Perempuan, Berkarya dan Berdaya Melalui Tulisan


Selama satu tahun belakangan, setelah memutuskan untuk kembali menekuni kegiatan menulis, aku aktif dalam salah satu komunitas menulis yaitu komunitas "Ibu-Ibu Doyan Nulis". Di bawah naungan IIDN, aku merasa mendapatkan banyak sekali ilmu yang membuat kegiatan menulisku ber-progress hingga saat ini.


Komunitas yang didirikan oleh Indari Mastuti pada 24 Mei 2010 ini memiliki visi yang terdengar sederhana tapi sebenarnya luar biasa. Visinya adalah untuk menghasilkan penulis dari kalangan ibu rumah tangga. Beliau ingin seseorang yang sering disebut hanya ibu rumah tangga, dapat berdaya dengan menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat.

Saat ini, sudah 11 tahun IIDN berkarya! Dalam rangka menyambut HUT IIDN ke-11, tahun ini IIDN mengadakan Festival Perempuan Indonesia. Acara yang berlangsung sejak bulan Mei hingga Juni 2021 ini diisi dengan parade buku, berbagai talkshow, juga kompetisi menulis.

Meriah banget kan acaranya? Sebagai anggota, tentu saja aku nggak mau ketinggalan untuk mengambil bagian dalam event ini meskipun hanya sebagai peserta. Salah satu talkshow yang aku ikuti adalah "Perempuan dan Menulis".

Acara yang diselenggarakan di hari Sabtu, 29 Mei 2021 ini, menghadirkan dua wanita penulis yang sangat menginspirasi, Kirana Kejora dan Widyanti Yuliandari. Kedua wanita ini sudah melalanglang buana di dunia kepenulisan.


Talkshow ini dipandu oleh seorang blogger sekaligus Koordinator Wilayah IIDN Makassar, Mugniar Marakarma.


Dalam talkshow bertajuk "Perempuan dan Menulis", baik Mbak Key, sapaan untuk Kirana Kejora, maupun Mbak Wid, sapaan familiar untuk Widyanti Yuliandari, membagikan kisah perjalanan menulis mereka.

Banyak sekali hal yang dapat kita pelajari dari obrolan mereka saat talkshow kemarin. Ingin rasanya menuliskan setiap ucapan Mbak Key maupun Mbak Wid. Panjang bener tapi pastinya! Hehe. Semoga apa yang aku rangkum dan tuliskan dalam tulisan kali ini, cukup mewakili inti pembicaraan dalam talkshow kemarin.

Kirana Kejora

Sumber foto : Instagram @kiranakejora

Mbak Key, merupakan salah satu penulis Indonesia yang produktif melahirkan karya-karya berupa buku solo. Wanita yang lahir di Ngawi, Jawa Timur ini senang dikenal dengan sebutan writerpreneur.

Beberapa karyanya antara lain "Air Mata Terakhir Bunda", "Ayah Menyayangi Tanpa Akhir", "Renjana Biru di Morotai", " Seruni Niscala", dan masih banyak lainnya.

Bukan hanya mencetak buku, Mbak Key juga merawat dan membesarkan anak-anaknya hingga bisa menduduki jajaran buku best seller dan diangkat menjadi film layar lebar.

Jangan pernah takut untuk memperkenalkan orang lain dengan buku kita.

-Kirana Kejora dalam talkshow "Perempuan dan Menulis"

Pesan Mbak Key itu memiliki makna yang sangat dalam. Banyak penulis pemula yang masih malu-malu untuk memperlihatkan naskahnya, ngider dari penerbit satu ke penerbit lainnya atau berusaha untuk menerbitkan bukunya secara mandiri.

Kalaupun naskah sudah terbit menjadi buku, tidak sedikit penulis pemula yang merasa puas hanya dengan sekali atau dua kali cetak saja. Padahal, buku-buku tersebut apabila diibaratkan bayi harus dirawat dan dibesarkan, sebab mereka nggak bisa hidup sendiri tanpa ibunya.


Menurut Mbak Key, penulis yang baik adalah penulis yang berani mengambil langkah dan mau untuk terus belajar. Beliau sendiri tidak sebentar menjejak di dunia kepenulisan, sudah 16 tahun dan hingga saat ini masih terus belajar. Masha Allah.

Tidak hanya memberikan pesan bagi penulis yang bermimpi untuk membesarkan bukunya, Kirana Kejora juga membagikan tips bagaimana menulis sebuah novel yang baik dan menarik.

Tips Menulis Novel yang Baik dari Kirana Kejora



Memasukkan 4 Unsur Cerita

Keempat unsur tersebut adalah drama keluarga, komedi, romance dan juga religi. Empat unsur ini akan membuat novel yang ditulis menjadi sebuah paket komplit yang memiliki banyak pelajaran hidup di dalamnya.

Plot Twist

Cerita yang ditulis sebaiknya memiliki plot atau alur yang logis, membuat penasaran pembacanya dengan menghadirkan kejutan-kejutan di dalamnya.

Menulis Untuk Kebaikan

Bagi seorang Kirana Kejora, menulis merupakan legacy. Sehingga, apa yang ditulis sebaiknya mengandung nilai-nilai kebaikan yang bisa dinikmati dan dipelajari oleh para pembaca. Kelak anak dan cucu kita juga akan mengenal kita sebagai penulis yang menebar kebaikan.

Menyiapkan Bank Naskah

Mbak Key punya rahasia bagaimana beliau bisa terlihat selalu mudah menemukan inspirasi menulis. Ternyata, Mbak Key rajin mencatat atau menyimpan status-status yang beliau buat di sosial media yang mendapatkan atensi cukup banyak dari masyarakat.

Menurut Mbak Key, dengan memiliki bank naskah seperti itu akan menjadi lebih mudah ketika membuat rencana menulis tentang apa. Topik dari status yang mendapat banyak perhatian rupanya bisa menjadi penilaian tersendiri mengenai selera masyarakat terhadap suatu hal.

Membuat Tagline dan Blurb yang Menarik Perhatian

Sebagai penulis, tidak mungkin dan tidak bisa juga memaksa orang lain untuk membaca buku kita. Sehingga, penulis hendaknya membuat sebuah tagline yang membuat orang tertarik untuk mengambil buku kita dari rak buku dan membaca blurb-nya.

Mbak Key berharap, penulis-penulis yang belajar dari dirinya kelak akan menjadi penulis yang namanya lebih dikenal dari Mbak Key sendiri. Inspiring banget!

Widyanti Yuliandari

Sumber foto : Instagram @widyanti_yuliandari

Mbak Wid yang juga akrab disapa dengan Bu Ketu oleh anggota komunitas IIDN ini, bekerja sebagai PNS di kota Bondowoso, Jawa Timur.

Merasa kesepian dan seorang diri di kota yang nyempil di antara Situbondo, Banyuwangi dan Jember, Mbak Wid berkenalan dengan dunia menulis terutama blogging. Beliau melihat adanya prospek yang bisa dicapai sebagai seorang blogger dan menekuni kegiatan nge-blog sejak tahun 2008.

Di tahun 2013, barulah Mbak Wid nyemplung ke dalam kolam yang kelak akan membesarkan namanya, IIDN. Pada awal masa keanggotaannya, melihat penulis-penulis IIDN yang sudah menghasilkan karya, Mbak Wid merasa terkagum-kagum.

Waah, A keren banget sudah bisa kerjasama dengan brand terkenal sebagai blogger. B hebat banget sudah bisa punya buku solo. Aku kapan ya???

-Widyanti Yuliandari dalam talkshow "Perempuan dan Menulis"

Ketika Mbak Wid melontarkan kalimat tersebut untuk menggambarkan dirinya saat awal menjadi anggota IIDN, aku auto ingin ikut menimpali, "Ya ampuuunn gue banget nih sekarang!" Haha.


Saat ini, keanggotaanku di IIDN masih tergolong baru. Baru satu tahun yang lalu dan aku merasa kagum sekaligus termotivasi dengan pencapaian teman-teman yang sudah bergabung dengan IIDN terlebih dahulu.

Setelah berproses bersama IIDN selama kurang lebih dua tahun, Mbak Wid akhirnya melahirkan buku solo non-fiksi perdananya. Di tahun 2017, di tengah kesibukannya menempuh pendidikan Master, beliau menerima amanah yang dipercayakan oleh Indari Mastuti sebagai Ketua Umum IIDN.

Menulis, Membuka Pintu Kebaikan

Mbak Wid percaya bahwa menulis akan membuka jauh lebih banyak pintu kebaikan. Oleh sebabnya, beliau sangat mencintai dunia menulis ini dan ingin terus menulis serta membantu banyak perempuan lain untuk berkarya melalui tulisan.

Bersama dengan IIDN, perlahan namun pasti Mbak Wid membimbing anggotanya untuk menjadi penulis yang dapat menebar banyak manfaat. Minimal untuk dirinya sendiri, alhamdulillah jika bisa untuk orang banyak.

Melihat banyaknya cuitan atau tulisan dari para perempuan yang mereka bagikan di status media sosial, Mbak Wid merasa bahwa mereka sebenarnya rapuh di dalam dan butuh bantuan. Beliau kemudian mengusung program yang berbasis writing for healing, bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait, konselor psikologis maupun psikiater.


Dengan demikian, banyak perempuan yang akhirnya bisa berdamai dengan diri mereka sendiri, selesai dengan masalah internalnya sehingga dapat bangkit dan menulis bukan hanya sekedar untuk membuang sampah tapi juga menebar hal positif bagi sekelilingnya.

Writerpreneur Sukses, Tidak Ada yang Instan!

Kirana Kejora juga memberikan kiat suksesnya sebagai seorang writerpreneur. Buku-buku yang ditulis oleh Mbak Key sebagian besar adalah self-publishing. Oleh sebabnya, beliau tahu betul bagaimana perjuangan seorang writerpeneur dalam membesarkan bukunya.

Modal utama yang dibutuhkan adalah niat dan berani. Jangan pernah takut salah, jika salah tentu harus mau memperbaiki kesalahannya dan terus belajar. Jangan berharap bahwa kesuksesan akan datang begitu saja menghampiri, perlu tekad serta usaha dan do'a.

Tidak ada yang instan karena yang instan akan mudah hilang.

- Kirana Kejora dalam talkhow "Perempuan dan Menulis"

Perjuangan seorang writerpreneur bukan hanya sekedar menulis buku. Melainkan melakoni proses editing, mengawal proses penerbitan, mempromosikan dan menjual buku hingga akhirnya dilirik oleh rumah produksi untuk dijadikan film.

Selain itu, seorang penulis juga sebaiknya bisa berpikir idealis sekaligus realistis dalam membuat sebuah tulisan. Tentunya, ini tergantung dari target siapa yang akan membaca buku kita. Riset yang mendalam juga dibutuhkan agar tulisan di dalam buku terasa lebih hidup.

Branding sudah mulai bisa dilakukan sejak buku masih ditahap produksi. Manfaatkan media sosial dengan maksimal, pelajari berbagai trik marketing dan jangan pernah takut untuk memperkenalkan buku karya kita.

Setelah buku diterbitkan, jangan pernah berhenti untuk membesarkan buku tersebut. Manfaatkan acara bedah buku, membuat podcast atau Youtube, promosi di berbagai sosial media dan manfaatkan online shop untuk penjualan buku. Kuncinya adalah semangat dan tekun belajar.

Turut Aktif dan Berkembang Bersama Program IIDN

Guna terus mendukung para perempuan untuk berkarya dan berdaya melalui tulisan, IIDN membuat berbagai strategi dan program yang bermodal tekad kuat. Beberapa program IIDN yang mendukung para penulis untuk berproses menjadi seorang penulis profesional di antaranya "Training Nulis Dari Nol", "Training Menulis Buku Solo" hingga "Training Untuk Blogger".

Saat ini, IIDN juga sedang menggarap proyek tentang lingkungan bersama dengan Kemendikbud dan salah satu lembaga Non-Governmental Organization (NGO). Ke depannya, IIDN akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sehingga dapat terus melibatkan anggota dari komunitas menulis ini.

Dalam upaya membesarkan penulis serta buku-buku karya penulis, IIDN sendiri memiliki tim yang dinamakan Mitra Jenama. Tim tersebut terdiri dari blogger, bookstagramer juga pemilik UMKM. Mereka yang akan membantu mempromosikan serta mem-branding buku-buku keluaran anggota IIDN.

Kalau komunitas sudah sedemikian besar usaha untuk membantu anggotanya maju, pastinya rugi banget kalau kita sebagai anggota masih setengah-setengah mengikuti program IIDN.

Untuk teman-teman yang ingin menyimak talkshow "Perempuan dan Menulis" versi lengkapnya, bisa dilihat pada tautan di bawah ini ya :


Akhir kata, SELAMAT ULANG TAHUN IIDN! Semoga panjang umur dan senantiasa menjadi wadah bagi para perempuan (terutama ibu-ibu) untuk mengembangkan dirinya sebagai seorang penulis yang menebarkan banyak kebaikan.

Sukabumi, 15 Juni 2021

Posting Komentar

15 Komentar

  1. sehat dan sukses selalu ya kak :D

    BalasHapus
  2. Terima kasih telah belajar bersama, semakin semangat setia kepada pilihan ya Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih untuk inspirasinya Mbak..

      Hapus
    2. Aamiin. Terima kasih untuk inspirasinya Mbak..

      Hapus
  3. Mbaaa, "daging" bangettt ini materinya
    Sayang aku ga bisa ikutan waktu itu

    Btw, ternyata banyak perempuan yang akhirnya bisa berdamai dengan diri mereka sendiri, selesai dengan masalah internalnya sehingga dapat bangkit dan menulis bukan hanya sekedar untuk membuang sampah tapi juga menebar hal positif bagi sekelilingnya.

    Keren! Bravo para Writerpreneur Sukses, Tidak Ada yang Instan dan terus semangat berkarya!

    BalasHapus
  4. Mbak .. kenyang ya kita mendengar pemaparan Mbak Key dan Mbak Wid, padat semua sharing-nya, sampai2 gak bisa kasih kesempatan bertanya karena tenggat waktu sudah mau berakhir tapi semua pemaparannya jelas banget sebenarnya buat yang mau serius dalam dunia menulis.

    Mbak Ima ... ditunggu, ya in syaa Allah 10 tahun dari sekarang sehebat mbak2 narsum kita :)

    BalasHapus
  5. Program IIDN memang selalu menarik dan empowering women banget ya mam. Tiap ulang tahun, selalu ada acara keren untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Selamat ulang tahun IIDN...

    BalasHapus
  6. Yaaah, ketinggalan kereta deh. Kelewat saya acaranya. Cuma memang klo nulis ini butuh konsisten yang tinggi. Klo moody kayak aku, buku yg diimpikan pun blm tercapai jua sampe kini. 😭

    BalasHapus
  7. Mbak Key dan Mbak Wid, wanita muda luar biasa.begitu juga Mbak Mugniar yang ditunjuk sebagai host. Sayang karena banyak hal saya tak bisa ikut pada thalkshow tsb. Selamat sore, ananda Ima.

    BalasHapus
  8. Jadi menyesal tidak ikut talkshow nya. Sama, aku jg baru gabung IIDN setahun ini. Semoga IIDN semakin jaya dan berkembang

    BalasHapus
  9. Saya juga ikut talshow yang ini Mba. Baik Mba Key dan Mba Wied sama-sama luar biasa. Berasa dapat motivasi lebih baik, terus konsisten, meluruskan niat menulis untuk kebaikan setelah nyimak ini.

    BalasHapus
  10. Saya terlewat mengikuti agenda ini, Mbak. Waktu itu sudah ancang-ancang tapi ternyata ada kegiatan lain di waktu yang sama. Eh, ada link YouTube nya sebenarnya, ya.
    Pastinya jadi terbantu dengan info dari blog ini. Dua perempuan yang menginspirasi, nih. Insyaallah, kita juga bisa dengan cara kita masing-masing. Semangat :)

    BalasHapus
  11. Selamat Ulang Tahun IIDN.
    Semoga semakin sukses membuat para Ibu bangga menjadi Ibu yang memiliki skills di bidang yang sesuai dengan keinginannya.
    Mompreneur, mom writer, mom blogger dan masih banyak lagi.

    Senang yaa..
    Acara IIDN selalu menjadi penyemangat buat kita semua, para Ibu dan wanita di Indonesia.

    BalasHapus
  12. Selamat Ulang Thun IIDN sukses selalu dan semoga banyak yang terinspirasi dengan segala kegiatan kepenulisan yang diselenggarakan IIDN

    BalasHapus