My Wedding Preparation Story (Part 2)


Menyambung postingan sebelum ini, setelah kembali ke Jogja aku yang baru menyandang status sebagai pengangguran tidak serta merta menganggur leyeh-leyeh tidur-tiduran santai dirumah. Hari pernikahan yang semakin dekat dan persiapan yang masih belum mencapai 50% membuat hati ini deg-deg serr memikirkannya. Aku pun fokus mempersiapkan segala sesuatunya dan setiap hari mulai mencicil apa yang bisa dikerjakan dengan harapan aku tidak akan stress dan menjadi bridezilla seperti yang sering dibicarakan oleh orang-orang.

Hal selanjutnya yang perlu dipersiapkan dan di follow-up adalah :

1.       Memilih Vendor Acara Pernikahan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, UC UGM menawarkan beberapa pilihan vendor yang bekerja sama dengan mereka sehingga aku tinggal memilih vendor mana yang cocok dengan tema pernikahanku yang mengusung Adat Jawa Modern. Vendor-vendor yang ku pilih untuk acara pernikahan kemarin adalah :

Janur Hijau (Wedding Organizer)
UC UGM menyediakan WO tunggal yaitu Janur Hijau untuk menghandle acara akad nikah dan resepsi pada pernikahanku yang lalu. Menggunakan jasa Janur Hijau untuk mengurus setiap detail acara pernikahan kemarin sangatlah membuat aku dan keluargaku merasa terbantu. Mereka yang sudah berpengalaman menangani acara pernikahan banyak memberi saran dan masukkan disamping hanya bertanya mengenai apa yang kami inginkan, selain itu tak jarang pula mereka mengingatkan kembali apa-apa yang masih belum lengkap dan melaporkan apa saja yang telah mereka follow up.

Menurutku, untuk pasangan yang sibuk dengan hal-hal lain sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus pernikahannya (misal pasangan yang keduanya bekerja, keluarganya pun sibuk bekerja) ada baiknya untuk meminta bantuan wedding organizer dalam mempersiapkan acara pernikahan mereka.

UC UGM Catering (Catering)
Jasa penyedia makanan atau catering yang ku gunakan dalam acara pernikahan kemarin dari UC UGM sendiri, ada banyak menu yang menjadi pilihan baik untuk prasmanan mau pun menu gubug. Pada hari yang telah ditentukan, dilakukan satu kali food testing untuk menu-menu yang aku dan keluargaku pilih. Dari pertemuan tersebut kita bisa mengkoreksi rasa dan memberi masukkan terhadap makanan dan minuman yang telah kita cicipi tadi, kita juga bisa mengganti menu untuk acara nanti apabila kurang sreg dengan masakan yang disajikan.

Kebun Asri Dekorasi (Wedding Decoration)
Di Jogja, keindahan dekorasi venue pernikahan yang di garap oleh Kebun Asri Dekorasi ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Berbagai request tidak biasa yang diajukan oleh ayahku selaku pengusung tema pernikahanku saat itu bisa dikerjakan dengan baik oleh Pak Heru (owner Kebun Asri Dekorasi) dan timnya. Beberapa permintaan ayahku yang jarang ditemui dipesta pernikahan yang lain adalah adanya galeri keris disalah satu patahan jalan menuju pelaminan, adanya galeri batik dipatahan jalan lain menuju pelaminan dan terakhir adalah satu set wayang beserta gamelannya yang diletakkan disebelah pintu keluar saat tamu hendak keluar.

Bunga-bunga serta tanaman yang digunakan oleh Kebun Asri Dekorasi merupakan tanaman asli yang masih fresh sehingga begitu tampak cantik dan asri dilihat. Untuk dekorasi pelaminan, acara pernikahanku memilih tema Jawa Modern sehingga tidak menggunakan dekorasi pelaminan Jawa yang pakem.

Beragam Dekorasi Acara Pernikahanku oleh Kebun Asri Dekorasi

Bukan promosi bukan endorse, silahkan kunjungi instagram @kebunasridekorasi untuk melihat dan mencari tau lebih jauh mengenai vendor dekorasi ini.

DIOR SALON (Rias Pengantin)
Awalnya, aku yang berhijab ingin menggunakan riasan dan pakaian nasional namun kedua orang tua beserta keluarga kekeuh ingin agar aku menikah dengan adat Jawa menggunakan paes dengan baju tradisionalnya. Sempat setuju tidak setuju dengan usulan ini, aku yang mulanya ragu kemudian berubah pikiran setelah melihat hasil riasan dari instagram @diormuajogja dan @dior_rias_pengantin_jogja. Hasil riasan dari Bu Dior begitu halus dan rapih, begitu pula untuk pengantin berhijab yang menggunakan paes, leher serta telinga tertutup rapat sehingga tidak terkesan maksa. Untuk pengantin yang ingin mengusung riasan adat Jawa terutama Jogja dan Solo, Bu Dior masih menjadi salah satu pilihan utama di Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Beruntungnya, DIOR SALON yang bekerja sama dengan UC UGM available ditanggal pernikahanku sehingga aku memutuskan untuk memilih Bu Dior sebagai perias pengantinku.

Riasan Pengantin Pria dan Wanita Adat Jawa-Solo (Berhijab) oleh Bu Dior


Agatha Photo and Video (Documentation)
Untuk dokumentasi, aku memilih Agatha Photo and Video (sebenarnya karena ini adalah vendor tunggal yang ditawarkan oleh UC UGM). Hasil foto dan videonya tidak mengecewakan, Mba Indri dan tim juga sangat friendly dan kooperatif dalam memberikan pelayanan. Kalau mau lihat-lihat hasil fotonya lebih banyak, cek di instagram @agathaphotostudio.

UC UGM Band (Entertainment)
Ini juga merupakan vendor tunggal yang ditawarkan oleh UC UGM, disini aku hanya diberikan pilihan untuk memilih format yang akan ditampilkan apakah full-band, semi acoustic atau full acoustic. Aku memilih format semi acoustic dengan lagu-lagu yang ku pilih sendiri.

Penari Jawa, Sunda dan Banjarmasin (Entertainment)
Sejujurnya aku kurang paham dari mana asal muasal penari-penari yang dihire untuk acara pernikahanku kemarin. Berhubung ayahku ingin ada hiburan berupa tari Jawa (asal keluarga ayahku), tari Sunda (asal keluarga suamiku) dan tari Banjar (asal keluarga ibuku), aku menghubungi pihak WO (Wedding Organizer) untuk mencarikan penari-penari ini jadi aku tidak lagi repot mencari-cari penari yang akan tampil dalam acara resepsi pernikahanku kemarin.

Penari-penari yang Mengisi Acara Resepsi Pernikahanku

Danu Kusuma Wardhana as a Solo Violinist (Entertainment)
Jauh sebelum acara pernikahan ini direncanakan, aku pernah berkata pada sahabatku yang terkenal dengan permainan biolanya yaitu Danu Kusuma Wardhana untuk tampil di resepsi pernikahanku kelak. Pemain biola yang aku kenal sejak bergabung di GMCO (Gadjah Mada Chamber Orchestra) ini juga bergabung bersama band bernama VORD dan TASHOORA. Saat ini Danu sudah sering manggung dimana-mana. Permainan biolanya yang aduhai sering membuat para wanita terpukau saat melihat aksi panggungnya. Wanna know more about Danu? Go check his instagram @mrdanukw.

Pemain Gamelan dan Dalang (Entertainment)
Dibagian dekorasi tadi, aku menjelaskan bahwa satu set wayang beserta gamelannya menjadi salah satu bagian dari dekorasi pernikahanku kemarin. Set wayang dan gamelan ini tidak serta merta dibiarkan kosong begitu saja. Ayahku ingin menampilkan pertunjukan wayang minimalis sebagai bagian dari acara hiburan diresepsi pernikahanku. Terbayang betapa ramainya penampilan yang ada dalam acara pernikahanku kemarin.

Ayahku yang sejak dulu memang tertarik dengan seni budaya Jawa memiliki banyak kenalan dalang dan pemain gamelan kembali menghubungi mereka untuk tampil dalam acara pernikahanku kemarin. Sayangnya, aku kurang paham dari mana mereka ini berasal. Hehe…


 Pagelaran Wayang Kulit Kecil-kecilan dalam Acara Resepsi Pernikahanku

Aura Undangan (Percetakan Undangan)
Tak jauh-jauh dari rumah, aku menggunakan jasa Aura Undangan untuk mencetak undangan yang telah aku desain sendiri (bersama dengan Ucha, seorang sahabatku yang jago desain). Dalam waktu yang cukup singkat (kurang lebih 3 minggu), proses pengerjaan dan percetakan undanganku dapat selesai, meski pun sempat ada suatu kendala namun Mas Riki dan tim bisa mengatasinya dan menyerahkan hasil cetak undangan tepat pada deadline yang disepakati.

Undangan Pernikahan Versi Online

2.       Mengurus Pendaftaran Pernikahan ke KUA

Setelah tanggal pernikahan, mahar dan tempat pernikahan sudah ditetapkan, ada baiknya para calon pengantin segera mendaftarkan rencana pernikahan mereka ke KUA. Apalah arti pesta pernikahan tanpa penghulu yang menikahkan kalian, guys?

Alasan mengapa calon pengantin harus segera mendaftarkan pernikahannya adalah karena mengurus surat-suratnya cukup panjang dan memakan waktu, berkas-berkas yang harus disiapkan antara lain :

Untuk Calon Mempelai Wanita
-          Fotocopy KTP
-          Akte Kelahiran dan KK
-          Fotocopy kartu imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Biasanya dari KUA akan mendapat surat pengantar untuk imunisasi TT di Puskesmas terdekat rumah, jadi kita tinggal datang ke puskesmas dan menyerahkan surat pengantar tersebut. Petugas puskesmas akan langsung paham dan melayani kita untuk diimunisasi.

-          Pas foto 2x3 latar belakang biru sebanyak 5 lembar (foto calon mempelai pria juga)
-          Surat keterangan sehat dari dokter

Untuk Calon Mempelai Pria
-          Fotocopy KTP
-          Akte Kelahiran dan KK
-          Pas foto 3x4 sebanyak 4 lembar dan 4x6 sebanyak 1 (karena calon mempelai wanita yaitu aku berada diluar daerah, calon suamiku mengurus ini di Bandung)
-          Surat keterangan sehat dari dokter

Setelah lengkap apa yang selanjutnya dilakukan? Well, tahap ini guys yang agak panjang dan memakan waktu. Jadi, kalian harus mengurus :

Untuk Calon Mempelai Pria
-          Surat pengantar dari RT/RW dan dibawa ke Kelurahan untuk mendapat Form N1, N2 dan N4
-          Datang ke KUA untuk mendapat surat pengantar atau surat rekomendasi (numpang) nikah (karena calon suamiku akan menikah di Jogja)
-          Mengirimkan berkas-berkas yang sudah lengkap tadi ke pihak calon mempelai wanita (dalam hal ini, berkas calon suamiku dari Bandung dikirimkan ke Jogja)

Untuk Calon Mempelai Wanita
-          Surat pengantar dari RT/RW dan dibawa ke Kelurahan untuk mendapat Form N7, N1, N2, N3, N4
-          Datang ke KUA membawa semua form (beserta milik calon pengantin pria) lengkap dengan lampiran yang telah disebutkan diatas.

Ada tambahan nih, guys… Apabila kalian akan melangsungkan akad nikah langsung di KUA maka tidak akan dipungut biaya sepeser pun alias GRATIS! Tapi, jika kalian akan menikah di luar dari KUA maka kalian harus membayar sebesar Rp. 600.000,- dengan cara menyetorkannya ke bank dan menyerahkan bukti setorannya ke KUA.

Berdasarkan pengalaman sharing dengan teman-teman yang sudah menikah, terdapat beberapa syarat yang berbeda antara satu KUA dengan KUA yang lain (tergantung daerah). Jadi, lebih baik jika kalian bertanya lebih dahulu di KUA masing-masing mengenai persyaratan yang berlaku sebelum memulai untuk menyiapkan berkas-berkas.

Jangan lupa untuk menanyakan siapa pihak KUA yang akan bertugas saat akad nikah kalian nanti dan minta nomornya yang bisa dihubungi ya!

3.     Pre-Marital Check-Up
Ini optional aja sih sebenarnya, namun karena aku dan suami sama-sama ‘orang kesehatan’ jadi kami memutuskan untuk melakukan pre-marital check-up di laboratorium yang ada dikota kami masing-masing. Sebelum menikah, aku melakukan tes ini di laboratorium Prodia dengan mengambil paket khusus pre-marital. Calon suamiku kemudian mengirimkan fotocopy hasil pemeriksaan lab-nya ke Jogja dan selanjutnya dijadikan lampiran bersama dengan surat keterangan sehat dari dokter sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftarkan pernikahan.

Berhubung masih ada poin 4 - 9 yang ingin aku jelaskan secara detail dan bila dijadikan satu postingan lagi-lagi akan menjadi sangat panjang, maka  tulisan ini akan berlanjut ke postingan selanjutnya yang berjudul "My Wedding Preparation Story (Part 3, End)".

Posting Komentar

0 Komentar