Ketika Citra Dibangun Melalui Tulisan



Mulai awal tahun 2020 ini, aku meniatkan diriku untuk giat menulis. Aku mencari-cari dan mengikuti komunitas menulis seperti Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) agar termotivasi dengan melihat semangat teman-teman penulis lainnya. Harapannya aku bisa mengisi blog dengan konten-konten yang bermanfaat.
Menulis bisa menjadi hal yang mudah dilakukan, bisa juga menjadi sesuatu yang rumit. Mudah ketika mood dan suasana sedang cocok untuk melakukan pekerjaan ini, rumit ketika pikiran dipenuhi kata-kata yang ingin segera dituangkan namun suasana dan mood tidak mendukung sehingga kertas kosong tetaplah menjadi kertas kosong.

Aku menulis berdasarkan intuisi, mengalirkan apa yang sedang ku rasakan melalui kata-kata kemudian menjadi kalimat lalu paragraf yang berakhir menjadi sebuah catatan panjang. Setelah membaca ulang tulisan sendiri, ternyata kadang aku menulis hal-hal bijak yang sepertinya tidak bisa diungkapkan secara lisan. Bagi yang kenal aku, paling susah jika diajak serius apalagi menulis kalimat motivasi. Haha.

Nyatanya aku menulis apa adanya, jika sedang bersedih akan tergambar dari tulisanku. Saat sedang senang kata-kata ku pun begitu ceria. Apakah kalimat-kalimat bijak yang kadang ku tulis adalah pencitraan? Rasanya aku tidak pernah mencoba membangun citra untuk siapa pun. Aku menulis untuk diriku sendiri, mengeksiskan diri di dunia maya demi menyehatkan mental di kehidupan sebenarnya.

Aku pikir kalimat-kalimat penyemangat yang telah ku tulis merupakan suatu bentuk do'a untuk kehidupanku secara pribadi dan untuk yang membaca secara umum. Selalu teringat bahwa kata-kata adalah do'a, jadi sebaiknya aku tulis lah sesuatu yang baik agar menjadi do'a untuk kita semua. Bukan untuk membangun citra diri yang baik di depan pembaca.

Tapi, tidak ada yang salah jika seseorang menulis untuk membranding dirinya dengan tulisan yang penuh pencitraan. Seorang penulis juga bisa mengubah karakter dirinya dalam sebuah tulisan atau bahkan menciptakan karakter-karakter baru yang sama sekali tidak seperti dirinya. Dalam dunia tulisan, mereka bebas menjadi siapa saja sesuai dengan keinginan dan imajinasinya.

Apa pun tujuan kita menulis, semoga selalu mengarah pada kebaikan. Menyebarkan informasi yang bermanfaat dan tidak menyesatkan (say no to hoax!!!). Selalu memberikan tulisan yang berisi ilmu dan bertujuan untuk membantu sesama, benar tidak? Bagaimana denganmu? Apakah dirimu menulis sebagai diri sendiri atau membentuk citra sebagai karakter lain yang ingin kalian tampilkan di dunia maya?

Sukabumi, 23 Februari 2020


Posting Komentar

0 Komentar