Perempuan dan Peran Vitalnya di Tengah Cobaan Dunia


Suatu hari aku mengikuti sebuah kajian bersama komunitas Ibu Profesional regional Sukabumi yang mengangkat tema tentang peran ibu dalam keluarga dan bagaimana menjadi ibu yang bahagia.

Ada suatu part yang ngena banget ketika pembicara membawakan materi. Ia berkisah bahwa perempuan merupakan roda penggerak kehidupan dan sudah sejak jaman kenabian dulu peran perempuan itu sangat vital. Diceritakan pada zaman nabi Musa as. dimana pada masa itu Fir'aun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang baru dilahirkan. Saat itu ibu nabi Musa as. mendapat petunjuk untuk melarung puteranya yang masih bayi ke sungai nil, dengan penuh keikhlasan dan kebesaran hati ia pun menghanyutkan nabi Musa as. sesuai perintah Allah SWT.

Ibu nabi Musa as. meminta tolong pada anak perempuannya yang tidak lain adalah kakak nabi Musa as. untuk mengikuti adiknya. Memastikan bahwa adiknya baik-baik saja sepanjang perjalanannya ketika dihanyutkan. Ia pun menuruti perintah ibunya dan mengikuti nabi Musa as. hinga tiba di kerajaan Fir'aun dan di ambil oleh Siti Asiyah, istri Fir'aun.

Istri Fir'aun kemudian membesarkan dan mendidik Musa sebagaimana anaknya sendiri. Ia berhasil melunakkan hati Fir'aun yang saat itu ketakutan sekaligus benci pada anak laki-laki. Pada akhirnya, nabi Musa as. berhasil menaklukan masa-masa kekejaman Fir'aun setelah beliau dewasa.

Dari cerita di atas, ada 3 peranan vital yang semua dimainkan oleh perempuan. Ibu nabi Musa as., kakak perempuan nabi Musa as., dan Siti Asiyah, permaisuri Fir'aun. Allah begitu memuliakan perempuan dalam agama islam dengan memberikan mereka tidak hanya kelemah-lembutan tapi juga ketangguhan dalam menghadapi kehidupan.

Aku tidak akan membahas lebih lanjut mengenai peranan perempuan dari sisi agama. Aku ingin berbagi mengenai peranan vital yang bisa dimainkan oleh kaum perempuan di tengah krisis yang sedang kita hadapi saat ini (gara-gara Corona).

Sebagai Pendidik dalam Sekolah Kehidupan
Fitrah seorang perempuan tidak hanya hamil, melahirkan dan menyusui saja. Ibu bersama-sama dengan ayah merupakan pendidik pertama dan utama dalam sekolah kehidupan anak.

Sebagian besar anak menghabiskan waktunya bersama ibu ketika ayah berjuang mencari nafkah di luar rumah. Perjalanan hidup anak pun tidak lepas dari peran vital seorang ibu dalam membesarkan dan mendidik dirinya. Mulai dari belajar menyusu, berguling, duduk, berdiri, berjalan, berbicara, semua itu tidak lepas dari peranan kedua orang tuanya termasuk ibu.

Tidak hanya itu saja, ibu (bersama dengan ayah) juga bertanggung jawab membentuk karakter anak-anaknya. Membimbingnya agar tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Semua berawal dari dalam rumah, dari keluarganya.

Setelah anak memasuki jenjang pendidikan formal, peran ibu sebagai pendidik utama anak tidak bisa lepas begitu saja. Ibu tidak boleh menyerahkan urusan pendidikan begitu saja ke sekolah dan guru. Ibu tetap wajib mendampingi putera-puterinya dalam menimba ilmu. Tidak hanya sekedar menuntut anak mendapat nilai bagus tanpa andil dalam mengikuti perkembangannya selama di sekolah.


Source : pinterest.com

Di masa pandemi Covid-19 ini, peran ibu di dalam rumah sebagai madrasah utama anak-anak sangat esensial. Hampir semua sekolah di Indonesia meminta siswa-siswinya untuk belajar di rumah, dengan menggunakan berbagai metode dan tugas yang sudah dipersiapkan oleh sekolahnya. Di sini lah tugas ibu membantu dan membimbing anak agar ia nyaman belajar di rumah.

Kerjasama orang tua dan guru sangat dibutuhkan sebagai jembatan anak-anak agar bisa belajar secara optimal meski tidak datang ke sekolah. Setelah guru menjelaskan materi dengan metode yang sudah disepakati dan memberi tugas, orang tua diharapkan mengawasi dan memastikan bahwa anaknya dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik.

Sudah sewajarnya orang tua lebih paham bagaimana anaknya belajar dari pada guru di sekolah yang memegang begitu banyak anak dalam satu ruang kelas. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.


Sayangnya, masih banyak orang tua terutama ibu-ibu yang mengeluhkan perihal belajar di rumah ini. Merasa bosan karena harus menemani dan mengajari anaknya belajar. Bingung harus berbuat apa pada anak-anaknya agar mau belajar dan menyelesaikan tugas. Halo ibu, apa yang Anda pikirkan ketika buah hatimu lahir ke dunia? Apakah pekerjaan sebagai ibu itu semudah menitipkan anak ke sekolah dan anak menjadi pintar dengan sendirinya? Hoho. Semoga yang membaca tulisan ini bukan termasuk golongan ibu-ibu semacam ini ya.

Pahamilah bahwa fitrah seorang ibu itu adalah mendidik putera-puterinya. Pribadi seorang anak akan terbentuk sesuai dengan apa yang dibentuk oleh orang tuanya. Kecerdasan seseorang bukan hanya sekedar kecerdasan intelektual tapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. Ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian lah yang bertanggung jawab membentuk kecerdasan-kecerdasan mendasar pada anak, bukan ibu dan bapak guru yang utamanya.

Sebagai Penyejuk Hati dan Pendukung Setia Suami
Perempuan memiliki fitrah lain yaitu menjadi seorang istri. Sebagai seorang istri, hendaklah seorang perempuan menjadi tempat ternyaman bagi suaminya. Dimana pun suaminya bekerja, ia akan selalu senang kembali ke rumah untuk bertemu dengan istrinya.

Kapan pun suaminya ada masalah, maka sebagai istri hendaklah seorang perempuan menjadi tempat pertama suaminya bercerita dan berkeluh-kesah tanpa rasa takut dan ragu-ragu. Sebisa mungkin istri menenangkan suaminya meski mungkin hatinya sendiri dilanda kekhawatiran. Dukunglah suami dengan semaksimal mungkin, apalagi di tengah mewabahnya virus seperti ini.

Source : pinterest.com

Tidak semua suami bisa bekerja dari rumah, tetap ada yang mau tidak mau harus bekerja keluar rumah. Menghadapi bahaya demi menafkahi keluarganya. Peran istri sebagai pendukung suami sangat sangat penting, tunjukkan bahwa kalian ikhlas dan rela dengan apa yang dikerjakan oleh kepala keluarga kalian meski dalam hati berat melepas kepergian mereka keluar rumah untuk berangkat kerja.

Ada pula sebagian yang harus kehilangan pekerjaannya karena usaha tempat ia bekerja harus tutup. Sebagai seorang istri, para perempuan harus kuat dan tegar bersama-sama menghadapi cobaan ini. Ingat, suami istri harus tetap setia dan kokoh dalam susah mau pun senang.

Banyak perempuan yang kemudian harus ikut turun tangan bekerja membantu suaminya mencari nafkah. Sungguh suatu perbuatan mulia apabila dilakukan dengan rela dan penuh cinta. Bukan hanya menuntut kenikmatan hidup dan mengecap indahnya pernikahan.

Ada kalimat mengatakan bahwa di balik kesuksesan seorang suami ada istri hebat yang selalu mendukungnya. Dari kalimat tersebut terlihat jelas bagaimana pentingnya peran istri di dalam kehidupan berumah tangga.

Sebagai Agen Perubahan di Masyarakat


Source : pinterest.com

Sejak adanya gerakan emansipasi wanita yang diprakarsai oleh R.A.Kartini, kedudukan perempuan dalam masyarakat saat ini sudah di akui dan di sejajarkan dengan kaum pria. Perempuan yang dahulu hanya boleh bekerja di ranah domestik, saat ini sudah bisa dengan bebas bekerja di ranah publik. Bahkan menempati posisi-posisi penting di perusahaan mau pun di pemerintahan.

Perempuan bisa dikatakan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Banyak ide-ide brilian yang dilahirkan dari pemikiran-pemikiran seorang perempuan. Di balik sifat lemah lembut dan kasih sayangnya, perempuan memiliki sisi pekerja keras nan tangguh, cerdas dan pantang menyerah. Ini lah yang kemudian menjadi landasan mengapa para perempuan di anggap bisa membawa perubahan di skala nasional.

Di tengah maraknya Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan ini, banyak gerakan-gerakan berbasis sosial dan kemanusiaan yang dibentuk oleh aktivis-aktivis perempuan. Mereka membentuk kelompok seperti contoh gerakan Ibu Bantu Ibu, dan lain sebagainya sebagai wujud kepedulian mereka terhadap efek yang ditimbulkan oleh wabah ini.

Ada pula yang mulai membuka peluang usaha menjual masker atau hand sanitizer yang saat ini sedang menjadi salah satu barang penting yang harus dimiliki setiap individu. Sebagian hasil penjualannya kemudian disisihkan untuk membantu mereka yang membutuhkan, menjadikan ini sebagai ladang bisnis sekaligus amal. Luar biasa.

Itu lah tiga peranan vital para perempuan di masa-masa krisis global yang saat ini sedang kita hadapi. Daripada membuang waktu untuk panik dan ketar-ketir menghadapi cobaan ini, sebaiknya kita berdo'a dan berusaha sebaik mungkin untuk mencegah sekaligus melindungi sekitar dari virus ganas ini.

Jujur, tulisan ini membuatku melihat lebih dalam lagi tentang peranan vital yang seharusnya aku jalani. Apakah aku sudah cukup memberi manfaat untuk anak, suami dan masyarakat? Apakah aku sudah belajar bagaimana seharusnya menghadapi situasi semacam ini?

Bagaimana dengan kalian? Apa peranan vital yang sudah kalian mainkan di masa krisis ini?

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti #TantanganBlogging bulan April 2020 yang diadakan oleh komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis.

Yogyakarta, 10 April 2020

Posting Komentar

35 Komentar

  1. Saya yang kadang menggerutu karena saking banyaknya pekerjaan domestik yang harus saya tangani ditambah si kakak yang harus mengumpulkan tugas setiap harinya😣. Apapun itu benar sekali mbak, kalau sudah menikah dan siap mempunyai anak, resiko apapun harus diambil. Apapun itu♥️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ya sama mba, manusiawi lah kadang kita lelah, jenuh, pengen ngeluh. Tapi harus cepet2 sadar lagi, semua pekerjaan pasti ada resiko dan plus minus'y termasuk jd ibu. Hehe.

      Hapus
  2. Peran vital wanita memang tidak main-main. Akan tetapi, peran utama sebagai ibu sekaligus madrasah pertama anak-anaknya, harus didukung penuh oleh suami atau orang terdekat. Perempuan itu harus kuat dan dikuatkan ☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa buat jd strong woman butuh backingan juga, gak bisa kalau dituntut harus selalu kuat tp gak di support.

      Hapus
  3. perempuan memang memiliki banyak peluang supaya mengambil peran terbaik ya mba.. Setelah taat kepada suami, kita bebas memilih pintu surga mana saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kunci'y selama suami mengajarkan yg benar dan kita taat ya mba, bisa masuk surga dr pintu mana pun. Bismillah..

      Hapus
  4. Jujur suka tulisanmu mbak...semacam mewakili perasaanku...cita-citaku yang kepengin jadi irt to sebenernya pas banget..tapi bukan cuma sekadar irt biasa..irt yang pandai mendidik anak-anaknya dari rumah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi terima kasih mba. Iyaa, mari kita sama2 belajar jadi ibu yg baik ya mbaa 🤗

      Hapus
  5. Setuju, perempuan sebagai agen perubahan di masyarakat. Tentunya bagi perempuan bersuami, harus izin dan ridho suami juga. Kita pun harus mengukur kemampuan, antara keluarga dan masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul itu, kalau udh nikah gak bisa kayak masih singlelillah dulu. Skrg apa2 harus ijin suami, sebelum ngeblog pun minta restu dulu. Haha..

      Hapus
  6. Makasih reminder Mbak ima, jadi makhluk apa lagi perempuan harus bs bermanfaat buat diri sendiri smp ke masyarakat luas yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mba sama2, kadang masih ada aja yg mikir kalo perempuan harus diem d rumah, udah kodrat'y ngurus rumah suami anak. Pdhal kita bisa jd manusia yg bermanfaat juga buat sesama, meski ttep jd irt..

      Hapus
  7. Kebetulan saya belum bisa full work from home, jadi kadang-kadang masih harus keluar rumah (ke kantor). Tapi tentu saja saya tidak melupakan peran vital perempuan seperti yang mba tuliskan di artikel ini. Insyaallah ikhlas menjalani semuanya ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heu. Iya, semoga semangat terus ya Mba. Sehat selalu juga ibu 😊

      Hapus
  8. Masya Allah mbak, dalem banget tulisannya. Memang benar, peran wanita itu besar, walau mungkin kadang tidak disadari. Khususnya dalam lingkup paling dekat dengan dirinya sendiri, anak dan suami. Pahalanya pun besar. Thanks mba sharing nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe terima kasih Mba, kadang mikir berat2 peran penting apa yang bisa kita ambil padahal di rumah peranan kita sbg perempuan sudah sgt penting.

      Hapus
  9. Peran perempuan ga sesederhana itu ya, tetap semangat apa pun yang terjadi 😊

    Dan semoga corona segera usai...

    BalasHapus
  10. Betul sekali, ini curahan para guru yang mendapat keluhan orangtua perihal orangtua yang kerepotan saat harus menemani anak belajar dirumah. "tiada anak yang bodoh, yang ada adalah orangtua yang buru-buru menuntut anaknya menjadi pintar dengan sendirinya".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, sbg ortu sabar2 aja deh nemenin anak'y belajar. Nama'y juga orang tua'y kan harus'y lebih paham anak sendiri drpda guru'y 😅

      Hapus
  11. Jadi perempuan mesti strong! Serba bisa, multitasking. Tapi sebenarnya bila itu di dalam rumah tangga, suami juga diharapkan juga membantu. Terkait dengan kewarasan mental istri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kalo ini saya setuju mba. Cuma kadang laki2 gak peka sama kode, harus dimintain tolong langsung baru gercep. Heheh.

      Hapus
  12. artikel ini mengingatkan diriku...tengkyu. Memang sedemikian besar peran perempuan ditengah pandemi ini. Maka sebagai perempuan yuk saling mendukung kita!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, justru biasa'y dukungan dari sesama perempuan itu bisa saling menguatkan dan bikin perempuan ttep semangat menjalani hari2'y ya.. Nggak berasa sendirian gitu..

      Hapus
  13. Pandemi ini jadi bisa memberi banyak hikmah ya Mba. Salah satunya ketika anak-anak belajar di rumah, orangtua utamanya IBU jadi seolah diingatkan bahwa pendidikan anak itu tidak bisa hanya dilimpahkan pada guru di sekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, kalau biasanya nanyain gimana d sekolah ada pr apa nggak skrg jd harus turun tangan. Hehe.

      Hapus
  14. yup peran perempuan ditengah pandemi memegang peran penting ya mba.

    BalasHapus
  15. sambung lg komennya wkwk tdi salah pencet. Perempuan baik mrk sdh irt maupun blm tetap punya peran tp mungkin lingkupnya beda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya setuju, yg masi single atau yg sudah menikah, perempuan2 punya peran masing2 d lingkungan'y

      Hapus
  16. Setuju banget, seorang perempuan memiliki peran vital dalam kehidupan. Ia sebagai madrasah bagi anak-anaknya, bersyukur banget sekali bisa meluangkan banyak untuk mendidik anak-anak secara langsung:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau bisa menikmati masa2 wfh ini dgn anak2 ya mba

      Hapus
  17. Setuju, suami dan istri memang seharusnya saling melengkapi dan saling mendukung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups! Karena memang harus bisa hidup bersama dalam segala situasi dan saling support ya mba

      Hapus
  18. Setuju mbak, saat pandemi spt ini menjadi masa masa kritis bagi banyak orang, dan perempuan memainkan peran vital

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, semoga kita termasuk yang bisa menjalankan peran tsb dgn baik ya

      Hapus