentunya tidak mungkin bekerja dari rumah. Resiko terjangkit virus Corona dengan mereka yang berkeliaran di luar sana juga tinggi, namun karena pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk mobile dan bertemu dengan klien tidak memungkinkan mereka untuk #dirumahaja.

Meski pemerintah sudah melakukan himbauan untuk bekerja dari rumah, masih ada juga perusahaan yang meminta karyawannya untuk masuk. Masih banyak juga jenis pekerjaan yang mengharuskan kehadiran karyawannya seperti petugas bandara, pilot dan supir-supir angkutan umum lainnya.

Tentunya, masing-masing perusahaan sudah menetapkan kebijakan dan melakukan upaya pencegahan penularan virus Corona. Ada yang dengan melakukan pengecekan suhu, menyediakan desinfektan, membersihkan area kerja dengan desinfektan bahkan memberi suplemen dan vitamin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh karyawannya.


Sejujurnya, aku sedih sekali ketika masih banyak yang mengeluhkan kebijakan pemerintah untuk diam dan bekerja dari rumah selama 14 hari. Apa susahnya deh menurut pada aturan itu demi kebaikan bersama? Mereka harusnya happy bisa melakukan pencegahan mandiri dari terjangkit virus Corona dengan hanya bekerja dari rumah, berkumpul bersama suami/istri/anak tercinta. Cobalah untuk berempati dengan saudara-saudara kita yang tidak mungkin untuk work from home, bagaimana khawatirnya suami/istri/anak mereka di rumah menunggu orang kesayangannya pulang dan memastikan mereka dalam kondisi baik-baik saja.



Semoga suamiku beserta saudara-saudara kita yang tetap bekerja di luar rumah selalu mendapat perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Semoga juga, mereka yang diberikan kesempatan untuk mengisolasi diri di rumah benar-benar memanfaatkan momen social distancing ini untuk berdiam diri di rumah dan mampu menekan laju penyebaran virus Corona.

Yogyakarta, 19 Maret 2020

Posting Komentar

34 Komentar

  1. Aamiin... Semoga wabah ini cepat berlalu ya mba. Aku juga mendengar curhatan temn2ku yg dokter kasihan kerja sampe babak belur, APD mulai menipis. Semoga para nakes, Allah beri kekuatan, kesehatan, keselamatan. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Iya ni, awalnya entah terlalu optimis apa gimana jd keliatan kurang persiapan. Skrg udh jd wabah malah kelabakan kekurangan apd dsb2.

      Hapus
  2. MasyaAlloh iya mba bener juga ya ada beberapa profesi yang memang ga mungkin untuk wfh, semoga selalu sehat dan dilindungi ya mb suaminya *sedih banget aku juga lihat di media

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Iya makasi mba, klrga yg salah 1 anggota klrga'y gak bisa wfh cuma bisa berdoa dan was2, khawatir terus bawaan'y..

      Hapus
  3. Semoga semua pekerja yang masih harus bekerja di luar sana tetap dijaga kesehatannya, ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba aamiin. Semoga semuanya sehat2 selalu, kuat melewati "badai" wabah ini.

      Hapus
  4. Yg ngga bisa #WorkingFromHome semoga dimudahkan dalam pekerjaan dan aktivitas keseharian yaaa..
    Semoga semua baik2 saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya semoga Allah selalu melindungi kita semua ya. Aamiin.

      Hapus
  5. Betul mbak, yang bisa kita lakukan, yang bisa bekerja dirumah, bekerjalah dirumah sembari mendoakan mereka yang tidak bisa bekerja dirumah😣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, berat banget liat suami setiap hari harus tetap brgkt kerja sementara yg lain udh pda wfh. Pdhal suami saya gak bersinggungan lgsg dgn pasien, gmna yg kerja d rs 😥

      Hapus
  6. Aamiin. Senin depan juga saya mulai praktikum saya nih di rumah sakit. Semoga dimudahkan seluruhnya oleh Allah. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat2 selalu ya Mba. Semoga selalu dalam perlindungan Allah, jaga kesehatan.

      Hapus
  7. Tidak semua profesi bisa bekerja di rumah. Terutama yang melayani masyarakat secara langsung. Contoh pedagang di pasar. Kalau mereka gak berdagang, mereka tidak punya pemasukan. Berbeda dengan orang yang bekerja di kantor, punya gaji tetap tiap bulan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar mba, biar pun mereka tau resikonya tapi kalo nggak berangkat resikonya nggak makan hari itu. Hiks, sedih sekali.

      Hapus
  8. Ranah kerja suamiku sebenarnya memungkinkan untuk kerja work from home, tapi tempat kerjanya di RS termasuk yang tidak mengizinkan karyawannya work from home. Jadi kita sama mbak, hanya bisa mendoakan suami dan mereka yang nggak bisa work from home untuk senantiasa sehat, serta mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan yang diharuskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya mbaa. Semoga sehat2 terus suami dan klrga ya mba. Kita yg d rumah juga harus jaga kebersihan dan kesehatan selalu.

      Hapus
  9. Aamiin. Semoga kita semua dalam lindungan-Nya, semoga wabah Coronanya cepat pergi. Saya juga miris karena social distancing tidak diimbangi dengan bantuan ekonomi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba, berasa nggak ada persiapan apa2 dan tidak dibekali apa2 kecuali himbauan untuk ini itu secara lisan saja.

      Hapus
  10. Gemesh ga sih sm pemerintah belum lockdown lockdown juga. Khawatir korban makin banyak, tp lockdown apa pemerintah udh jamin bakal kasih makan rakyat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini dia, harusnya kalau ada wacana lockdown masyarakat dibekali dan diberi arahan dulu akan seperti apa supaya nggak chaos karena bingung harus berbuat apa di situasi seperti itu.

      Hapus
  11. Aamiin. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Bagi para pejuang, salut untuk perjuangan kalian. Semoga selalu diberikan kesehatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Salut banget sama yg bekerja berhadapan lgsg dengan pasien. Semoga yg wfh dan yg tidak bisa wfh selalu diberi kesehatan, jgn nambah2 jumlah positif lagi.

      Hapus
  12. Betul mba... yg dpt wfh hrsnya bersyukur... jgn ngeluh.. buat yg masih kerja d luar sana keep fighting ya n jaga kesehatan slalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. He em. Banyak2 bersyukur aja buat yg bisa bekerja dari rumah, krna banyak yang ingin seperti mereka. Yg gak wfh kan juga bukan keluyuran main2, tapi bekerja buat hidupnya dan klrganya.

      Hapus
  13. iyaa kesian sih, duh gak ngebayangin jadi tenaga medis tuh. se hectic apa mereka disana, huhu. semoga mereka selalu kuat dan kita betah meski di rumah saja. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus kuat kita mba stay at home, supaya wabah segera berakhir dan mereka yg belum bisa tidur nyenyak di rumah bisa merasakan me time lagi.

      Hapus
  14. Aamiin... Mari kita dirumahaaja untuk keluarga dan untuk mereka yang nggak bisa di rumah aja. Adik saya dan suaminya termasuk yang nggak bisa di rumah aja karena mereka kerja di RS. Semoga mereka selalu sehat dan wabah ini cepat berlalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita bantu mereka dgn social distancing dan di rumah aja. Supaya mereka segera bisa berkumpul dgn klrga tanpa rasa khawatir lagi akan menjadi carrier.

      Hapus
  15. Iya benar mba, mari kita berdoa untuk kesehatan dan keselamatan mereka yang masih harus bekerja di luar rumah karena mau tak mau ya harus itu yang dilakukan. Sedangkan bagi kita yang bisa work from home, ikuti saja apa anjuran pemerintah demi kebaikan bersama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mba. Semua pihak harus saling kerjasama, nggak bisa ngandelin si ini atau si itu untuk bergerak.

      Hapus
  16. Masya Allah bener banget mba. Para frontliner itu gak bisa work from home. Mereka akan tetap keluar untuk bekerja. Kita bantu doa aja supaya mereka tetap dalam lindungan Allah.. yang penting jaga jarak dan jaga kebersihan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita bantu doa dan berusaha supaya tetap betah di rumah sampai covid ini reda mba.

      Hapus
  17. Ya,,, harus bersyukur bisa wfh..
    Karena banyak juga yg g bs wfh..
    Smg wabah ini segera berlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Iya yg wfh banyak2 bersyukur karena banyak yg ingin bisa wfh.

      Hapus