Say Bye to Sakit Punggung Saat Hamil!


Memasuki trimester ketiga masa kehamilan setelah melewati trimester kedua dengan mulus tanpa keluhan, aku mulai merasakan badanku bertambah lelah dan pegal terutama saat bangun tidur dipagi hari. Nggak ngapa-ngapain aja tuh rasanya capek banget. Pada minggu ke-28, aku mulai merasakan sakit pada bagian punggung terutama saat duduk atau berdiri terlalu lama. Rasanya bagian punggung nyeri nggak karuan, pegel seperti masuk angin, bawaannya pengen dipijet terus.

Rasa sakit punggung itu ternyata makin parah saat aku membaringkan badan. Semua posisi tidur mulai dari miring kanan, kiri, terlentang, bahkan setengah duduk pun nggak nyaman. Sempat beberapa hari aku frustasi karena kesulitan tidur. Beruntung aku memiliki suami yang stand by saat aku merasa tidak nyaman, dia dengan sabar selalu memberikan afirmasi positif sambil memijat bagian punggungku yang sakit.

Karena tidak tahan dengan sakit punggung yang cukup menganggu ini, aku pun bertanya sana-sini bagaimana cara mengatasinya. Kebanyakan tanggapan mereka yang pernah hamil adalah “Wajar itu, emang gitu kalo hamil besar,” atau “Iya emang gitu, kok. Nggak bisa diapa-apain nanti kalo udah lahir juga normal lagi,”. God! aku nggak sanggup kalo harus berurusan dengan sakit punggung ini sampai bayiku lahir. Pasti ada solusi untuk mengatasi keluhan ini, pikirku.

Aku yang pulang ke Jogja menjelang lahiran akhirnya memutuskan untuk membeli bantal hamil setelah membaca-baca artikel dan bertanya pada beberapa teman yang mengatakan penggunaan bantal hamil cukup efektif untuk mengatasi kesulitan tidur terutama saat hamil trimester ketiga. Hasilnya memang tidak mengecewakan, guys! Hingga saat ini (kehamilan memasuki 37 minggu), aku tidak pernah lepas dari bantal hamil karena desainnya memang pas untuk menopang tubuh terutama bagian perut, leher, paha, bahu dan panggung sehingga membuat kualitas tidur yang selama ini acak-acakan kembali membaik.

Keluhan sakit punggung saat tidur sudah berhasil teratasi, horraayy! Alhamdulillah. Namun, aku masih merasakan keluhan tersebut saat terlalu lama duduk dan berdiri. Apalagi kalau perjalanan menggunakan kendaraan cukup memakan waktu, Duh! Rasa remek ini punggung beserta tulang-tulangnya. Setelah curhat dengan seorang teman yang sudah berpengalaman hamil, ia menyarankan agar aku mengikuti kelas Prenatal Gentle Yoga. Wah! Aku merasa tertarik karena memang belum pernah yoga sebelumnya, dan lagi iming-iming yang dijanjikan setelah mengikuti yoga badan menjadi lebih rileks dan nyaman.

Aku pun mengikuti yoga khusus ibu hamil saat usia kandungan memasuki 30 minggu. Tempatnya di Hotel Puri Artha, Yogyakarta. Setiap hari Selasa pukul 07.30 WIB dan 10.30 WIB diadakan kelas Prenatal Gentle Yoga, selain hari itu kelas yoga dibuka untuk umum dengan berbagai macam kategori seperti untuk lansia bahkan untuk anak-anak pun ada. Aku mengambil kelas siang jam 10.30 WIB agar lebih santai dan tidak terburu-buru waktu. Kelas yoga berdurasi 1,5 jam dan dipandu oleh Bidan dari tim Bidan Kita (cek IG @bidankita), saat pertama kali yoga saya dimentori oleh Bidan Ita yang banyak sekali memberi informasi seputar kehamilan.

Gerakan demi gerakan yoga khusus ibu hamil ini memiliki fungsi masing-masing, ada gerakan untuk melenturkan otot panggul, gerakan untuk mengoptimalkan posisi janin, gerakan untuk mempercepat bayi agar segera turun panggul dan gerakan-gerakan untuk mengatasi keluhan saat hamil seperti sakit pinggang dan punggung serta kaki bengkak. Namun yang paling ditekankan dalam prenatal gentle yoga adalah latihan pernafasan, “Karena nafas merupakan kunci utama dalam proses persalinan. Kalau kita bisa menguasai nafas, insha Allah proses persalinan akan berjalan lancar…” begitu yang disampaikan oleh Bidan Ita disetiap pertemuan.

Setelah selesai latihan yoga untuk pertama kalinya, yang aku rasakan adalah seluruh otot-otot tubuhku ‘ketarik’ tapi menjadi lebih rileks. Malamnya, tidurku jadi lebih nyaman dan perlahan-lahan sakit punggungku tidak lagi kurasakan! Tentunya aku tetap berlatih yoga saat dirumah, mengulang gerakan-gerakan yang mudah dilakukan. Walau pun hanya 15-30 menit, aku selalu menyempatkan diri untuk melakukan yoga dan relaksasi dirumah. Sejak saat itu, aku tidak lagi sering merasa kelelahan dan pegal-pegal saat bangun tidur dipagi hari.

Berhubung yoga hanya seminggu sekali, aku berinisiatif untuk melakukan senam hamil juga. Secara kan katanya ibu hamil trimester ketiga tidak boleh malas gerak, makanya selain jalan kaki dipagi hari dan ikut kelas yoga, aku mengikuti senam hamil di RS Jogja International Hospital (JIH) tempat dimana aku berencana melahirkan. Dokter kandunganku menyarankan untuk mengikuti senam hamil minimal 3x sebelum proses persalinan, namun karena aku mengikuti Pregnancy Club dan mendapatkan fasilitas senam hamil unlimited, aku mengikuti senam hamil setiap 2x seminggu yaitu hari Rabu dan Jum’at pukul 16.00 – 17.00 WIB.

Berbeda dengan gerakan yoga, gerakan pada kelas senam hamil cenderung lebih ringan dan menekankan pada gerakan stretching atau peregangan otot agar tidak kaku. Gerakan-gerakannya relatif lebih mudah dilakukan sehingga dirumah pun bisa diulang-ulang. Ada juga beberapa gerakan yoga yang juga diajarkan saat senam hamil yaitu gerakan untuk optimalisasi posisi janin seperti balancing pose, cat-cow pose dan child pose. Untuk peserta senam yang usia kandungannya lebih dari 37 minggu, diajarkan juga teknik mengejan yang benar pada saat proses persalinan. Selesai senam, peserta diberikan snack untuk dibawa pulang.

Memang katanya yoga dan senam bisa memperlancar proses persalinan, namun karena aku belum melahirkan yang aku rasakan adalah manfaat untuk tubuhku saat ini. Setelah mengikuti yoga dan senam hamil, aku merasa tubuhku lebih segar dan tidak lagi memiliki keluhan saat perut ini sudah semakin besar.

Sekian cerita tentang sakit punggungku saat hamil dan beberapa tips untuk mengatasinya, guys! Semoga informasi yang aku berikan dapat bermanfaat dan kalian yang hamil terbebas dari keluhan serta sehat, lancar hingga melahirkan nanti.
Yogyakarta, 06 Oktober 2018

Posting Komentar

0 Komentar