Food Review : Pempekscooter Dari Warungscoot Serta Perjalanan Bisnis Pemiliknya


Dalam tulisan kali ini, aku akan membagikan review makanan beku alias frozen food yang aku beli dari sahabat masa kecilku yang saat ini tinggal di Bogor. Aku membeli pempek frozen produksi Warungscoot. Sebelumnya, aku sudah pernah membeli pempek dari Warungscoot dan ini merupakan pembelian ke-3 kalau tidak salah. Hehe.

Sebagai ibu yang masih menyusui, makan tiga kali sehari itu rasanya kurang. Aku kerap merasa lapar meskipun sudah makan besar terutama di sore hari. Rasanya kalau tidak ada bahan makanan yang available di kulkas  maka hidup tidak tenang. Beli terus pun boros. Sebagai solusinya, aku biasa nyetok makanan siap saji alias frozen food di freezer kulkas untuk camilan. Saat lapar, tinggal panaskan dan langsung makan.


Pempek adalah salah satu makanan kesukaanku sejak lama. Rasanya makan pempek itu nikmat sekali apalagi kalau masih hangat dan cukonya pedas. Pempek sendiri adalah makanan khas kota Palembang, Sumatera Selatan. Bahan utama dari pempek adalah ikan yang digiling hingga halus dan ditambah dengan tepung kanji serta beberapa bahan pendukung lain seperti telur, bawang putih halus, garam dan penyedap rasa.

Selama pandemi Covid-19, pergerakanku keluar rumah meskipun hanya untuk sekedar berbelanja terbatas sekali. Khawatir dan was-was menjadi alasan utama, apalagi suamiku tidak pernah wfh jadi harus pandai-pandai menjaga diri. Untuk itu, aku sering sekali mengandakan online shop untuk membeli keperluan yang bisa dibeli tanpa harus keluar rumah.

Warungscoot adalah kedai makanan yang dikelola oleh ownernya sendiri yaitu Ryan Pranatha Ardila Putra dan Anisa Rahmi. Awalnya, Ryan lah yang merintis usaha Warungscoot ini dengan menjual pempek. Setelah menikah, Anis membantu usaha suaminya yang saat ini sudah menjual berbagai macam jenis panganan disamping pempek.



Cerita Awal Memulai Bisnis

Berangkat dari kesukaan makan pempek dan ingin makan pempek dengan cita rasa enak serta sesuai dengan seleranya, Ryan memunculkan ide untuk menjual pempek bikinan tantenya yang dirasa sangat enak. Menurutnya, saat itu ia belum menemukan pempek dengan rasa yang khas dan enak di Bogor. Pada tahun 2016, ia pun memulai usaha berjualan pempek dengan menjajakannya pada teman-teman satu kantor.

Bak gayung bersambut, respon teman-teman Ryan sangat bagus. Pembelinya semakin bertambah dan merambah bukan hanya teman sekantornya tapi juga teman kos dan teman-teman kuliahnya. Ryan kemudian memberanikan diri dengan berjualan pempek secara online dan menerima pesan antar. Sepulang kerja, Ryan mengantarkan pesanan pempeknya menggunakan Vespa yang menjadi kendaraan utamanya.


Suatu hari saat sedang mengantar pesanan pempek dengan vespa miliknya, Ryan mendengar pelanggan bertaka, "Lucu ya, delivernya pakai Scooter,". Dari situ tercetuslah nama Pempekscooter sebagai nama awal bisnis yang dijalankan Ryan. Pempek adalah dagangannya dan ia seorang pecinta Vespa. 

Dari hasil ketekunan Ryan berdagang, usahanya semakin berkembang hingga ia kewalahan menjalankan bisnisnya seorang diri. Di tahun 2017, Ryan sudah mampu menyewa sebuah tempat di pinggir jalan dan membayar karyawan untuk menjalankan usahanya tersebut. Ia merasa butuh tenaga tambahan karena waktunya yang tidak cukup untuk bekerja sembari mengantar pesanan pempek yang sudah semakin banyak.

Untuk memfokuskan diri mengembangkan bisnisnya ini, Ryan mengambil langkah penting dalam hidupnya dengan berhenti bekerja dan memilih menjadi pebisnis.

Perkembangan Bisnis Warungscoot

Satu tahun kemudian, usaha Pempekscooter pun semakin berkembang. Ryan membuka kedai makan yang bisa dijadikan tempat nongkrong untuk mahasiswa di sekitar kampus IPB. Ia pun memberi nama kedainya dengan Warungscoot, dan selain tetap berjualan pempek ia menambahkan berbagai jenis makanan sebagai menunya roti bakar, mie, serta minuman seperti kopi dan lainnya.

Selain menjual makanan, saat ini Warungscoot juga menjual berbagai pernak-pernik atau merchandise yang berhubungan dengan Vespa. Tak heran jika banyak pelanggan Ryan merupakan anggota dari komunitas Vespa yang ada di Bogor. Mahasiswa dan orang-orang yang tinggal di sekitar Warungcoot juga menjadi pelanggan utamanya.

Saat ini, Warungscoot yang berada di ruko pinggir jalan sudah berpindah tempat karena pandemi Covid-19. Teman-teman yang tinggal di daerah Bogor bisa mengunjungi Warungscoot yang beralamat di Perumahan Griya Dramaga Asri Blok B2 No 18, Cibanteng, Ciampea, Bogor. Namun, untuk sekarang kalian masih belum bisa nongkrong disana mengingat wabah Covid-19 yang masih merebak.


Untuk frozen food, Riyan menambah produk untuk dipasarkan selain pempekscooter frozen. Saat ini, tersedia ayam geprek serta ayam panggang yang dibekukan serta frozen doughnut sebagai camilannya. Pelanggan frozen food ini tentunya karyawan perkantoran serta ibu rumah tangga seperti diriku ini. Haha.


Perkembangan usaha dari produk frozen Warungscoot dapat dilihat dari sudah adanya beberapa reseller pempek di daerah Jakarta dan Bogor.

Review Pempekscooter dari Warungscoot


Ada perbedaan yang cukup signifikan sejak terakhir kali aku memesan pempek di Warungscoot. Kali ini, packaging yang digunakan sudah sangat lebih baik yaitu dengan box styrofoam. Selain itu, Ryan menambahkan ice pack di dalam box untuk menjaga agar pempek yang diantar kurir tetap beku dan dingin.

Saat melihat Anis, istri Ryan yang merupakan sahabatku sejak SMP mem-posting dagangannya di sosial media, aku langsung tertarik untuk kembali membeli pempeknya. Rasa pempeknya yang cocok di lidahku serta kuah cukonya yang enak masih terbayang-bayang sejak terakhir aku membelinya.

Kemarin aku membeli paket berisi 15 buah pempek seharga Rp. 50.000,-. Pempek yang aku beli terdiri dari pempek adaan (3 buah), pempek kulit 4 buah), pempek lenjer (3 buah) dan pempek kapal selam kecil (5 buah).

Anis mengirimkan pempek frozennya menggunakan  jasa kurir JNE dengan total ongkir ke Sukabumi Rp. 16.000,- sudah termasuk biaya packing. Dalam waktu kurang dari 1 malam, pempek dari Warungscoot sudah tiba di rumahku dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.

Ada lagi nih, perbedaan saat aku membeli pempek sebelum pembelian kemarin. Dulu, pempek dari Warungscoot dibalut dengan tepung sagu namun sekarang tidak lagi. Sehingga kita tinggal menggoreng saja pempeknya tanpa harus mencuci tepungnya lebih dulu.

Anis mengungkapkan kalau secara estetika lebih baik penampilannya tanpa tepung sagu. Benar juga sih, dan lebih mudah aja proses memasaknya.

Kemasan vakum pempekscooter dari Warungscoot
Seperti yang teman-teman lihat pada gambar, di plastik kemasan pempek sudah tercantum bagaimana cara penyajian pempeknya. Mudah sekali untuk mengikuti instruksinya, pembeli juga tidak akan kebingungan dengan produk yang ia terima.

Menjelang suamiku pulang kerja, aku langsung mengeksekusi pempekscooter untuk disantap sebagai camilan suami (dan aku, juga anakku) di sore hari.

Tinggal goreng setelah dikeluarkan dari freezer
Setelah suamiku pulang, ia pun senang dengan hidangan yang telah aku sajikan dan kami bersama-sama menyantap pempekscooter menjelang magrib. "Ini pempek dari temen kamu? Enak, yang!" Wih! Langsung dapat komentar positif nih.

Rasa pempeknya menurutku lebih enak dari terakhir kali aku membeli pempek di Warungscoot. Cukonya kental dan memiliki tingkat kepedasan sedang, jadi jangan takut mules. Aman kok! Hehe.

Enak disantap selagi hangat
Pempek kapal selam, adaan serta lenjernya lembut di dalam sehingga anakku pun bisa ikut memakannya. Pempek kulitnya aku goreng hingga renyah. Enak deh, guys!

Untuk racikan pempeknya sendiri teman-teman tidak usah ragu lagi. Ryan dan Anis adalah lulusan Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, jadi pasti menomorsatukan faktor kesehatan dan keamanan dalam pembuatan pempeknya.

Oiya, pempek ini tahan hingga 1 bulan jika penyimpanan diletakkan di freezer. Tapi, dijamin tidak sampai selama itu pempeknya pasti sudah ludes duluan.

Bagi kalian yang ingin kepo lebih lanjut tentang pempekscooter-nya Warungscoot ataupun menu lainnya, teman-teman bisa kunjungi Instagramnya di @pempekscooter maupun @warungscoot atau bisa pesan langsung ke nomor Whatsapp 08978535273.

Kiat Berbisnis dari Owner Warungscoot

Tidak dipungkiri, masa pandemi seperti saat ini banyak menimbulkan kerugian pada berbagai sektor termasuk usaha kuliner seperti yang dijalankan Ryan dan Anis.

Sejak mewabahnya Covid-19, kedai Warungscoot tutup total. Namun, Ryan dan Anis tetap berikhtiar dengan mengembangkan produk frozennya sehingga tetap bisa membuka usaha meski hanya menerima pesanan online.

Mereka pun berencana untuk menggaet lebih banyak reseller dari berbagai kota untuk terus mengembangkan usaha Warungscoot. Juga masih terus berusaha berinovasi dengan menjual jenis makanan lainnya yang terlihat bisa menjadi favorit pelanggan.

Konsisten adalah kunci utama dalam berbisnis, kata Anis dan Ryan. Meskipun situasi dan kondisi sedang tidak kondusif, pasangan suami istri dari seorang anak ini terus berusaha agar usahanya tidak ikut gulung tikar. Mereka tidak berputus asa dan terus berkreatifitas dengan membuat berbagai frozen food agar bisa tetap berjualan.

Disamping itu, menjaga hubungan baik dengan para pelanggan juga menjadi rahasia sukses bisnis Warungscoot. Mereka menerima segala masukan serta tidak tersinggung ketika ada pelanggan yang memberi kritik.

Jangan lupa untuk meniatkan usaha berdagang hanya karena Allah SWT. semata. Niatkan semua yang dikerjakan sebagai ibadah, insha Allah akan selalu diberikan kemudahan oleh Yang Maha Pemberi Rezeki.

Waahh.. Sukses selalu ya untuk Warungscoot! Semoga usahanya terus berkembang.

Sekian dulu review pempekscooter beserta perjalanan bisnis dari Warungscoot.

Sukabumi, 14 Juli 2020

Posting Komentar

14 Komentar

  1. nama warungnya unik banget, penasaran pengen coba pempeknya juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal d bogor kah? Boleh d icip2, enak rasanya. Saya nggak endorse loh, honest review. Haha

      Hapus
  2. Duuh aku kok jadi ngiler nih Mbak Ima ngeliat pempeknya. Mereka ini membuat sendiri ya pempeknya?

    BalasHapus
  3. Wah, keren deh owner pempeknya terus berusaha meningkatkan rasa dan kualitas produknya. Semoga pempek warungscoot makin laris.

    BalasHapus
  4. Waah, jadi pengen ikut nyoba pe empek nya.

    BalasHapus
  5. Mbak pempek itu kesukaanku juga, wah jadi auto ngiler nih lihat fotonya. Sayang jauh ya. Btw nama kedainya unik ya.

    BalasHapus
  6. Salut bgt
    Berawal dr sesuatu yg sangat disukai: pempek
    Dari yg awalny mengonsumsi kemudian memproduksi
    Makin salut pas mas Ryan (namany kok y sm sprti nama suami sy y Mb cm beda bidang hehe) berhenti kerja untuk total mengurus bisnis
    Woww
    Saluttt
    Btw pas pandemi gini konon Frozen food makin Larissa
    Smoga usaha mas Ryan dan istri makinn maju yaa

    BalasHapus
  7. Kalau bisa kirim ke Sukabumi, berarti ke Cianjur juga bisa ya...
    Tapi saya Cianjur nya di kidul. Mungkin bisa jadi tiga hari pengirimannya. Hem... Rusak gak ya kalau lama di jalan?

    BalasHapus
  8. Senangnya saya mendengar ulasan mba..kalau bukan kita sebagai sahabat, siapa lg yg akan support usaha teman ya mba. Semoga pempek warung scoot laris manis..aamiin

    BalasHapus
  9. Menarik ya konsepnya, ada perkawinan dengan alat transportasi yang trendy. Jadi pengen coba :)

    BalasHapus
  10. Seru juga ya multiproduk begitu, yang bahkan ga nyambung awalnya, jadi jalan keduanya

    BalasHapus
  11. pempek kesukaankuu...wah perumahan griya dramaga bogor mah itu kakakku tinggal di sana. dulu sering bgt main pas tinggal di bogor

    BalasHapus
  12. jadi penasaran sama pempeknya. kalau dikirim ke kalimantan awet nggak ya?

    BalasHapus
  13. Baca ini jadi kangen makan pempek.. terakhir makan pas ramadhan lalu. Btw nama warungnya lucu ya, dan filosofinya dapat juga. Semoga berkah ya jualan temennya mbak.

    BalasHapus