Di akhir bulan Oktober ini, aku bersama teman-teman petualang di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional batch 6, kembali melanjutkan perjalanan sampai ke zona 3.
Di zona yang ke-3 ini, kami mendapat tantangan baru mengenai Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Sedikit berbeda dengan tantangan pertama dan kedua, di tantangan kali ini kami diminta untuk membuat family project.
Family project ini tentu saja berkaitan dengan tema di zona ke-3 yaitu cerdas emosional dan spiritual. Tim dari project yang akan dijalankan selama 15 hari ke depan adalah anggota keluarga tentunya. Dalam hal ini aku mengajak suami dan anakku untuk berpartisipasi, dimana aku dan suamiku akan fokus untuk melatih kecerdasan emosional dan spiritual dari anak kami.
Sebelum masuk ke project yang pertama di hari pertama menulis jurnal tantangan, aku akan membagikan sedikit materi yang telah disampaikan sebelumnya.
Adapun tujuan pembelajaran yang akan kami peroleh setelah melewati zona ke-3 ini yaitu memahami pentingnya mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual anak-anak.
Selain itu juga agar orang tua dapat beraktifitas dengan anak-anak untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual mereka. Aktifitas yang dilakukan tentunya disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak-anak.
Pada dasarnya semua anak adalah anak yang cerdas. Kesuksesan dan keberhasilan seseorang juga tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan intelektualnya saja, tapi ada faktor kecerdasan emosional dan spiritual yang juga memegang peranan penting.
Jika kecerdasan intelektual membuat seseorang menjadi pandai, maka kecerdasan emosional membuat seseorang dapat mengendalikan dirinya dan kecerdasan spiritual membuat seseorang dapat memberi arti dan memahami makna dari hidupnya.
Sekarang, aku akan langsung masuk ke jurnal family project untuk menyelesaikan tantangan di hari pertama.
Cerdas Emosi dan Spiritual - Tantangan Hari Ke-1
Judul Project
Dipta Mengenal Emosi
Rencana
Mengajarkan pada anak untuk mengenalkan dan mengungkapkan emosi yang ia rasakan. Emosi ini dapat berupa tangisan, senyuman, amarah, kekecewaan atau ekspresi bahagia.
Mengenalkan berbagai luapan emosi dari gambar, buku maupun video yang sedang ia lihat.
Aktual/Kendala
Hari ini, aku dan anakku membaca buku yang berjudul Sorry dimana dalam buku tersebut diceritakan seorang kakak kelinci yang kecewa dan sedih karena wortelnya dimakan oleh adik kelinci.
![]() |
Mencontoh emosi kecewa dan sedih dari buku |
Aku pun menjelaskan padanya tentang kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan seseorang jika orang lain mengambil barang kita tanpa bilang-bilang. Aku kemudian memintanya untuk menunjukkan ekspresi sedih dan kecewa, ternyata ia bisa menirukannya dengan baik.
Refleksi
Cara penjelasan yang aku berikan sepertinya cukup efektif karena anakku dapat menangkap pesan yang ingin aku sampaikan dan ia dapat menunjukkan bagaimana ekspresi ketika sedang sedih dan kecewa.
% Antusiasme dan Pemenuhan Rencana
98% 🤩🤩🤩🤩
Imawati Annisa Wardhani
Regional Sukabumi
0 Komentar