Saat masih kanak-kanak, kedua orangtuaku memberi pesan agar aku memiliki teman sebanyak-banyaknya dan jangan pilih-pilih dalam berteman. Sebagai seorang ekstrovert, mudah sekali bagiku untuk bergabung dalam suatu kelompok dan berteman dengan setiap anggota kelompok. Namun seiring berjalannya waktu, aku merasa tidak cocok jika harus berteman dengan semua orang dan tidak pilih-pilih teman. Mau bagaimana pun, hati ini tidak bisa bohong ketika merasa kurang sreg dengan seseorang, otomatis akan menjaga jarak dengan orang-orang yang kurang disukai tersebut. Jadi ya, cukup kenal dan tau saja dengan orang itu, enggak jadi temannya juga it's okay.
Sejalan dengan silih bergantinya waktu, teman-teman pun akan berganti sesuai masanya. Teman-teman TK, SD, SMP, SMA, kuliah, bekerja hingga sekarang berumah tangga. Ada perjumpaan maka akan ada perpisahan, senang saat bisa berteman dengan mereka yang senasib sepenanggungan, sehobi dan sejalan, namun sedih hingga nangis bombay saat akan berpisah. Aku mengalami fase dimana sangat merasa akan kehilangan mereka yang sudah seperti saudaraku sendiri saat aku harus berpindah dari satu kota ke kota lain.
Baca : BerPINDAH
Tapi, hal itu adalah bagian dari perjalanan hidup. Tidak sedikit mereka yang dulunya sangat akrab menjalin pertemanan denganku kemudian menghilang di masa-masa selanjutnya. Entah karena jarak, waktu atau pun kesibukan masing-masing.
Seleksi alam akan berjalan untuk memisahkan mana orang-orang yang tetap bertahan dan akan hilang dari lingkaran pertemanan kita. Mereka yang selalu ada kapan pun dan mereka yang datang hanya saat ada perlu saja. Kualitas dari pertemanan ini selanjutnya akan membentuk hubungan yang lebih akrab bernama sahabat. Punya banyak teman belum berarti kita punya sahabat sebanyak jumlah teman yang kita miliki.
Terkadang, mereka yang dulu tidak akrab dengan kita malah menjadi orang yang terdekat di kemudian hari hingga sekarang. Semua ada waktunya, waktu ketika pertemanan berubah menjadi persahabatan, atau malah sebaliknya, yang dekat justru berjarak.
Beruntunglah jika kita bisa memukan orang-orang yang tak lekang oleh waktu, teman-teman dan sahabat yang senantiasa menjaga silaturahminya dengan kita, pun sebaliknya. Mereka yang masih meluangkan waktunya untuk berbincang dengan kita meski hanya lewat telepon atau chat. Mereka yang memprioritaskan kita untuk dapat bertemu di sela-sela sibuknya meski hanya sebentar, melepas rindu setelah jarak dan waktu memisahkan begitu jauh dan lama.
Setiap teman ada masanya, masa dimana kita menghabiskan waktu hampir setiap hari bersama mereka. Menghabiskan berjam-jam hanya untuk ngobrol dan begadang menonton film atau makan bersama. Akan ada saatnya kita menjalani kehidupan masing-masing, berpisah dari zona nyaman tersebut dan menemukan zona nyaman lainnya. Life goes on...
Hanya kualitas dari keakraban kita dengan mereka yang bisa menunjukan siapa teman sebenarnya, siapa yang akan tetap tinggal sebagai sahabat yang rasanya seperti saudara sendiri. Kualitas suatu hubungan yang menentukan, bukan dari berapa lama kita menjalin pertemanan tersebut.
Sukabumi, 10 Maret 2020
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍