Assalammualaikum,
Hari ini adalah hari ketiga aku menuliskan jurnal tantangan zona ke-6 di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Zona ke-6 ini mengangkat tema tentang "Stimulasi Kecerdasan Matematika dan Finansial". Sebuah tema yang membuatku cukup tertantang untuk menyelesaikannya dengan baik.
Kali ini, aku ingin menuliskan ulang sedikit materi yang diberikan tentang merancang kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan matematika dan finansial pada anak. Pertama, yang harus dilakukan adalah start with essensial question di mana kita sebagai orang tua dan pendamping menentukan terlebih dahulu hal essensial apa dan mana yang akan diperkenalkan terlebih dahulu pada anak.
Kedua, melakukan design project. Contohnya bisa dilihat pada jurnal tantanganku ini ya. Hehe. Kemudian menentukan jadwal, kapan dan berapa lama kegiatan stimulasi ini akan dilakukan. Selanjutnya adalah melakukan monitoring dan mencatat progress yang terlihat, dari hasil monitoring tadi kita dapat melihat dan menilai bagaimana outcome yang diperoleh dari kegiatan yang sudah kita rancang dan jalankan ini. Apakah kegiatan ini dapat diaplikasikan dengan baik atau terlalu sulit untuk dilakukan oleh anak seusia anak kita.
Terakhir lakukan evaluasi agar dapat menarik kesimpulan dari apa yang sudah kita lakukan bersama anak.
Stimulasi Kecerdasan Matematika dan Finansial, Tantangan Hari Ke-3
Usia : 2 tahun 3 bulan
Rencana Stimulasi :
Selama 5 hari ke depan, aku sebagai pendamping anak akan mengenalkan konsep dasar matematika mengenai perbedaan berbagai macam ukuran (panjang-pendek; tinggi-pendek; besar-kecil; luas-sempit, dan lainnya) menggunakan peralatan yang tersedia di rumah (atau luar rumah).
Aksi :
Hari ini, aku menemani ibuku pergi memesan nasi box ke sebuah rumah makan. Kami pergi bertiga, tentunya dengan anakku. Suasana di rumah makan tersebut nampak sepi pengunjung, hanya kami bertiga yang datang untuk memesan makanan pada siang itu. Seperti biasa, anakku langsung minta turun dari gendongan dan berlarian kesana kemari. Setelahnya, ia menemukan kursi panjang tanpa sandaran dan mencoba berjalan bolak-balik seolah kursi tersebut adalah papan titian.
Saat ia akan naik ke kursi panjang tersebut, aku mendengar kalau ia menyebut kursi tersebut sebagai meja. Ia berkata, "Yok, naik ke atas meja lagi!". Seketika itu juga aku mendapat ide untuk kembali menjelaskan konsep matematika sederhana yaitu panjang dan pendek.
Kursi dudukan panjang dan kursi dudukan pendek |
Aku menjelaskan padanya kalau benda tersebut adalah kursi yang panjaaang, berbeda dengan jenis kursi lain yang ada di rumah makan itu, ada kursi yang dudukannya pendek dan ada kursi yang dudukannya panjaaang. Ternyata, ia dapat menangkap hal tersebut dan mengubah kata-kata meja menjadi, "Yok, naik kursi panjang!". Wah senang sekali mendengarnya. Ia juga dapat menunjuk mana kursi yang dudukannya panjang dan mana kursi yang dudukannya pendek saat aku bertanya padanya.
Refleksi :
Kapanpun dan dimanapun, mempelajari konsep dasar serta logika matematika sederhana dapat dilakukan untuk anak usia dini. Hal sesederhana kursi pun dapat menjadi bahan pembelajaran untuk anak-anak. Ia pun dengan antusias mendengarkan penjelasanku serta sudah dapat membedakan mana kursi yang memiliki dudukan panjang dan mana kursi yang dudukannya pendek. Alhamdulillah.
Bintangku Hari Ini :
Hari ini karena aku dengan mudah mendapatkan ide untuk mengenalkan konsep dasar dan logika matematika pada anakku lalu anakku dengan antusias menerima apa yang aku sampaikan, jadi aku memberikan bintang 5 untuk hari ini.
#harike3
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍